Disebuah mall, Serin dan Sylla nampak bersenang senang. Serin tak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Saking senangnya mereka berdua, mereka melupakan siapa yang mengajak mereka kesini, sehingga Edo terabaikan. "Ayo kak kita naik itu," tunjuknya pada ZooMoov wahana robot binatang.
"Ayo..." Serin menarik tangan Sylla agar mengikutinya dan Edo hanya bisa pasrah mengikuti mereka.
Serin memilih robot binatang gajah yang berwarna pink. Lalu Serin tak lupa juga memilihkan Daddy nya binatang singa. "Ini untuk, Daddy."
"Daddy tidak naik itu, Serin. Daddy akan menunggu kalian bermain saja," tolak nya.
"Tidak ada penolakan! Daddy, halus naik ini." Putri nya benar benar keras kepala, bagaimana ia harus menjelaskan kepada putrinya itu, tidak mungkin dirinya menaiki benda itu bisa bisa seseorang yang ia kenal akan menertawakannya.
"Tidak. Daddy tidak bisa!" tolak Edo. Serin kecewa dengan Edo, apa salahnya menuruti permintaannya satu ini? Permintaan Serin tidak lah mahal baginya. Serin membelakangi tubuh Edo dengan mata berkaca kaca.
"Tuan, sebelum nya saya minta maaf jika saya lancang. Apa Tuan benar benar tidak bisa menuruti permintaan Serin yang satu ini?" tanya Sylla.
"Saya tidak bisa, maaf," tolak Edo.
Sylla menghembuskan nafasnya sejenenak sebelum bicara. "Apa alasannya sehingga Tuan menolak? Apa karena malu?"
Edo terdiam. "Seorang ayah tidak akan malu melakukan apapun untuk anaknya jika apa yang dilakukan membuat sang anak senang. Tapi, seorang ayah akan malu jika dirinya membuat anaknya menangis. Lihat lah Tuan, bapak itu rela bermain dengan putrinya ditempat yang dipenuhi seorang ibu ibu yang menemani anaknya bermain. Mungkin Tuan fikir jika Tuan melakukan itu orang lain akan menertawakan Tuan, tapi tidak dengan saya, saya akan kagum jika Tuan melakukan itu. Permintaan Serin tidaklah sulit, apa Tuan bisa melakukan nya?" tanya Sylla berharap Edo bisa melakukan nya.
"Baiklah saya akan melakukan apa yang Serin minta," jawab Edo mantap. Sylla tersenyum lega mendengar itu. Edo melihat putrinya sedari tadi membelakangi nya langsung berjongkok dihadapannya.
"Maafkan Daddy telah membuatmu menangis. Putri Daddy tidak boleh menangis! Daddy akan bermain dengan mu," ucapnya sembari mengusap air mata Serin yang membasahi pipinya.
"Benarkah?" tanya Serin tak percaya. Edo menganggukkan kepalanya, Serin langsung mencium kedua pipi Edo. Dan akhirnya mereka bermain bersama sama.
oOo
Seusai dari mall dan jalan jalan melintasi ibu kota jakarta entah berapa liter Edo menghabiskan bensin demi melihat putrinya senang dan merasakan angin malam. Serin kini sudah terlelap dalam mimpinya. Sylla duduk dikursi sebelah Edo yang kini sedang mengemudi karena Edo miminta nya untuk mendampingi putrinya jika Serin tertidur nanti. Awalnya Sylla menolak karena merasa tidak pantas duduk dikursi depan. Ia meminta agar Serin dan dirinya duduk dibelakang saja, tetapi Serin menolak. "Aku tidak mau duduk dibelakang."
"Sudahlah, kau duduk saja bersama kami didepan." Karena Edo berkata seperti itu, akhirnya Sylla mengalah saja.
"Namamu siapa?" tanya Edo basa basi. Sebenarnya Edo sudah tahu nama gadis itu, hanya saja untuk memecah keheningan didalam mobil.
"Sylla, Tuan," jawab Sylla pelan.
"Hanya itu saja?"
"Tidak tidak. Nama saya Sylla Dermawan," jawab nya. Entahlah nama Sylla tidak ada yang aneh, tapi kenapa membuat Edo ingin tertawa. Untung saja Edo bisa menahan nya, jika tidak ia akan berdosa telah menertawakan pemberian nama orang tua gadis itu.
"Berapa usiamu?" tanya Edo.
"Usia saya baru genap 19 tahun, Tuan," jawab Sylla menatap lurus jalanan tanpa melihat Edo.
"Sangat muda. Bagaimana dengan belajar putriku?"
"Serin masih kesusahan menangkap apa yang saya ajarkan. Khususnya matematika. Saya tau matematika pelajaran yang menguras otak, oleh karena itu saya tidak akan memaksa otak Serin untuk bisa dalam waktu singkat. Jika saya memaksa untuk cepat bisa, itu tidak baik bagi otak Serin. Perlahan lahan putri anda pasti bisa." Edo berdehem pertanda bahwa dirinya paham maksud ucapan gadis itu.
Tak terasa mobil mereka sudah sampai didepan rumah. Pak Jamal yang bekerja sebagai satpam di keluarga Wijaya langsung membukakan pintu gerbang rumah Wijaya.
Edo turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk mengambil alih gendong putrinya dari Sylla. "Selamat malam, Tuan Edo," sapa Kasim tak sengaja melihat mereka baru pulang karena sedari tadi Pak Kasim menunggu mereka.
"Selamat malam juga, Pak."
"Aduh Tuan maaf kalau putri saya merepotkan Tuan dan non Serin. Saya jadi gak enak," katanya karena merasa tidak enak melihat putri nya jalan dengan majikannya, apa lagi menaiki mobil mewah milik Edo. Pak Kasim semakin tidak enak, walaupun dirinya tau bahwa non Serin yang mengajak Sylla jalan jalan karena Bi Tami yang memberitahunya.
"Tidak usah minta maaf, Pak Kasim. Saya tidak masalah jika putri bapak ikut jika hal itu bisa membuat putri saya senang."
"I-iya, Tuan. Emm anu Tuan, itu kami mau pulang apa boleh?"
"Iya pak boleh. Hati hati pak dijalan," ucap Edo.
"Iya Tuan terimakasih," jawab Pak Kasim, lalu disusul Sylla yang berpamitan. Setelah itu mereka berdua Pak Kasim dan Sylla naik motor untuk pulang kerumah.
oOo
Jangan lupa votmen guys😜
See you guys.....
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS EDO
RandomTak kusangka umurku yang hampir menginjak berkepala 4, bisa bisanya aku jatuh cinta kepada seorang gadis yang dimana gadis itu adalah guru privat putri ku. 🔞