Sialan dia

367 22 0
                                    

Mobil civic putih milik Arsad memasuki halaman rumahnya. Setelah itu, Riska dengan emosi menarik paksa Kenzo untuk keluar. "Ayo ikut mommy!" paksa Riska. Kenzo berjalan dengan cepat karena Riska menariknya. Anak itu memohon kepada sang ibu agar tidak menariknya dengan kuat, karena dipergelangan tangannya terasa sakit.

"Mommy tangan Ken sakit hiks," ucap Kenzo dengan terisak.

Arsad melihat itu buru buru menyusul mereka kedalam rumah. Riska membawa Kenzo ke dalam kamar Kenzo sendiri lalu mengunci Kenzo dari luar. "Riska apa yang kamu lakukan, bukain," geram Arsad melihat kelakuan Riska tidak beperi ke ibuan.

"Diam kamu, Mas. Awas aja kalau kamu bukain pintu ini."

"Kamu udah gila apa, Ris?! Dia putra kita. Kasian dia. Hanya gara gara nilai Kenzo menurun kamu jadi gak waras kayak gini!" marah Arsad.

"Justru itu. Kalau gak aku giniin Kenzo akan menyepelein kita. Ini itu buat jadi pelajaran dia, biar dia gak ngulangin lagi!" jawab Riska dengan emosi.

"Gak waras kamu," bentak Arsad. Riska langsung pergi meninggalkannya.

"Da-dady tolongin Ken," ucap Kenzo menangis bersedu sedu dari dalam. Arsad bingung bagaimana caranya membuka pintu tersebut, karena semua kunci kamar Kenzo telah dibawa Riska.

"Kamu tenang Kenzo, daddy akan cari cara buat bukain pintu ini," ujar Arsad agar Kenzo tetap tenang.

"Kamu jangan nangis oke, daddy pergi sebentar mau ambil kuncinya dari mommy kamu."

Arsad langsung pergi ke kamarnya untuk menemui Riska. Sialnya sesampai didepan kamar, Riska mengunci kamar mereka dari dalam. Arsad menggeram kesal.

"Sial," umpat Arsad sambil memukul tangannya ke tembok. Kemudian Arsad balik ke kamar Kenzo.

"Kenzo, kamu dengar daddy kan?" panggil Arsad.

"Iya Kenzo denger," jawab Kenzo dari dalam.

"Kenzo kamu menjauh lah dari pintu. Daddy akan dobrak pintu ini," suruh Arsad. Dia tidak punya cara lain selain melakukan ini dan dia tidak peduli jika Riska akan marah dengan nya nanti, yang terpenting adalah putranya.

"Iya daddy Kenzo akan menjauh. Daddy hati hati." Anak itu menjauh sejauh mungkin dari pintu. Lalu Arsad mengambil ancang ancang untuk mendobrak pintu tersebut.

"Akhh. Sial," umpat nya pintu itu masih belum terbuka. Arsad mencoba lagi dengan sekuat tenaga mendobrak pintu itu hingga akhirnya pintu tersebut terbuka.

Brakkk

Kenzo langsung berlari memeluk Arsad. "Terimakasih daddy," kata Kenzo dengan isakan tangisnya.

Tangan kekar Arsad mengusap usap punggung Kenzo. "Iya sama sama. Kamu gakpapa kan? Mana yang sakit, biar daddy obati." Kenzo menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kamu tidur sama daddy aja ya," ajak nya lalu menggendong Kenzo untuk pergi ke kamar lainnya.

***

Dikamar yang luas dengan duduk dipinggir ranjang, Sylla dan Kurnia saling berbincang satu sama lain. Dengan singkat Kurnia bisa menyukai Sylla karena gadis itu berpikiran dewasa, mandiri, dan lemah lembut ketika berbicara dengan nya. "Hebat ternyata kamu. Selain pintar kamu juga pekerja keras. Pasti banyak cowo yang suka sama kamu," kata Kurnia membuat Sylla malu malu.

"Tante bisa aja."

"Eh beneran. Menurutmu putraku Edo itu bagaimana?" tanya Kurnia.

"Tuan Edo baik tante," jawab Sylla singkat padat dan jelas.

"Hanya itu? tidak ada yang lain?" Sylla menggelengkan kepalanya. Kurnia menghela nafasnya.

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang