Pagi yang indah

559 16 0
                                    

Sudah satu jam Sylla menunggu kedatangan Kasim dirumah wijaya, tapi belum juga Kasim menampakan batang hidungnya. Tiba akhirnya seseorang dari luar menekan bel pintu, Sylla bergegas membukakan pintu itu.

Ceklek

"Halo Kak Sylla," sapa Serin. Disamping gadis itu terdapat Kasim yang sedang menenteng belanjaan Serin.

"Halo," sapa Sylla balik.

"Loh kamu disini, Nak?" tanya Kasim.

"Iya pak. Sylla kesini karena ibu nyuruh nganterin obat bapak yang ketinggalan," jawab Sylla sambil memberikan obat tersebut kepada Kasim.

"Oh iya bapak lupa, Nak. Makasih ya."

"Iya pak sama-sama. Kalau gitu Sylla balik dulu." Ketika Sylla hendak pergi, namun Serin mencegah gadis itu.

"Kak Sylla kok pulang? Gak mau main sama Selin?" tawarnya.

"Serin sayang. Kak Sylla hari ini gak bisa. Kapan kapan aja ya sayang," tolaknya halus.

Serin mendesah kecewa dengan memasang wajah cemberut. "Kak Sylla gak asik. Selin tadi beli boneka buat kakak tau."

"Oh ya?" Serin mengangguk lalu mengambil bonekanya dari Kasim.

"Ini liat. Mau ya main sama Selin? Selin punya banyak boneka dikamal nanti kita main baleng baleng," ujar Serin. Sylla tidak tegaan melihat ekspresi sedih gadis itu sehingga ia mengiyahkan saja.

"Baiklah nanti kita main. Makasih ya boneka nya kakak suka."

"Yeyyyyyy Selin sayang Kak Sylla." Serin meloncat loncat kegirangan lalu ia mencium pipi Sylla dengan gemas.

Diam diam seseorang dari atas tangga melihat momen itu tersenyum. Berkat kedatangan gadis itu dirumah Wijaya membuat banyak perubahan. Edo berharap secepat mungkin ia harus memiliki gadis itu.

Kamar

"Kakak duduk disini dulu, Selin mau ambil bonekanya." Sylla mengangguk kemudian dia duduk bersila diatas karpet bulu menunggu Serin mengambil boneka nya. Serin datang dengan membawa 5 boneka.

"Wahh banyak banget," kagum Sylla melihat boneka boneka tersebut.

"Iya. Dilemali lebih banyak lagi tapi Selin suka yang ini aja."

"Ohh... Ini boneka namanya siapa?" tunjuk Sylla pada boneka beruang berwarna ungu.

"Ini koko. Dan ini ayah ibu nya," tunjuk Serin pada boneka berwarna kuning dan hitam.

"Wah keluarga yang serasi. Kalau yang ini?" tunjuk Sylla pada boneka macan.

"Ini Daddy. Rraurrrr," ucap Serin seraya mengangkat kedua tangannya seakan akan ingin menerkam.

Sylla tertawa. Tak tahan dengan kegemasan Serin, ia mencubit pelan kedua pipi gadis itu. "Kalau ini Selin," ucapnya seraya memeluk boneka kucing.

"Kok cuma berdua? Eh maksudnya aduhh," ceplos Sylla kelepasan.

"Kita cuma beldua, kalena Selin enggak punya ibu hehehe," katanya sambil menampakan deretan giginya.

Sylla langsung membawa Serin dalam pelukan. "Maafin kakak Serin," ujar Sylla merasa bersalah karena pertanyaannya tadi. Serin mendongak. "Kenapa kakak minta maaf? Kak Sylla gak salah apa apa."

"Mendingan ayo kita main," sambung Serin, Sylla menganggukan kepala nya.

"Boneka Selinkan gak punya ibu, jadi boneka Kak Sylla yang jadi ibunya gimana?"

***

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sylla membuka matanya, lalu melirik disamping nya Serin masih terlelap dalam tidurnya. Sylla terpaksa hari ini tidur lagi dirumah Wijaya, karena lagi dan lagi Serin menangis tidak ingin ditinggal Sylla pas lagi sayang sayang nya.

Sylla duduk dipinggir ranjang, lalu ia berdiri untuk mengambil air minum didapur. Untuk pergi ke dapur dirinya harus melewati kamar Edo yang masih terbuka dengan lampu yang masih menyala. Sylla mendengar erangan seseorang dari dalam kamar itu. Sylla kepo akhirnya melihat, ternyata Edo sedang menahan sakit dikepalanya.

Sylla melihat dari luar kamar, Edo tengah mengerang kesakitan dengan menjambak rambut nya sendiri. Sylla ingin masuk kedalam tapi rasanya itu tidak pantas. Tapi melihat Edo memukul kepalanya berkali kali Sylla menjadi tidak tega. "Arghhhh," erang Edo kesakitan.

Sylla tidak tega kemudian ia langsung masuk kedalam dan menghentikan tangan Edo yang terus memukuli kepala nya sendiri. "Tuan hentikan."

Edo membuka matanya, "kau?"

"Jangan pukuli kepala anda lagi."

"Tapi ini sungguh sakit."

Sylla menghela nafasnya sejenak. "Izinkan saya memijat kepala anda apa boleh?"

Entah Edo harus bersyukur atau tidak atas sakit kepala yang menimpahnya. Karena sakit kepala nya itu dirinya bisa berdekatan dengan gadis itu. Edo akhirnya akan merasakan pijatan lembut dari tangan gadis itu.

Edo mengangguk, kemudian Edo sedikit menggeser tubuhnya agar Sylla dapat duduk diranjangnya.

Seperti terkena serangan jantung. Jantung Sylla bergetar dengan cepat tidak seperti biasanya. Perlahan lahan ia meletakan telapak tangannya diatas kepala Edo dengan memberikan pijatan lembut. Edo memejamkan matanya, merasakan sensasi pijatan dari gadis itu. Ia tidak menyangka pijatan dari Sylla bisa mengurangi rasa sakit dikepalanya.

Sylla terlonjak kaget karena Edo memegang tangan nya lalu membawa tangan gadis itu diarea yang sakit. "Pijatlah sedikit keras," ucap Edo.

"I-iya Tuan," jawab Sylla gugup.

Perlahan lahan Edo mulai terbawa dalam mimpinya.





Sinar sang surya menembus gorden kamar seorang pria yang tengah terbaring diranjang dengan seorang gadis yang tengah tertidur dengan posisi tidur sambil memeluk pria itu dipinggir ranjang. Pria itu mengerjapkan matanya perlahan lahan. Ia merasa ada seseorang memeluknya, lalu ia menoleh kesamping. Ia mendapati pemandangan pagi yang begitu indah.

Edo tersenyum saat melihat gadis itu tertidur sangat lelap. Mungkin gadis itu kelelahan sehingga tidak sadar dirinya tertidur dikamar nya. Tangan Edo menyingkirkan surai rambut yang menutupi kecantikan wajah gadis itu. Lalu ia memandangi wajah gadis itu tanpa bosan. "Cantik," batin Edo.

Perlahan lahan Edo mencoba mencium kening gadis itu, tetapi ia cepat mengurungkan niatnya itu karena ia merasa Sylla akan bangun. Edo menutup matanya kembali, disaat Sylla mulai terbangun dari tidurnya.

"Astaga," kaget Sylla karena ia sadar ia tertidur dalam posisi memeluk tubuh Edo. Buru buru ia berdiri, lalu menghela nafasnya lega karena ia melihat Edo masih memejamkan matanya, itu artinya dia masih tertidur pikir Sylla. "Untung aja tuan masih tidur. Gimana kalau dia bangun, tamat riwayat ku." Lalu Sylla buru buru keluar dari kamar Edo.

Setelah gadis itu pergi, Edo membuka matanya kemudian ia terkekeh melihat ekspresi gadis itu karena ia tadi membuka sedikit matanya.

oOo

Makasih banyak yang udah vote & komen semoga kalian sehat sehat selalu❤
Yang belum votmen, yok bisa sekarang mulai menghargai karya orang dengan vote/komen doang. Itu aja udah buat aku seneng Hehehe

Maaf jika ada typo hehehe

See you guys.......


MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang