Apa sih?!

320 20 0
                                    

"Aku gak tau, Mel. Pusing aku," ucapnya lalu Kenzo membenamkan kepalanya ke tumpukan tangan nya. Dirinya bingung harus bilang ke ibu nya seperti apa nanti, karena Bu Susi disetiap mapel ulangan beliau selalu meminta murid muridnya meminta tanda tangan orang tua masing masing. Jika Riska mengetahui hal ini, Kenzo akan dimarahi habis habisan

"Hayoloh nanti dimalahin Tante Liska tau lasa kamu. Nanti dikulung dikamal, gak boleh jajan, gak boleh main game," ujar Serin menakut nakuti sepupu nya itu.

"Diem lo bocil," kesal Kenzo. Serin malah terkikik geli mendengar itu, dia tau sepupunya itu pasti sedang merasa cemas akan nilai ulangan nya.

"Serin," panggil Bu Susi seketika jantung Serin berdebar tak karuan. Sebelum berdiri gadis itu berdoa semoga nilainya sesuai yang ia harapkan. Setelah itu dia berdiri untuk mengambil hasil ulangan nya.

"Serin ini hasil ulangan kamu," ucap Bu Susi sembari memberikan kertas ulangan tersebut pada Serin. Mulutnya termengah saat melihat hasil ulangan nya. Jika boleh dirinya ingin berteriak sekarang juga, bagaimana tidak, hari ini dirinya mendapatkan nilai 100. Seumur hidupnya Serin belum pernah mendapatkan nilai matematika sesempurna itu. Serin rasanya ingin menangis saja melihat hasil kerja kerasnya.

"Tetap pertahankan Serin. Jangan sampai nilai kamu menurun. Ibu bangga kepadamu, kamu mengalami peningkatan yang begitu pesat. Tetap terus belajar," ujar Bu Susi merasa banggah dengan Serin.

"Iya, Bu makasih."

"Sama-sama. Kamu bisa kembali duduk." Gadis itu menganggukan kepala, lalu kembali ke bangkunya dengan wajah berseri seri. Melati bingung, tak biasanya Serin terlihat gembira ketika seusai mengambil kertas ulangan. Biasanya gadis itu terlihat murung.

"Tumben kamu senyum. Ada apa?" tanya Melati.

"Iya dong. Selin hali ini seneng banget. Kalena Selin dapat nilai 100 Meti."

"Apa?!" ucap Melati, Beni, Amel, Kenzo dengan serentak. Mereka tidak percaya gadis itu yang dia kenal selalu mendapatkan nilai matematika yang minus kini mendapat nilai yang tidak mampu Kenzo dapatkan. Kenzo rasanya tidak percaya gadis itu mendapatkan nilai sesempurna itu, bagaimana bisa?! Yang Kenzo tau, sepupunya itu gadis yang pemalas.

"Wahhh.... Selamat Serin kamu berhasil mengalahkan si itu," ucap Melati sambil melirik Kenzo yang sedang mematung tidak percaya.

"Selamat juga ya, Rin. Aku sampai kaget anjir," ucap Amel. Serin tertawa kecil.

"Wah kamu ternyata pinter juga ya. Biasanya goblok, sekarang pinter. Jangan jangan besok balik goblok lagi?" ucap Beni asal bicara.

"Beni gak boleh ngomong gitu, harusnya kasih selamat kek, ini malah diluar nurul," tegur Amel untung saja Serin tidak marah dengan ucapan Beni.

"Iyatuh gimana sih kamu Beni. Halus nya kamu kasih selamat ke aku," timpal Serin sambil cemberut.

"Iya selamat ya dedek emes." Serin mendengar kalimat tersebut langsung memasang wajah datarnya. Mendengar kata dedek emes rasanya ingin muntah saja.

"Ih...... Gilani," kata Melati geli.

Kenzo mendengar interaksi mereka memutar bola matanya dengan malas. "Yaelah baru dapet nilai 100 aja bangga," sinis Kenzo.

"Apasih syilik aja kamu. Gak suka ya.... Ili bilang bos," balas Serin.

"Gak bisa ngomong R banyak gaya," ejek Kenzo membuat Serin hampir ingin memukul wajah sepupunya itu, untung saja Melati dengan sigap mencegahnya jika tidak terjadi kerusuhan lagi dan lagi.

"Udah Serin jangan diladeni. Yang waras ngalah," sindir Melati langsung mendapat pelototan dari Kenzo.

"Anak anak, ibu minta kalian wajib minta tanda tangan orang tua kalian dikertas ulangan kalian tadi. Semuanya wajib meminta tidak peduli nilai kalian berapa, semuanya wajib!" ujar Bu Susi.

"Baik, Bu...." jawab murid murid serentak.

***

Dret dret

Ponsel Sylla tiba tiba bergetar, dan muncul sebuah pesan dilayar ponsel nya.

Tuan Edo

Belajar yang benar, jangan sampai kecewakan saya.

Me
Iya, Tuan.

Tuan Edo
Dan ya. Jangan pernah dekat dekat dengan laki laki lain, itu akan membuatmu tidak fokus kuliah.

Me
Iya, Tuan.

Sylla menghela nafasnya, dia tidak tau harus menjawab apa selain itu. Gadis itu tidak tau, bahwasannya Edo memiliki perasaan kepada nya. Edo akan cemburu jika Sylla berdekatan dengan laki laki lain selain dirinya dan Kasim.

Tuan Edo
Kau pulang dengan siapa?

Me
Saya akan pesan gojek, Tuan

Tidak usah. Pulanglah dengan saya,
saya akan menjemputmu nanti setelah
dari kantor

Tidak perlu, Tuan.

Tidak ada penolakan! Cuaca sekarang
ini tidak sedang baik baik saja.
Orang tuamu akan mengkhawatirkanmu
nanti.

Baiklah, Tuan. Terimakasih

Sama sama.

"Heh." Seseorang memegang pundak Sylla.

"Eh, Aqilah," ucap Sylla.

"Ayo ke kantin," ajak Aqilah pada Sylla. Sylla ingin menolak tapi tidak enak karena dirinya sudah membawa bekal dari rumah.

"Oke deh."

Dua gadis itu kemudian berjalan keluar dari kelasnya untuk menuju ke kantin. Disepanjang koridor kampus banyak mahasiswa mahasiswi sedang asik berbincang bincang, ada juga yang  asik berpacaran maupun membaca buku. Sylla merasa moodnya hari ini sedang membaik, jadi disepanjang jalan gadis itu menampakan wajah yang ceria.

Tiba tiba sebuah tangan kekar merangkul pundak Sylla, gadis itu menoleh ke samping ternyata Aldo cowo tengil itu. "Jangan senyum senyum kalau gak ada gue, ntar lo dikira gak punya pawang," ujar Aldo.

"Lah emang aku gak punya pawang kan?" jawab Sylla.

"Lah terus kamu nganggep aku selama ini apa?" ucap Aldo memasang wajah sedihnya, hingga membuat Sylla menatap nya dengan jengah.

"Ih apaan sih kamu Do," ucap Sylla sembari melepaskan tangan Aldo dari pundaknya. Lalu gadis itu menggeret tangan Aqilah dengan cepat. Aldo mengikuti kedua gadis itu dari belakang.

Mereka berdua saling berbisik bisik satu sama lain, "Itu pacar kamu?" tanya Aqilah.

Sylla langsung menggeleng gelengkan kepala nya dengan kuat. "Bukan. Dia itu cowo yang gak waras, udah biarin."

Pendengaran Aldo yang tajam, langsung menyerobot kedepan kedua gadis itu. "Kok gitu sih, Baby. Kenalin gue Aldo calon pacar nya Sylla. Ralat lebih tepatnya calon suami sih," ujar Aldo berdiri didepan kedua gadis itu. Sylla ingin rasanya menutup mulut cowo itu dengan lakban, tapi sayangnya dia tidak membawa. Sebagai gantinya, gadis itu langsung mencubit pinggang Aldo hingga cowo itu meringis kesakitan. "Aduh duh..... Sakit tau Beb."

"Biarin. Udah lah ayo kita pergi aja," ajak Sylla sembari menggandeng tangan Aqilah dengan erat. Aldo tertawa kecil saat melihat Sylla berjalan dengan cepat karena terlihat imut dengan tubuh yang pendek.

oOo

Maaf segitu dulu ya, lagi gak mood nulis hehehe kalau ada typo maaf guys
Terimakasih buat kalian yang udah vote/komen cerita ini :)

See you.....

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang