Masak bersama Serin

363 12 0
                                    

Kata orang, percintaan anak remaja itu seperti cinta monyet yang tidak ada kata keseriusan dalam menjalani hubungan. Jika itu benar, maka Edo berharap drama percintaan antara Sylla dan Aldo semoga cepat berakhir. Dengan itu, ia bisa memiliki Sylla sesuai yang ia inginkan.

Edo berdiri diatas balkon dengan mata elangnya menyorot tajam ke arah sosok sepasang kekasih yang sedang bermesraaan didepan rumahnya. Dengan menghisap sebatang rokok setidaknya ia bisa menghilangkan sedikit beban di pikirannya itu.

"Aldo kamu kok gak pergi pergi sih? Ini mau magrib tau," ujar Sylla pada kekasihnya itu.

"Kamu ngusir aku?"

Sylla menggelengkan kepala nya cepat, "enggak. Siapa juga yang ngusir kamu, orang aku cuma ngasih tau kalau mau magrib itu gak baik diluaran rumah."

"Itu kan buat cewe. laki laki mah gak berlaku," sanggahnya.

"Sama aja. Pokok nya gak baik. Udah ih kamu cepet pulang sana nanti bunda kamu nyariin gimana?"

Gemas dengan sang kekasih, Aldo mencubit pelan kedua pipi Sylla dengan gemas. "Utututu.... Gemesin sih kamu. Tapi aku itu masih kangen sama kamu. Rasanya pengen berdua aja, gak mau pisah."

Sylla memutar bola matanya dengan malas. Udah berapa kali Aldo mengatakan itu, sampai Sylla bosan. Padahal saat dikampus tadi mereka ogah berpisah terkecuali saat mereka ada kelas.

"Kan besok juga ketemu lagi. Kamu itu gak bosen apa sama aku ketemu mulu?" tanya Sylla.

"Ya enggak lah. Mana mungkin aku bosen sama kamu."

"Dasar buaya huh," ejek Sylla langsung mendapatkan pelototan dari Aldo.

"Heh, siapa yang ajar awak macam tu?"

Sylla tertawa terbahak bahak mendengar suara Aldo mencoba menirukan suara upin upin.

"Malah ketawa, dasar bocah," gerutu Aldo.

"Habisnya kamu itu lucu sih sok sok an niruin suara upin ipin malah, jatuhnya kaya tikus kejepit."

Aldo memasang ekspresi cemberut. "Jahat banget ngatain pacar kaya tikus kejepit."

"Hehehe maaf. Udah sana kamu balik," ucap Sylla.

"Gak mau. Cium dulu," ujar Aldo langsung mendapatkan pelototan dari Sylla.

"Awas keluar tu mata nanti. Jangan melotot kaya gitu," kata Aldo.

"Habis nya sih kamu minta nya aneh aneh. Aku gak mau ah."

"Kok gak mau sih, cuma cium pipi doang kok. Ayolah cium dulu habis itu aku pulang deh, janji."

Sylla menggeleng gelengkan kepalanya. Aldo sudah benar benar kehilangan akal nya untuk saat ini. Seumur hidup Sylla, dirinya tidak pernah mencium lawan jenis nya.

"Gak mau. Kamu ngaco banget deh. Udah sana pulang," suruh nya.

Aldo memasang ekspresi cemberut. "iya deh aku pulang." Aldo langsung menyalakan mesin motornya dan kemudian melenggang pergi. Sylla melihat motor yang dikendarai Aldo semakin tak terlihat, kemudian ia segera masuk ke rumah Wijaya.

"Bapak," panggil Sylla pada Kasim yang sedang sibuk membersihkan mobil.

Kemudian Sylla meraih punggung tangan Kasim untuk mencium nya. "Bapak udah minum obat?" tanya Sylla.

"Alhamdulillah udah, Nak. Gimana kuliah kamu?"

"Alhamdulillah, Pak, lancar. Jika saja Sylla gak terima tawaran kerja dari bapak waktu itu mungkin Sylla gak bisa seperti ini," ujar Sylla.

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang