Kringgg... Kring......kring......
Jam waktu istirahat, para siswa siswi SD Taman Indah Bandung mulai berhamburan keluar dari kelas mereka masing masing.
"Ayo Meti kita ke kantin," ajak Serin pada Melati.
"Iya ayok," jawab Melati.
Ketika kedua gadis itu hendak keluar, tiba tiba Kenzo memanggil mereka. "Eh bocah kalian berdua mau kemana?"
"Kepo," jawab Serin nyolot.
"Kita mau ke kantin, kenapa Ken?" tanya Melati halus. Serin melirik Melati, kenapa gadis itu harus memberitahu Kenzo bahwa mereka akan pergi ke kantin. Ujung ujungnya Kenzo ingin menitip makanan kepada mereka. Serin tidak suka.
"Aku---" ucapan Kenzo langsung di potong oleh Serin. "Gak boleh nitip! Kamu kan punya kaki, belangkat sendili dong! Enak banget! Selin gak mau dititipin!" jawab Serin ketus.
"Siapa juga yang mau nitip ke kamu. Orang aku mau nitip ke Melati. Wleeee," balas nya sambil menjulurkan lidah nya pada Serin.
"Meti gak bisa! Udah ayo ah Meti kita ke kantin aja, gak usah ngulusin olang gila." Serin langsung menggandeng lengan Melati keluar. Sementara Kenzo, anak itu menatap punggung kedua bocah itu dengan kesal terutama pada Serin.
***
"Iya ntar gue share lokasinya. Tapi ntar kita ketemunya jam berapa?"
"Sebenarnya enaknya habis dari kampus sih, tapi rasa nya capek juga sih. Gini aja deh, jam 7. Soalnya gue juga butuh istirahat hehehehe," jawab Cici, gadis rambut pendek dengan ia gerai sebahu, ia memiliki mata sipit karena gadis itu keturunan tionghoa.
"Okeh siap," jawab Aldo.
"Btw sorry banget ya. Gue boleh gak, pegang rambut lo? Soalnya rambut lo kaya halus banget anjir. Gue cewe aja gak gitu."
"Pegang aja," ucap Aldo tanpa ragu. Gadis itu berjinjit untuk memegang rambut Aldo, karena tubuh Aldo lebih tinggi dari pada Cici. Tanpa mereka sadari sepasang mata mengintai mereka.
"Gila halus banget. Lo duta sampo apa anjir?" tanya Cici.
"Gue mah pake sampo yang dipake sejuta umat. Sampo emeron hehehe," jawab Aldo cengegesan.
"Gue pake sampo itu malah rambut gue rontok anjir."
"Sesuai amal, Ci," ejek Aldo. Gadis itu langsung mencubit pinggang Aldo hingga Aldo meringis kesakitan.
Melihat ka akrapan mereka berdua, seseorang mengintip dari balik tembok merasakan cemburu. Yang tak lain adalah Sylla sendiri. Gadis itu awalnya ingin menemui Aldo untuk mengajaknya keluar, namun ketika melihat hal itu Sylla mengurungkan niatnya.
Dari pada makin sakit hati melihat dua sejoli itu, lebih baik ia pergi secepatnya dari tempat.
***
"Meti kamu udah bayal?" tanya Serin.
"Udah Serin. Ayo kita pergi, capek aku disini rame banget."
"Ayok," balas Serin sambil menggandeng tangan Melati. Namun ditengah tengah mereka berjalan melewati toilet sekolah, Serin melihat sosok gadis yang amat familiar dengan memakai pita dirambut. Ia tau betul siapa gadis itu.
"Sebental Meti," cegah Serin.
"Ada apa?"
"Bawain jajan aku dulu. Kamu tungguin disini ya. Aku mau ke Kak Angel sebental aja." Setelah Serin memberikan makanannya pada Melati, ia langsung berlari kecil menemui Angel.
***
Cinta itu seperti api. Jika kamu terlibat didalamnya, maka kamu harus siap siap terluka. Arghhhh kenapa Sylla merasa alay, hanya karena masalah sepele ia langsung menjadi wanita paling tersakiti. Ah lupakan semuanya.
Drettt.... Drettt..... Drettt.....
Syla merogoh tas nya. Ia melihat Aldo melakukan panggilan padanya. Ia menarik nafas dalam dalam, lalu ia segera menggeser tombol hijau di ponselnya.
"Hallo?"
"Kamu dimana? Aku ke kelas kamu gak ada, kamu dimana?"
"Aku lagi pengen sendiri aja, Al."
"Kamu kenapa? Ada masalah kah? Kamu cerita sama aku."
"Enggak ada apa apa. Aku hanya pengen sendiri aja tanpa di ganggu."
"Jadi selama ini aku ganggu kamu? Maaf kalau aku selalu bikin kamu gak nyaman. Maaf."
Arghhhh Sylla makin pusing. Kenapa Aldo malah yang melow. Bagaimana ia menjelaskan bahwa dirinya suasana hatinya sedang buruk.
"Al bukan gitu maksud aku."
Tuth!
Aldo memutuskan panggilan secara tiba tiba. Sylla menghela nafasnya dengan berat. Ia memejamkan matanya untuk menghirup nafas dalam dalam, mencoba untuk menenangkan pikiran.
***
Suasana dikelas 1 SD Taman Indah begitu ricau. Ada yang bermain bola di dalam kelas, ada yang bermain pesawat dengan kertas, bahkan suasana menjadi memanas karena nyanyian seorang gadis kecil bernama Lia.
"10 dibagi 2 sama dengan 5," ucap Kenzo sedang mengerjakan soal pembagian.
"Perfek." Kenzo menutup buku nya karena ia sudah menyelesaikan tugasnya dan ia memasukan buku tersebut kedalam tasnya.
"10 dibagi 5 hasilnya...... Emmm 15," gumam Beni sambil mengangguk angukan kepala nya. Dengan percaya diri ia menulis jawaban tersebut diatas kertas.
"APA 15?"
"Astagfirullah kodol," ucap Beni terkejut mendengar Kenzo berbicara dengan nada tinggi. Kenzo bahkan lebih terkejut melihat semua jawaban yang dijawab Beni, semua jawaban yang dijawab anak itu semua nya salah kaprah. Ada yang ditulis 'mana saya tau kok nanya saya!'
"Ben itu beneran jawaban kamu?" tanya Kenzo.
"Bukan itu jawaban dari segala doa doa ku. Ya iyalah itu jawaban aku! Gimana sih," jawab Beni.
"Ya tapi, itu." Kenzo ingin bicara terus terang tapi rasanya tidak enak takutnya nanti menyinggung Beni.
"Udah Ken aku ini udah pusing. Pusing gak punya uang, pusing gak punya ayang. Kamu jangan nambahin beban aku, beban hidup udah banyak yang aku pikul," keluh Beni penuh dengan dramastis. Kenzo mendengar hal itu memutar bola matanya dengan malas, sudah biasa Beni dengan kata kata alay nya.
"Iya iya Beni. Aku diem happ," ucap Kenzo sembari menutup mulut nya rapat rapat.
"Kalian beldua ngapain?" tanya Serin tiba tiba datang dihadapan mereka berdua. Kenzo dan Beni reflek terkejut melihat Serin.
"Astagfirullah makhluk macam apa ini," ucap Beni terkejut.
***
Akhirnya update juga😭😭
Jangan lupa vote dan komen guys☺
Semoga kalian sehat sehat selalu :)
Maaf kalau ada typo heheheSee you..........
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS EDO
RandomTak kusangka umurku yang hampir menginjak berkepala 4, bisa bisanya aku jatuh cinta kepada seorang gadis yang dimana gadis itu adalah guru privat putri ku. 🔞