Serin VS Kenzo

1.1K 30 8
                                    

"Daddy juga merindukanmu. Apa kau sudah makan?" Serin menganggukan kepala nya lalu gadis kecil itu berkata, "Masakan Kak Sylla enak tau, Dad. Selin sampek kenyang, liat pelut Selin sampek endut," tunjuknya pada perut nya yang sedikit menonjol. Edo menatap Sylla yang sedari tadi menundukkan kepala, entah kenapa gadis itu seperti nya ketakutan melihat dirinya, pikir Edo begitu.

"Terimakasih telah menjaga putri saya, dan maaf jika Serin merepotkan mu," ucap Edo kepada Sylla. Sylla menganggukan kepala dengan pelan. Sylla pikir Edo tidak mengenakan baju saat ini, maka dari itu dirinya menundukan kepalanya untuk itu.

"Apa Bi Tami masih belum enakan?" tanya Edo kepada Sylla.

"Saya tidak tau, Tuan. Saya tidak melihat Bibi pagi ini," jawab nya.

"Ayo kita lihat Bibi," ajak Serin, Edo mengiya kan ucapan putri nya lalu menyuruh mereka berdua pergi terlebih dahulu agar dirinya bisa berganti pakaian.

Setibanya di kamar Bibi Tami yang tidak cukup besar namun terlihat nyaman untuk dipakai. Mereka, Serin dan Sylla melihat Bi Tami sedang terbaring dikasur dengan tubuh dibaluti dengan slimut. Sylla menempelkan punggung telapak tangan nya ke kening Bi Tami untuk mengecek keadaannya.

"Serin Bibi demam tinggi. Kita harus bawa Bibi ke dokter," ucap Sylla kepada Serin. Serin reflek menutup mulutnya dengan tangannya, gadis kecil itu langsung keluar dan berteriak memanggil Edo, hingga Bi Tami terbangun dari tidurnya.

"Neng Sylla? Ngapain neng disini?" ucapnya sambil berusaha untuk duduk, dan Sylla membantunya.

"Sylla hanya mengecek keadaan Bibi. Tadi Sylla cek, badan Bibi panas, Bibi harus dibawah ke dokter."

"Bibi gak apa apa, Bibi uhuk uhuk Bibi gak perlu dibawah ke dokter."

"Tapi Bi-" Tiba tiba Serin datang dengan Edo. Edo mengetahui Bi Tami demam buru buru ia datang menemuinya. Edo mengecek keadaan Bi Tami dan benar saja, badan Bibi benar benar panas dengan wajah yang pucat.

"Badan Bibi panas, Bibi harus dibawah ke dokter sekarang." Edo langsung membopong tubuh Bi Tami, dan tak menghiraukan ucapan dari Bi Tami yang berkali kali meminta Edo tak membawanya ke rumah sakit.

Sedangkan Serin, gadis kecil itu sempat merengek minta ikut mengantar Bi Tami kerumah sakit tapi Edo melarang nya dan meminta Pak Kasim untuk mengantar Serin pergi ke sekolah. Sedangkan Sylla, Edo meminta gadis itu untuk ikut pergi kerumah sakit bersamanya.

Sesampainya dirumah sakit Bi Tami langsung segera ditangani oleh dokter. Sylla dan Edo menunggu diluar. Tak butuh waktu lama dokter tersebut keluar. "Bagaimana keadaan nya, Dok?" tanya Edo.

"Ibu anda mengalami stres dan kecapean. Saya sarankan jangan terlalu banyak pikiran, karena jika terlalu banyak pikiran itu sangat berbahaya bagi kesehatan nya. Dan tolong jangan sampai ibu anda sampai kecapean. Saya akan buatkan resep obat dan anda bisa menebusnya diapotik," jelas dokter tersebut lalu pamit untuk masuk kembali membuatkan resep obat buat Bi Tami. Setelah dokter tersebut tersebut memberikan resep itu, Edo memberikan Sylla sejumlah uang dan menyuruh Sylla pergi ke apotik untuk menebus obat tersebut.

Sedangkan disekolah, Serin sedang asik berbincang dengan teman sebangku nya bernama Melati. Saking asiknya berbincang, mereka sampai lupa dibelakangnya terdapat Kenzo yang sedang berusaha belajar menghafal.

Kenzo benar benar merasa terganggu dengan suara ketawa gadis gadis kecil tersebut. Suara Serin dan Melati benar benar mengganggu nya, otak nya susah menghafal jika suasananya berisik.

"HAHAHHAHA aku liat juga tadi si Fajal nangis tau, cuma gala gala cintanya ditolak sama Kak Angel," ucap Serin sambil tertawa terpikal pikal diikuti Melati.

Fajar adalah teman sekelas nya. Fajar menyukai Angel kakak kelasnya sendiri. Angel gadis yang memiliki tubuh yang tinggi dari pada tubuh Fajar dan memiliki paras yang cantik membuat Fajar tergila gila dengan Angel. Angel menolak Fajar lantaran cowo tersebut masih sering ingusan dan suka menangis. Angel tidak menyukai cowo cengeng. Awalnya Angel memiliki sedikit perasaan untuk Fajar, namun hal sial terjadi padanya diwaktu yang tidak tepat, dimana Angel melihat Fajar tiba tiba terjatuh dengan sendirinya hingga dia menangis.

"Fajar cengengan mana mungkin ada cewe yang suka sama dia HAHAHAHA," balas Melati.

"Iya kamu benal, Meti," kata Serin membuat Melati cemberut tiba tiba, karena Serin sering mengubah ubah namanya. Awalnya dengan nama Melati menjadi Lati, lalu Titi kemudian menjadi Mati hingga akhirnya Serin memanggilnya Meti.

Melati hanya bisa pasrah jika namanya yang indah diubah menjadi aneh oleh Serin. Tetapi Melati memberi satu syarat untuk itu, Serin tidak boleh memanggil namanya dengan sebutan Mati! Bisa bisa nya dia masih hidup dipanggil Mati.

"Kamu kenapa sih, Mati? Cembelut begitu, Selin gak suka," ceplos nya tanpa sadar Serin memanggil nama Melati dengan sebutan Mati. Melati semakin kesal ketika Serin memanggil nama itu.

"Jangan panggil aku Mati, Serin! Aku Melati bukan Mati!" tegas Melati pada Serin. Gadis itu hanya menghela nafas, kemudian Serin mendekap tangannya di dada. Melati terus menerus menceramahinya, bahwa Serin tidak boleh memanggil nama Mati karena menurut Melati itu tidak baik, karena itu dosa, dan Melati mengatakan bahwa memanggil seseorang yang masih hidup dengan sebutan Mati itu akan membuat tuhan marah.

"Kamu udah paham kan, Serin?" tanya nya.

"Iya-iya. Selin paham Mati eh maksudnya Meti. Udah ih jangan cembelut gitu nanti jadi jelek kayak Kenzo," sindirnya, Kenzo mendengar itu langsung memberikan tatapan tajam untuk Serin. Gadis kecil itu malah menjulurkan lidahnya, mengganggu sepupunya itu hal yang ia senangi.

"Kamu ngatain aku jelek? Terus kamu apa? Kalau aku jelek gak mungkin Cece mau jadi pacar aku, " ucap Kenzo dengan percaya diri.

"Halah palingan Kak Cece pula pula mau jadi pacal kamu. Kamu kan jelek aslinya, iya gak, Meti?" Serin mengisyaratkan Melati dengan mengedipkan kedua matanya agar Melati mengiyakan ucapannya itu. Ragu ragu Melati menganggukan kepala nya. Serin melihat itu tersenyum puas.

"Yang penting punya pacar, dari pada kamu gak punya. Ngomong R aja masih L, jangan sok keras bos! " ledek Kenzo dengan menjulurkan lidahnya, membuat Serin kesal.

"Selin aduin ke Daddy biar tau lasa kamu," ancamnya pada Kenzo. Tapi dia tidak takut dengan ancaman Serin.

"Gak takut. Mendingan belajar ngomong R dulu sono. Dasar bocah."

"Kenzoooo...... awas ya kamu. Selin bakalan malah! Kamu jangan coba coba buat Selin malah!" peringat nya pada Kenzo. Kenzo malah meledek Serin dengan menjulurkan lidah nya tepat dihadapan nya.

Serin mengepalkan tangan nya, dan alisnya mengkerut seakan akan dirinya siap menghajar sepupunya itu. Sungguh Kenzo menyebalkan dimata Serin, bisa bisa nya dia menirukan gaya bicara Serin yang masih cadel. Serin tak terima, dia memperingati cowo itu sekali lagi. Tapi Kenzo menganggap ucapan Serin bak seperti angin. Dia malah menggoyang goyangkan pantatnya tepat didepan wajah Serin. Tanpa basa basi Serin menghajar Kenzo akhirnya terjadi keributan dikelas tersebut.

oOo

Jangan lupa votemen guys
Sumpah akhir² ini jadi males update, kurang semangat nulis :(
So kalian vote & komen aja biar aku tmbah semangat :)  karena itu gratis.
Maaf jika ada kesalahan typo🙏

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang