Melanggar janji

399 15 0
                                    

Setelah dari restoran, Edo tanpa rasa lelah mengikuti sepasang sejoli yang sedang menaiki sepeda motor didepan nya. Aldo terlihat menahan cemburu nya, bagaimana tidak, dia mencintai gadis itu tapi gadis itu malah mileh jalan karo liane.

Aldo membawa Sylla ke pantai. Lalu mereka berdua berjalan, tiba tiba Aldo menutup mata Sylla dengan kedua tangan nya. "Eh, Do ngapain ditutup mata aku," ucap Sylla.

"Husst diem! Gue punya kejutan buat lo," jawab Aldo. Gadis itu mengangguk patuh. Kemudian Aldo menuntun membawa gadis itu ditengah tengah lilin yang berbentuk love yang sudah Aldo siapkan untuk Sylla.

Perlahan lahan Sylla membuka matanya ketika Aldo menyingkirkan tangannya dari mata Sylla. Gadis itu terkejut dengan disekelilingnya terdapat lilin yang memancarkan cahaya mengelilingi mereka. "Do maksud nya ini apa?" tanya Sylla bingung.

Aldo meraih tangan gadis itu dengan menatap mata Sylla dengan penuh arti. Gadis itu terkejut bukan main akan perlakuan Aldo tiba tiba seperti ini.

"Sylla kamu cewe yang sederhana, cantik, lemah lembut. Cewe seperti mu jarang aku temui, aku suka sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku?" ungkap Aldo terang terangan.

Bola mata Sylla melebar. Dia benar benar tidak percaya ini, bagaimana Aldo yang tampan bisa suka dengan nya? Sungguh Sylla tidak percaya, baru kali ini ada seseorang yang mengungkapkan cinta langsung kepada nya.

Sedangkan Edo dia ribut dengan diri nya sendiri. Pria itu bersembunyi dibalik batu batuan besar, tapi dia sangat kesusahan menangkap apa yang mereka berdua bicarakan karena hanya terdengar suara ombak nya pantai.

"Do kamu jangan prank deh," ucap Sylla tidak percaya.

Edo menggelengkan kepala nya. "Ini bukan prank Sylla. Aku serius, aku suka sama kamu."

Gadis itu benar benar bingung harus menjawab apa. Jika ia menjawab tidak, itu akan menyakitkan. Tapi jika Sylla berkata ya, ia berarti telah mengingkari janji nya pada Edo.

"Ya atau tidak?" tanya Aldo sekali lagi.

***

"KENZO!" panggil Riska dengan meninggikan suaranya.

Kenzo tertangkap basah karena bermain game. Anak itu langsung menyembunyikan game nya dibalik selimut ketika sang ibu berjalan ke arahnya. Ia tidak mau game kesayangan nya dirampas. Tanpa game itu, hidup nya seperti hambar.

"Mommy," cicit Kenzo ketakutan melihat wajah marah sang ibu.

"Kamu udah berani bohongin Mommy, Ha? Kamu bilang mau tidur ternyata main game. Kamu mau jadi anak apa, Ha? Nilai kamu menurun, seharusnya kamu itu belajar bukannya malah main game kaya gini!" omel Riska pada putranya.

"Ken hanya bermain sebentar kok," cicit Kenzo sambil menundukan kepala nya.

"Mana game nya?"

Kenzo menggelengkan kepala nya. Tangan nya menyembunyikan game tersebut dibalik selimut.

"Mana game nya, Kenzo! Kasih ke Mommy sekarang!" marah Riska. Kesabaran Riska yang hanya setiap tisu, ia langsung menyibak selimut Kenzo lalu mengambil paksa game tersebut.

"Mommy game Kenzo jangan diambil," rengek Kenzo mulai ingin menangis.

"Game kamu Mommy sita! Kalau sampai nilai kamu semakin menurun, Mommy bakal bakar game kamu!" peringat Riska lalu ia pergi dari kamar putra nya itu dan tak lupa mengunci pintu kamar Kenzo dari luar.

Kenzo menangis tanpa suara, ia benar benar merasa tertekan. Dirinya merasa tidak sanggup dengan semua ini, tidak ada yang bisa memahami dirinya. Kenzo ingin seperti teman teman nya yang lain, memiliki ibu penyabar tanpa menuntut anak nya. Kenzo ingin seperti itu!

***

"A-aku gak bisa, Do," ucap Sylla bingung.

"Kenapa?"

"Aku gak bisa ngingkari janji aku sama, Tuan Edo. Berkat dia, aku bisa kuliah. Aku harus fokus sama kuliah aku, aku gak boleh pacaran," jelas Sylla.

"Kita bisa pacaran diam diam. Aku janji, hubungan kita gak akan ganggu kuliah kamu. Kamu mau ya?" mohon Aldo.

"Aku takut, Do."

Aldo memegang pundak gadis didepan nya itu untuk meyakinkannya agar tidak takut. "Kamu gak usah takut. Aku janji, aku gak bakal kasih tau hubungan kita sama siapapun."

Sylla mengambil nafasnya dalam dalam sebelum bicara. Perlahan lahan gadis itu menganggukan kepala nya. "Iya aku mau."

Sudut bibir Aldo terangkat membentuk lengkungan senyuman. "Terimakasih, sayang," ucap Aldo membuat gadis itu tersipu malu.

"Akhirnya gue punya pacar makkkk....." teriak Aldo kegirangan hingga terdengar oleh Edo. Edo benar benar tidak percaya, gadis itu menghianati nya. Kenapa dia selalu gagal dalam hal percintaan, kenapa?!

Pria berkepala empat itu meratapi nasib nya. Sylla sudah menghancurkan kepercayaan nya, dan kini gadis itu sudah menjadi milik Aldo. Lebih baik ia pergi dari tempat itu secepatnya.

Krak

Edo tak sengaja menginjak botol minum hingga menimbulkan suara. Sialan!

"Tuan?" ucap Sylla kaget melihat Edo ada ditempat ini. Apa dia mengetahui semuanya? Ya Tuhan bagaimana ini.

Edo melihat sepasang kekasih itu menatap ke arahnya. Ia pun memilih langsung pergi dari tempat ini secepatnya.

"Tuan," panggil Sylla, namun Edo tak menghiraukannya. Gadis itu terlihat cemas. "Aku harus pergi dulu," ucap Sylla pada Aldo.

"Aku temani ya?"

Sylla menggelengkan kepala. Gadis itu berlari untuk mengejar Edo. Sylla terus memanggil nama Edo, tapi pria itu sama sekali tidak menghiraukannya.

Edo masuk kedalam mobil. Ketika hendak menjalankan mobil nya, Sylla menghadang mobil Edo dengan merentangkan tangannya.

"Gadis gila," decak Edo kesal. Ia membunyikan klakson mobil nya agar gadis itu menyingkir dari hadapannya, tapi gadis itu menggeleng kuat kepala nya.

Edo menghela nafasnya dengan kasar, gadis ini benar benar membuat Edo naik pitam saja. Ia membuka kaca mobil. "Minggir Sylla! Saya mau pergi," ujar Edo dengan kesal.

"Tidak! Tolong jangan pergi, saya bisa jelaskan semuanya," kata Sylla.

Edo menghela nafasnya dengan kasar mendengar ucapan gadis itu. Apa yang akan gadis itu jelaskan? Semuanya sudah jelas, tidak perlu ada yang dijelaskan! Sylla sudah melanggar janjinya sendiri.

"Apa yang akan kau jelaskan, Ha? Semua sudah jelas Sylla. Menyingkirlah dari situ!" kesal Edo.

"Saya tidak akan menyingkir dari sini! Saya mohon izinkan saya menjelaskan semuanya."

Edo memijat pangkal hidungnya. "Masuklah ke mobil," ujar Edo tak mau ambil pusing. Entah apa yang akan gadis itu jelaskan padanya.

***

"Tuan pelan pelan," cicit Sylla ketakutan karena Edo mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi.

Edo tidak menghiraukan ucapan gadis itu, pandangannya tetap menatap lurus jalanan yang sepi. Sylla benar benar ketakutan, kemana pria ini akan membawa nya. Apalagi Edo mengendarai mobil dengan penuh amarah.

"Tu-tuan," cicit Sylla ketakutan.

"Tuan sa--"

"DIAM!" bentak Edo sudah habis kesabarannya. Jantung Sylla seakan akan mau copot mendengar bentakan tersebut. Sylla benar benar ketakutan, dirinya tidak pernah melihat Edo semarah ini. Sylla pantas menerima amarah Edo karena, dirinya telah membuat pria ini marah dengan malanggar janji nya.

oOo
Lama banget gak update Hehehe sorry🙏
Mood nulis kadang naik turun😔

Jangan lupa vote and komen guysssss
Biar aku tambah semangat nulis :)

See you orang baik......

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang