🔞 [revisi]

2.5K 24 0
                                    

"Ini rumah lo?" tanya Aldo melihat rumah megah milik Edo. Sylla memang sengaja langsung kerumah Edo, karena setelah dia pulang kuliah dirinya harus mengajar Serin seperti biasanya.

"Bukan, Do. Ini rumah milik Tuan Edo. Aku bekerja disini, sebagai guru les privat putrinya," jelas Sylla. Aldo mengangguk paham. Sylla gadis yang sederhana, cara berpakaian pun dia terlihat sederhana tidak mengikuti trend fashion sekarang ini. Gadis itu terlihat bekerja keras, Aldo kagum dengan gadis itu.

"Widihh. Ternyata lo pinter banget ya?"

"HAHAHAHA.... Gak juga," jawabnya dengan merendah.

"Bisa dong ajarin gue?"

"Ajarin apa?" tanya Sylla tidak paham maksud dari ucapan cowok itu.

"Ajarin gue untuk mencintaimu," jawabnya dengan diakhiri tawanya. Sylla langsung mencubit pinggang Aldo, cowok itu meringis kesakitan.

"Ihh.... Sylla kamu sekarang brani colek colek aku, besok pasti main nya grepe grepe ya...." ujar Aldo dengan nada slay nya dibuat buat seperti waria membuat Sylla geli.

"Apaan sih kamu, Do. Geli tau." Aldo tertawa, melihat ekspresi gadis itu yang lucu. Membuatnya ingin mencubit pipinya.

"Ekhem." Edo tiba tiba datang dan berdiri tak jauh dari mereka dengan tanganmu dimasukkan ke saku. Edo melemparkan tatapan tidak suka kepada mereka. Sylla mengisyaratkan agar Aldo pergi secepatnya. Aldo mengangguk, lalu menyalakan mesin motornya. "Saya pamit dulu, Om. Bye," ucap Aldo sebelum pergi dengan motornya. Edo menatap kesal kepergian pemuda itu.

"Belajarlah dengan sungguh sungguh. Bukan malah berpacaran," cibir Edo.

"Ti-tidak Tuan. Saya tidak berpacaran, dia hanya teman saya," jelas Sylla.

"Lalu kenapa dia mengantarmu, jika dia bukan pacarmu?" kesalnya seperti seorang kekasih yang sedang cemburu. Edo benar benar terbakar api cemburunya. Dia tidak bisa melihat Sylla berdekatan dengan laki laki selain dirinya kecuali Kasim.

"Sebenarnya bapak saya akan menjemput, tapi kata bapak saya ban mobilnya bocor, Tuan. Saya mencari ojek tapi kata Aldo teman saya pangkalan ojek dari kampus lumayan jauh. Jadi Aldo menawarkan untuk mengantar saya," jelas Sylla sejelas mungkin agar Edo tidak berprasangka buruk tentangnya. Sylla paham, kenapa Edo memarahinya. Dirinya berpikir Edo khawatir jika dirinya berpacaran itu akan membuat nya tidak fokus dengan pendidikannya.

"Kenapa kau tidak menghubungi saya. Saya bisa menjemputmu."

"Ma-maksud saya, saya bisa menjemputmu sehingga Serin tidak menunggumu terlalu lama," sambungnya agar Sylla tidak mengetahui jika dirinya sedang cemburu.

"Ma-maf, Tuan," cicit Sylla dengan menundukan kepala nya. Edo menarik nafasnya untuk menetralkan emosinya.

"Ayo masuk. Serin menunggu mu didalam," ajak Edo lalu gadis itu mengikuti Edo dari belakang.

"Kak Sylla." Serin yang sedang duduk diruang tamu langsung berlari untuk memeluknya ketika melihat seseorang yang dia tunggu tunggu. Sylla mengangkat tubuh Serin lalu mencium pipi gadis itu seperti biasanya.

"Kenapa kakak lama sekali. Selin nungguin dali tadi tau," ucap Serin dengan memasang wajah cemberut.

"Maaf. Besok kakak janji tidak akan lagi membuat mu menunggu terlalu lama."

"Janji?" Serin mengangkat jari kelingkingnya agar Sylla menautkan jarinya juga.

"Janji."

***

Jam diponsel Sylla menunjukan pukul 20.49 dia melihat Serin mulai mengucek matanya dengan menguap. Butuh 3 jam lebih mereka belajar, bukan berarti Sylla mengajari gadis kecil itu tanpa istrahat. Sylla memberikan istirahat 15 menit kepada Serin, karena Sylla tidak bisa membuat gadis itu kelelahan, sebenarnya dirinya juga lelah, tapi ini semua untuk membuktikan kepada Edo bahwa dirinya bisa menepati ucapannya.

"Serin belajar nya sekarang ini berhenti dulu ya. Kamu sekarang ke atas dan tidur. Besok kita lanjutin lagi," ujar Sylla sambil mengusap usap rambut Serin.

"Iya kak. Kak Sylla temenin Selin bobo ya? Selin gak bisa tidul kalau gak dielus elus kepala nya."

"Iya kamu keatas dulu ya. Kakak mau beresin ini dulu, nanti kakak nyusul," katanya sambil membereskan buku buku milik Serin. Serin langsung berjalan untuk pergi ke kamarnya.

"Ini neng, Bibi buatkan susu. Diminum ya. Bibi mau kekamar dulu mau tidur." Tiba tiba Bi Tami datang dengan membawakan susu lalu meletakan di meja.

"Iya, Bi. Makasih ya."

"Sama sama, Neng. Bibi kekemar dulu ya." Sylla menganggukan kepala sebagai jawaban. Kemudian dia meminum susu itu. Lalu dia pergi ke kemar Serin.

Sedangkan Edo, dirinya merasakan ada yang aneh menjalar dalam tubuh nya. Entah malam hari ini sangat dingin sehingga membuat nya ingin mendapat kan kehangatan. Otak nya tiba tiba berfikir kotor, membayangkan Sylla mendesah dibawah kendalinya.

Sesuatu mengeras dibawah nya, membuat sesak celananya. "Oh shit," geramnya, Edo langsung masuk kedalam kamar mandi dan duduk dicloset duduk untuk memuaskan nafsu nya. Selama menjadi duda dirinya tidak pernah berfikir untuk melampiaskan nafsunya dengan jalang jalang diluaran. Untuk melampiaskan itu dirinya menggunakan tangan nya.

Butuh beberapa menit dirinya mencapai puncak ke nikmatan. Dadanya naik turun ketika sesuatu putih yang kental melumer ditangannya. Segera ia bangkit untuk membersihkannya.

Setelah melakukan ritual nya, dia berjalan keluar untuk mengecek Serin dikamar. Sesampainya didepan Edo melihat Sylla berbaring disamping Serin dengan tangan mengusap usap rambut Serin. Dirinya melihat ada sosok keibuan dari gadis itu, sehingga dirinya ingin hari ini menikahi gadis itu sekarang juga.

Kalau bisa Edo ingin mengungkapkan perasaan nya pada gadis itu sekarang juga. Tapi itu tidak mungkin, tanpa ada persiapan apa pun yang ada gadis itu akan kabur darinya. Dia harus butuh persiapan untuk itu. Dimana Sylla harus bisa mencintai nya juga.

Gerak gerik Sylla menandakan dirinya akan bangkit dari kasur. Edo langsung buru buru pergi ke bawah. Sedangkan Sylla dia menutupi tubuh Serin dengan selimut. Lalu dirinya sebelum pergi menutup pintu kamar gadis itu, dan pergi menuruni anak tangga. Edo melihat Sylla menuruni anak tangga pura pura berjalan ke arah dapur.

"Tuan," panggil Sylla. Edo membalikan tubuhnya. Lalu gadis itu berjalan ke arahnya.

"Saya pamit mau pulang, Tuan."

"Biar saya antar kamu."

"Tidak usah, Tuan Edo. Bapak saya sudah menunggu saya didepan."

"Baiklah. Hati hati." Sylla mengangguk. Edo melihat gadis itu pergi dari rumahnya, membuatnya merasa sedih tiba tiba.

oOo

Terimakasih buat kalian yang udah setia vote cerita aku. Semoga kalian sehat sehat selalu❤ Kalau kalian mau komen, komen aja gapapa. Spam sesuka kalian.
Dan yang baca doang tapi gak vote/komen
Ayolah mulai sekarang menghargai karya orang dengan vote/komen karena itu gratis WKWKWKWK

Sebelumnya aku minta maaf, yang udah baca dipart ini pasti tau isinya kaya apa. Karena aku berubah pikiran bagian yang berbau dewasa aku ubah, tidak aku perjelas seperti semula🙏 maaf guys🙏

SEE YOU GUYS........

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang