Otak sialan

1.3K 35 0
                                    

Malam hari yang sunyi, hanya terdengar suara hujan dan suara petir yang menyambar. Dikamar seorang gadis kecil bernama Serin, gadis itu memeluk tubuh Sylla dengan rapat. Ia takut mendengar suara petir menyambar, jantung nya akan berdebar ketika mendengar suara keras. Tanpa Sylla sadari gadis itu meneteskan air mata diam diam. Tangan mungilnya meremas remas baju yang Sylla kenakan. Ketika Sylla hendak menutup matanya karena merasa mengantuk tiba tiba ia mendengar sesenggukan dari Serin. "Serin kamu kenapa, Sayang? Kenapa kamu menangis?" tanya Sylla, gadis itu menatap Sylla dengan pipi yang sudah dibanjiri air mata.

"Se-selin takut kak. Daddy kapan pulang? Selin takut petil." Sylla membawa gadis itu dalam pelukannya, dan mengusap rambut gadis itu dengan lembut.

Sylla merenggangkan pelukan nya, lalu menangkup kedua pipi Serin dan berkata, "Serin jangan takut, ada kak Sylla disini. Kata Daddy Serin, Daddy Serin pulangnya besok. Serin jangan takut, Oke. Kak Sylla akan nyalain lampunya biar Serin tidak takut."

Sylla menyalakan lampu disamping ranjang, hingga kamar tersebut menjadi terang dari pada sebelumnya. "Jangan takut. Kak Sylla gak akan tidur sebelum kamu tidur." Serin menganggukan kepalanya, lalu tangan Sylla mengelus surai rambut gadis itu. Bisa ia lihat bagaimana Serin memeluk Sylla dengan erat, gadis itu benar benar ketakutan akan suara keras.

Seseorang yang takut dengan suara keras, bisa jadi dimasa lalu nya mendapatkan perlakuan buruk dari seseorang. Bersyukurlah kalian yang tidak mudah terkejut dengan suara keras maupun sentuhan tiba tiba hingga membuat jantung orang itu berdebar tidak seperti biasanya. Jangan pernah bermain main dengan orang yang mudah terkejut!

Sylla mengamati bagaimana tubuh Serin terkejut ketika mendengar petir menyambar lagi. "Sungguh gadis yang malang," batinnya. Sylla mencoba menenangkan tubuh Serin dengan mengelus punggungnya. Butuh beberapa menit hujan mulai reda, Sylla merasakan ketika Serin melepaskan pelukan dari tubuhnya berarti gadis itu sudah terlelap dari tidurnya. Barulah ia bisa memejamkan matanya.

Pagi pagi Edo pulang karena kemarin dirinya harus membahas proyek dengan rekan kerjanya. Ia berfikir untuk menemui putrinya terlebih dahulu sebelum melanjutkan tidurnya, tadinya ia merasakan kantuk dimatanya, seketika matanya menjadi jernih ketika dirinya melihat pemandangan yang membuat hatinya tersentuh. Melihat putri nya tidur dipelukan orang yang baru ia kenal beberapa hari yang lalu, Edo tersenyum. Edo berjalan mendekati ranjang putrinya, dan duduk dipinggir ranjang. Dirinya terpana melihat kecantikan Sylla, entah setan apa yang merasuki tubuhnya nya hingga dirinya berfikir untuk menjadikan gadis itu sebagai ibu sambung Serin. 

Mata Edo tak sengaja tertuju pada leher mulus milik Sylla hingga pandangannya otomatis melihat buah dada Sylla yang cukup pas ditangannya, fikir Edo begitu. Karena akibat kancing 1 atas Sylla terlepas, membuat buah dadanya terlihat hingga dirinya meneguk salivanya dengan susah payah. Tersadar akan hal itu, dirinya langsung berdiri dan mengusap wajahnya dengan kasar. Dirinya tidak boleh memiliki perasaan pada gadis itu, karena gadis itu lebih cocok dijadikan adik atau keponakannya. Lebih baik ia harus cepat pergi dari kamar putrinya itu, bisa bisa Sylla terbangun melihat nya.

Selepas Edo pergi, beberapa menit kemudian Sylla terbangun karena sang surya menembus gorden jendela hingga mengenai wajah nya dan Serin. Ia melihat Serin disampingnya masih terlelap dalam tidurnya, ia membiarkan gadis itu tetap tidur. Ia berpikir apa yang harus ia lakukan saat ini? Dirinya benar benar bingung. Jika ia pulang sekarang siapa yang akan menjaga Serin? Tuan Edo saja belum pulang seperti nya, sedangkan Bi Tami ia tidak tau apakah Bi Tami sudah membaik atau belum, pikir Sylla begitu. 

Tiba tiba Sylla menepuk jidat nya, ia merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia lupa hari ini bukan hari minggu bisa bisa nya dirinya membiarkan Serin tidur sepuasnya, ia harus membangun kan Serin untuk pergi ke sekolah.

Dengan pelan pelan Sylla membangunkan Serin. "Serin bangun, Sayang."

"Serin, kamu sekolah loh, nanti kamu terlambat. Ayo bangun ini udah kesiangan," ucap nya sambil menggoyang goyangkan tubuh Serin dengan pelan. Serin mengerjapkan matanya dengan pelan pelan, pandangan yang ia lihat pertama kali adalah Sylla.

"Selin masih ngantuk," ucap Serin. Ketika Serin hendak menutup matanya kembali, tetapi Sylla mencegah nya, dan berkata, "Nanti Daddy kamu lihat kalau kamu masih tidur gimana? Ayo bangun Serin, nanti kamu terlambat sekolah."

Serin mengangkat kedua tangan nya, untuk memberikan kode kepada Sylla agar menggendongnya. Dengan senang hati ia menggendong gadis itu dan langsung mengantarnya ke kamar mandi. Sylla pergi keluar kamar untuk melihat apa Bi Tami sudah didapur atau belum, ternyata belum. "Apa mungkin Bi Tami belum sembuh?" pikir nya. 

Jika Bi Tami belum sembuh itu artinya Serin tidak makan saat pergi ke sekolah. Mau tidak mau dirinya yang harus memasakan untuk Serin. Karena makan pagi itu penting!

Butuh waktu beberapa menit ia memasak nasi goreng. Ia hanya bisa memasak nasi goreng untuk saat ini, bukan berarti Sylla tidak bisa memasak kecuali memasak nasi goreng. Sylla bisa memasak, hanya karena hari ini sudah lumayan siang untuk Serin pergi ke sekolah makanya ia memilih memasak makanan yang tidak membutuhkan waktu yang lama.

"Apa Serin sudah siap siap atau belum ya? ah lebih baik aku pergi untuk melihat nya." Sylla menaiki anak tanggah dengan membawa nampan diatasnya terdapat sepiring nasi goreng dan susu yang telah ia buat.

Sylla melihat Serin masih sibuk mengenakan seragam nya. Sylla meletakkan nampan diatas meja lalu membantu gadis itu untuk bersiap siap. Sylla merapikan rambut gadis itu dan tak lupa juga mempersiapkan alat alat yang harus dibutuhkan Serin untuk ke sekolah. Sambil Serin memasang tali sepatu nya, Sylla membantu menyuapi Serin.

"Enak, Kak Sylla pintel masak," ucap Serin sambil mengangkat jempol nya. Sylla tersenyum mendengar itu, syukurlah gadis itu menyukai masakannya.

Setelah menghabiskan makanan tersebut Sylla membantu memasangkan tas dipunggung Serin. "Kak Sylla apa Daddy sudah pulang?" tanya Serin.

"Kakak juga belum tau," jawab Sylla.

"Biasanya Daddy ke kamal nya. Coba Selin cek deh. Ayo kak Sylla antelin Selin ke kamal Daddy," ajaknya sambil menarik tangan Sylla. Sylla hanya pasrah mengikuti langkah gadis kecil itu.

Sesampai didepan kamar Edo, Serin menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Pasti Daddy tidul. Coba Selin cek deh."

Ceklek

Mereka melihat Edo hanya mengenakan handuk dipinggangnya, dengan rambut yang basah khas seorang sehabis mandi dan tubuh yang berotot membuat siapa saja terlena dengan pesonanya kecuali Serin. Sedangkan Sylla gadis itu menundukan pandangan nya.

Edo mendengar pintu kamarnya dibuka dan melihat dua gadis berdiri didepan kamarnya buru buru ia memakai kaos oblong nya.

Serin menarik tangan Sylla agar masuk kedalam kamar Edo. "Kalian kenapa disini tiba tiba? Dan kau Serin, kenapa kau tidak berangkat ke sekolah juga?" tanya Edo.

"Aku hanya mengecek Daddy dulu, apa Daddy ku sudah pulang apa belum," jawab Serin, Edo mendengar suara imut putri nya itu langsung menggendong tubuh Serin dan mencium kedua pipinya.

"Daddy baru saja pulang. Apa kau merindukan, Daddy?"

"Sangat sangat sangat, Selin lindu Daddy," katanya sambil mengalungkan tangannya ke leher Edo.

"Daddy juga merindukanmu. Apa kau sudah makan?" Serin menganggukan kepala nya lalu gadis kecil itu berkata, "Masakan Kak Sylla enak tau. Selin sampek kenyang, liat pelut Selin sampek endut."

oOo

See you....
Jangan lupa vote and komen guys, biar tambah semangat akunya ^_^


MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang