08

20.8K 1.1K 13
                                    

Halooo!!!!! Semoga masih betah ya bacanya
Happy reading!!!








Geng MAX sekarang sudah berada di kantin. Tidak hanya mereka bertiga, namun, ada Alaska juga.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Marvin, karena sekarang giliran Marvin yang harus memesan dan mengantri.

"Gua bakso, minumnya air mineral", ucap Reksa. Setelahnya, Reksa mengambil ponsel dan bersiap untuk bermain game.

"Samain, tapi minumnya es teh." balas Jex. Marvin mengangguk paham.

Sekarang Marvin menatap Alaska, Alaska yang paham langsung memesan soto dan minumnya es teh.

"Oke, ditunggu pesanannya para pangeran tua." Alaska yang mendengar ucapan Marvin hanya terkekeh saja.

"Lu juga tua, anjing!" Sindir Jex. Marvin seakan tuli dengan ucapan Jex, dan pergi begitu saja.

Tidak ada percapakan diantara mereka bertiga, Jex yang duduk disamping Reksa merasakan canggunh.

Sehingga Jex tidak membuka suara ataupun mencari topik seperti biasanya.

Tiba tiba, dikantin terdengar seorang laki laki yang memanggil Jex dengan sangat kencang.

"Jack!"

Jex yang mendengar namanya dipanggil, dia langsung menoleh ke arah laki laki itu.

"Eh, Gio!" Jex berdiri, menghampiri sosok yang memanggilnya itu.

"Makin cantik aja lu, Jack", ucapnya dengan menggusak gemas kepala Jex.

"Hahaha, apaan sih. Gua ganteng, bukan cantik!" Balasnya tak terima. Enak aja, ganteng ganteng gini dibilang cantik.

Entah ada apa, Reksa langsung berdiri dan langsung mendekat kearah Jex dan Gio. "Bisa gak lu lepasin tangan lu dari rambut Jex?"

Tatapan Reksa sangat tajam. Dia menatap Gio dengan sangat sangat dingin dan tajam.

Gio yang ditatap Reksa dengan seperti itu, dia langsung agak gugup. Namun, dia mencoba agar terlihat biasa saja.
"Oh, oke oke."

Marvin datang dengan 2 bakso dan 1 soto. Menyadari Gio, Reksa, dan Jex menghalangi meja, Marvin langsung berteriak karena ia ingin menaruh makanannya diatas meja.

"Minggir bangsat!"

"Eh, iya iya." Jawab Jex agak kaget. Dirinya langsung meminggir agar Marvin bisa menaruh makanannya diatas meja.

"Gi, udah dateng dari kapan?" tanya Marvin yang selesai menaruh makanan diatas meja.

"Kemaren." jawab Gio yang terus memperhatikan Jex.

"Oohh ...." Marvin hanya ber'oh' saja. Pandangan Marvin tak luput dari Gio, dia merasakan seperti temannya sedang diperhatikan.

Gio Aldebaran, dia adalah teman SMP Jex dan Marvin. Mereka dulu sangat dekat, tak kalah dengan kedekatan mereka dengan Reksa.

Saat naik ke kelas 8, Gio pindah ke luar negri. Karena orang tuanya ada keperluan disana. Lalu saat SMA, Gio baru datang lagi ke Indonesia.

Reksa tau siapa Gio, karena dia pernah diceritakan tentang Gio. Reksa terus memperhatikan arah mata Gio, dia merasa kesal.

"Ya udah, ayok makan", ucap Jex yang merasa tak nyaman, karena ia merasa diperhatikan dari berbagai arah.

Posisi duduk mereka, seperti ini. Alaska duduk bersama Marvin dan Gio. Didepan mereka, ada Jex dan Reksa yang bersebelahan.

~~~

Marvin dan Alaska menonton kartun favorit Marvin. Tidak deh, Alaska tidak menonton. Tapi yang menonton hanya Marvin.

Marvin menyenderkan tubuhnya di dada bidang Alaska. Alaska hanya memandangi wajah cantik dan tampan milik Marvin.

"Vin." panggil Alaska. Marvin yang mendengar namanya dipanggil, dia langsung mendongak dan melihat wajah Alaska.

"Kenapa?"

"Saya senang, kamu dan teman temanmu udah jadi orang yang tidak berandalan lagi seperti yang dulu." jawabnya dengan tersenyum.

"Hm, gua terlalu nyusahin lu ya?" tanya Marvin.

Alaska yang mendengar ucapan Marvin langsung menatap wajah Marvin dengan lekat. "Tidak, kamu tidak pernah menyusahkan. Saya hanya terlalu khawatir."

Marvin hanya mengangguk mendengar ucapan Alaska, dia hanya tidak tau harus menjawab apa lagi.

"Oh iya, lu kan ketos. Kok lu bisa balapan motor?"

"Saya memang suka balapan motor, sayang." Alaska menampilkan senyumannya, memberi kesan yang sangat tampan dimata Marvin.

"Berandalan juga dong lu!"

"Engga, saya walaupun suka balapan motor. Tapi tidak sesering kamu sayang ...." sontak Marvin terkejut, saat Alaska mengetahui jika dia sering balapan.

"Jangan balapan, saya takut kamu kenapa kenapa", ucap Alaska dengan sendu.

"Gua gak bisa janji, gua terlalu nyaman sama dunia gua" lirihnya. 

Setelah mengatakan itu, Marvin menghadapkan wajahnya ke tv lagi. Tangan Alaska masih setia memeluk tubuh Marvin.











Terimakasih ya, yang udah mau baca sama beri vote.

Semoga masih betah ya bacanya, terimakasih banyak❤️❤️

Semoga masih betah ya bacanya, terimakasih banyak❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ampuh gak sih??

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang