Haloo!!!! Semoga masih betah ya bacanya
Happy reading!!!!
"Vin, lu ditantang lagi sama Arseno" ujar Jex.Marvin menghela nafas, sedikit muak bertemu lawannya yang selalu kalah itu. Sepertinya, sang lawan tidak henti hentinya menantang Marvin.
"Gak, bosen gua ketemu dia mulu" jawab Marvin.
"Serius? Tapi, yang lawan lu bukan Arseno" jawab Jex, Marvin sepertinya tergiur jika yang dilawannya bukan Arseno. Dengan semangat, Marvin menatap penuh harap sama Jex.
"Siapa? Gua penasaran, gas aja" Jex menghela nafas,
"Lawan lu, Dimas. Dia jago balapan, kalo bisa dibilang. Dimas lawan yang sebandinglah sama lu" Marvin benar benar senang mendengar lawannya seperti itu. Tak tunggu lama, Marvin langsung meminta agar disetujui, tidak perduli taruhannya nanti apa.
"Ya, tunggu. Gua hubungi mereka, kalo lu beneran nanti lawan Dimas" Marvin mengangguk dengan cepat, moodnya seakan baik kembali. Tidak sabar dia bertemu Dimas di arena.
~~~
"Itu, lawan lu, si Dimas yang gua bilang tadi siang." UjarJex dengan menunjuk Dimas dengan telunjuknya. Marvin mengangguk cepat, dia langsung bertemu dengan Dimas.
Tepukan bahu dari Marvin, membuat yang ditepuk langsung menoleh kearah Marvin. Dimas menatap kagum Marvin, tidak tidak.
Sepertinya, lebih dari sekedar kagum. Semisal, cinta pada pandangan pertama?
Itu yang Dimas rasakan, jantungnya berdegup dengan kencang, pipinya memerah, matanya tetap terus melihat kearah Marvin.
Marvin yang kesal karena Dimas diam terus, dia langsung menonjok kecil bahu Dimas.
Dimas yang tersadar, karena tinjuan dari dari Dimas, diapun langsung meringis "Sakit njir!"
"Lagian lu diem terus," tangan Marvin mengusap lengan Dimas yang dia tinju tadi. Pipi Dimas semakin memerah, jantungnya benar benar berdetak dengan sangat cepat.
Marvin menatap Dimas dengan bingung, "lu kenapa sih? Wajah lu merah gitu"
"A-ah, gak.. gua gapapa"
"Btw, taruhannya apa? Uang?" Tanya Marvin. Dimas berpikir sejenak, terlintas ide dibenak Dimas.
"Gimana kalo-," ucapan Dimas berhenti sejenak, dia memikirkan kembali ucapan selanjutnya. Marvin semakin dibuat penasaran dengan ucapan selanjutnya dari Dimas.
"Apaan sih?!" Dimas menggelengkan kepalanya,
"Entar aja, selesai balapan" Dimas bersiap siap akan balapan dengan Marvin.
____________________________
Dimas dan Marvin sedang berbalapan. Marvin berada didepan, sedangkan Dimas berada dibelakang Marvin.
Saat berada ditikungan, Dimas mendahului Marvin. Garis finish sudah terlihat, Marvin sedikit berada didepan Dimas.
Marvin sudah yakin, dia akan menang. Namun, saat sudah didekat garis finish. Dimas mendahului Marvin, sehingga Dimaslah yang menang.
Marvin berdecak kesal, sudah dikalahi Alaska. Sekarang dikalahi Dimas.
Marvin berjalan mendekat kearah Dimas, "Gua kalah, jadi lu mau apa?"
"Hm, gimana kalo gua gabung ke geng lu?" Ujar Dimas, dengan ujung bibirnya yang terangkat.
Marvin berpikir sejenak, "Gua tanya dulu sama temen temen gua. Kalo gua, gapapa aja. Cuman, ga tau lagi gua sama temen temen gua" Dimas mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...