Tok tok tok
"Assalamualaikum," ucap Kasim.
"Waalaikumsalam bentar," jawab Rumini dari dalam.
Ceklek
Rumini meraih tangan sang suami, lalu mencium punggung tangannya. Rumini celingak celinguk mencari keberadaan Sylla. "Loh Sylla dimana, Pak?"
"Sylla gak sama bapak bu. Tadi non Serin mengajak Sylla katanya sih ke rumah neneknya mau makan malam."
"Loh kok bapak gak cegah sih. Nanti putri kita dipandang yang gak gak gimana?" khawatir Rumini.
"Bapak mana bisa bu. Orang Non Serin yang maksa," jelas Kasim. Rumini menghela nafasnya dengan pasrah. Jika saja Rumini waktu itu ada disana, mungkin dirinya tidak akan membiarkan putrinya pergi.
"Sudahlah, Bu. Ayo kita masuk," ajak Kasim. Ketika mereka hendak masuk kedalam rumah, tiba tiba datang mobil mewah didepan halaman rumahnya.
"Terimakasih tuan. Maaf merepotkan," kata Sylla sudah keluar dari mobil Edo. Edo menganggukan kepala, lalu dia melajukan mobilnya.
Sylla berjalan memasuki rumahnya, tapi didepan pintu gadis itu sudah disambut orang tua nya yang sudah berdiri diambang pintu. Gadis itu meraih punggung tangan Rumini dan Kasim untuk mencium. "Maaf Bu, Sylla tadi--"
"Iya ibu tau, udah kamu masuk aja langsung tidur." Sylla mengangguk patuh. Kemudian Rumini mengunci pintu rumahnya.
***
Sang surya mulai muncul hingga menembus gorden kamar seorang pria yang sedang terbaring dikasur dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Pria berkepala empat itu bangun dengan memegangi kepalanya yang terasa amat sakit. "Huh."
Edo bangkit dari kasurnya untuk pergi ke dapur mengambil obat sakit kepala. Sesampainya didapur, ia melihat dimeja makan Bi Tami sudah menyajikan makanan. Kemudian dirinya meminta bantuan kepada Bi Tami untuk mengambilkan obat. "Bi tolong ambilkan saya obat sakit kepala."
"Sebentar, Tuan," jawab Bi Tami. Lalu dia memberikan obat tersebut kepada Edo. Bi Tami berdiri disamping Edo sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu.
"Ada apa, Bi?" tanya Edo.
"Tuan saya ingin ambil cuti," ujar Bi Tami seraya menundukan kepala nya.
"Untuk apa, Bi?"
"Suami saya, kata anak saya dia jatuh sakit lagi Tuan. Suami saya sekarang dibawah ke rumah sakit. Saya gak tega Wanda sendirian disana," kata Bi Tami sambil terisak.
"Tapi saya hanya bisa memberikan bibi cuti sebulan saja."
"Tidak apa apa tuan. Dengan tuan memberikan saya cuti, saya sangat berterimakasih."
"Iya sama-sama bi. Sebentar saya ambilkan ongkos buat bibi," ketika hendak berdiri Bi Tami mencegah nya.
"Tidak usah, Tuan. Saya sudah ada ongkosnya."
"Baiklah."
Kemudian Bi Tami izin pergi mengemasi barangnya.
Edo meminum obatnya. Kepalanya benar benar terasa pening saat ini, dia memijat pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa sakit dikepalanya.
"Tuan. Saya izin pamit pergi. Tolong sampaikan ke Non Serin bahwa saya pulang. Tolong jaga kesehatan kalian juga, selama bibi tidak ada," pesan nya ada rasa tidak enak meninggal kan mereka, tapi disisi lain di desa suaminya membutuhkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS EDO
RandomTak kusangka umurku yang hampir menginjak berkepala 4, bisa bisanya aku jatuh cinta kepada seorang gadis yang dimana gadis itu adalah guru privat putri ku. 🔞