Makan malam

390 21 0
                                    

Suasana dikediaman rumah keluarga Gutama seperti biasa sepi meskipun Arsad sudah datang bersama keluarga kecilnya. Tanpa kehadiran putra sulungnya bersama cucunya membuat Deka menelan pahit makan malam yang sama sekali tidak seperti makan malam pada umumnya. Deka menghela nafasnya, ia enggan memakan makanan tanpa kehadiran Edo dan Serin. Biasanya Serin lah yang membuat makan malam tersebut menjadi lebih bergairah dengan tingkahnya.

"Kok ayah gak makan?" tanya Arsad melihat piring Deka masih utuh.

"Nanti aja ayah makan. Kalian makanlah dulu."

Melihat sang suami enggan makan, Kurnia langsung memegang tangan kiri Deka. Dia tau kenapa suaminya itu tidak mau makan. "Makanlah. Tidak baik membiarkan makanan utuh," ujar Kurnia dengan lembut.

Deka menghela nafasnya lalu menuruti perintah istrinya itu. Kurnia tersenyum manis, lalu dirinya kembali melanjutkan makan nya.

"Ayah. Apa ayah tidak mengundang Kak Edo makan malam?" tanya Arsad.

"Ayah sudah mengundang nya, tapi katanya dia ada acara sendiri. Jadi dia tidak bisa datang," jawab Deka sedih.

Kenzo mendengar itu akhirnya bisa bernafas lega. Jika ada Serin disini mungkin sudah tamat riwayat nya. Karena gadis itu akan memberitahu seluruh keluarga nya tentang nilai ulangan nya. Soal siapa yang akan menandatangi kertas ulangannya, Kenzo sudah merencanakan diam diam bahwa Bi Sarti irt dirumahnya yang akan memberikan tanda tangan tanpa sepengetahuan Riska dan Arsad.

"Yahhhh.... Padahal Arsad pengen ngobrol sama Kak Edo," ujar Arsad langsung mendapatkan tatapan sinis dari istrinya.

"Auh..." keluh Arsad karena Riska mencubit pinggangnya.

"Kamu itu kenapa sih Ris? Main cubit cubit aja. Sakit tau."

"Biarin," balas Riska jutek. Deka dan Kurnia tertawa melihat keharmonisan keluarga anaknya. "Semoga pernikahan kalian langgeng," gumam Kurnia. Deka mendengar itu ketika senyuman nya langsung lenyap mengingat pernikahan putra sulungnya yang sudah hancur membuat hatinya ikut sedih.

"Udah udah kalian lanjutin makannya," ujar Kurnia mereka pun kembali melanjutkan makan malamnya.

Disela sela mereka makan, tiba datang lah seorang maid. "Tuan," panggil maid itu kepada Deka.

"Ada apa?"

"Tuan Edo sudah datang," kata maid itu membuat Kenzo tersedak. Riska langsung memberikan air kepada putra nya itu.

"Dimana dia?" tanya nya. Deka langsung berdiri, terlihat diwajahnya terpancar kebahagiaan. Tapi tidak dengan Riska dan Kenzo mereka memasang ekspresi tidak suka.

Tap tap tap

Suara ketukan sepatu seseorang menghampiri mereka. Deka tersenyum bahagia ketika mendapati Edo dan Serin sudah berdiri dihadapannya. Deka menyambut putranya itu dengan pelukan hangatnya meskipun putra nya itu tidak membalas pelukan darinya. "Akhirnya kalian berdua datang," ujar Deka.

"Serin lah yang memaksaku datang ke sini," jawab Edo dingin. Deka tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting putranya itu datang.

"Hehehe maafin Selin," kata Serin sambil cengengesan.

"Serin apa kabar? Nenek kangen," ujar Kurnia telah berdiri dihadapan gadis itu.

"Selin baik kok, Nek," jawab Serin manis.

"Alhamdulillah. Nanti kamu sama Kenzo tidur bareng nenek ya? Kamu nginep disini gimana?" tawarnya.

Dengan cepat Edo menolaknya. "Serin tidak bisa menginap disini. Besok dia harus sekolah."

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang