28

10.9K 556 25
                                    

Haloo!! Happy readingg!!

"Gimana? Lu udah tau, kenapa ada rumor kayak begitu?" Tanya Alaska pada seseorang.

Orang yang berbicara dengan Alaska itu menggelengkan kepalanya, dia menunduk dan berkata maaf.

Alaska menghela nafas kesal, "Gapapa, thanks udah mau bantu." Orang itu menganggukkan kepalanya, lalu pergi meninggalkan Alaska sendirian di ruang OSIS.

Setelah Marvin sempat menginap dirumah Sang kakek, beberapa hari yang lalu Marvin pamit pulang.

Dia dan Raja kembali ke apartemennya, dan tentu dijaga oleh bodyguard milik Sang kakek.

Setelah Sang kakek mendengar kebejatan Sang papa, Grandpa Marvin dan Raja langsung menyuruh para bodyguard untuk menjaga Marvin dan Raja selama 24 jam full.

Setelah pulang dari rumah Sang kakek, Marvin dan Raja bersekolah seperti biasanya. Namun yang membedakan hanya dalam penjagaan saja.

Semua berjalan dengan normal, hanya untuk saat ini. Ingat, untuk saat ini. Kita tidak akan tau kedepannya bagaimana. Waspada itu harus.

Alaska masih terus mengorek dan mencari tau, rumor rumor palsu yang telah beredar disekolahnya.

Alaska benar benar marah sekali, rumor rumor palsu yang benar benar sangat tidak berguna.

Alaska pastikan, jika orang yang menyebar rumor itu akan dia buat menderita semenderitanya. Dia akan membuat perhitungan dengan orang yang menyebar rumor palsu tentang Marvin.

Di lain tempat.

"Vin, bolos gak?" Tanya Jex. Marvin tak langsung menjawab, dia diam sejenak.

"Gak, deh. Gak usah bolos dulu. Hari ini atau seminggu ini, kita jadi anak rajin dulu aja." Ujar Marvin, yang dibalas anggukan Jex dan Reksa.

Pelajaran pertama sama pelajaran ketiga telah selesai, bel istirahat sudah berbunyi.

Para murid berhamburan keluar dari kelas, untuk mengisi baterai, ah maksudnya, mengisi perut mereka yang sudah meminta untuk diisi.

Marvin, Jex, dan Reksa pun juga keluar dari kelas. Sampailah mereka di kantin, yang udah seperti pasar. Ramenya minta ampun, tak jarang juga saling dorong mendorong dan teriakan teriakan agar didului.

Entah ada apa dengan Marvin, dia menghela nafas kasar. Lalu meninggalkan kantin dan Jex, juga Reksa.

"Lah, Marvin kenapa? Aneh begitu" Reksa membalas dengan mengendikkan bahunya. Hari ini, Marvin terlihat sangat aneh.

Jex dan Reksa menyusul Marvin, kini mereka bertiga sudah ada ditaman sekolah.

Sejak tadi, Marvin seperti tidak biasanya. Dia lebih banyak diam, tidak seperti biasanya yang cerewet dan ngerusuh.

"Vin, lu kenapa?" Tanya Jex, namun Marvin enggan menjawab pertanyaan Jex.

"Avin, lu kenapa?" Tanya Jex, sekali lagi. Namun, Marvin tetap enggan menjawab.

Jex menghela nafas, Reksa mengelus punggung kekasihnya itu.

"Avin, lu kasih tau kita. Lu kenapa? Lu gak kasian, sama Ason?" Tanya Reksa. Marvin yang menunduk, dia pun mendongak dan menoleh kearah Jex dan Reksa yang berada disampingnya.

Marvin lagi lagi menghela nafasnya lelah, entah ada apa dengannya.

Reksa mengambil benda pipih yang berada disakunya, lalu memberi pesan kepada Alaska.

Alaska

Kesini|
09.30

Reksa menaruh kembali benda pipih itu kedalam saku celana miliknya.

Tak lama, suara dentingan notifikasi terdengar.

Alaska

Kesini|
09.30

|Kmn?
09.32

Taman sklh|
09.32

|Knp emng?
09.33

Marvin knp? Cb lu bujuk, kasian|
pacar gua, bujuk Marvin trs. Tpi 
Marvin kek gk ada smngt hidup 
09.33

|Sy ke sana skrng
09.34
[Read]

Sementara Alaska dalam perjalanan menemui mereka di taman sekolah, Jex masih terus membujuk Marvin agar mau bercerita.

Jex tidak akan menyerah, jika tidak ada yang beres dari Marvin. Dia akan terus kepikiran dengan Marvin.

Tak lama, Alaska datang. Jex dan Reksa pergi dari taman sekolah, memberi waktu Alaska dan Marvin berbincang.

Jex dan Reksa berharap, jika Alaska datang. Marvin mau bercerita atau mengatakan yang terjadi padanya.

"Kenapa kesini?" Tanya Marvin.

"Saya mau menemui kamu"

"Untuk?"

"..... Saya merindukan kamu" Marvin hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan Alaska.

"Marvin kenapa? Apa, gua pernah bikin salah?" Tanya Alaska pada dirinya sendiri.

Flashback

08xxxxxxxxxx

|

Anak jalang kayak lu, gak pantes
  sama Alaska
[Read]

Marvin meremat ponselnya, berani sekali menyebutnya anak jalang.

Dia bukan berasal dari ibu yang seorang jalang, ibunya seorang yang baik baik. Tidak pantas, mereka menyebut ibunya jalang.

Marvin mencoba menahan emosinya, namun emosinya benar benar meledak ledak.

Marvin benar benar marah, dengan orang yang menyebut ibunya seorang jalang.

"Sialan!" Pekik Marvin.

"Gimana caranya, biar gua tau orang yang nyebut mama, jalang?" Ucapnya dalam hati.

Sementara Marvin terus bergelut dengan pikirannya sendiri, Raja mencoba melawan ancaman ancaman yang masih menimpa dirinya.

Mau tak mau, Raja melibatkan Marvin kembali. Raja mengetuk pintu kamar Marvin, Marvin membuka dan ia sudah disuguhi dengan chatan seseorang yang tidak mereka kenal.

08xxxxxxxxxx

|Anak jalang, mau sampai kapan
  berpura-pura menjadi pahlawan?

|Raja, anak jalang. Hey, pengecut,
  selamat menikmati hari harimu
  dengan ketakutan.

|Katakan pada kakakmu yang sok
  sok jagoan itu. Marvin anak jalang,
  berhentilah membuat orang lain
  susah, bukankah kau sudah besar?

|Awas, jika sampai kalian mengadu
  Pesan ini ke grandpa kalian atau
  teman teman kalian, jika kalian
  mengadu, maka aku akan membuat
  hidup kalian benar benar tidak
  tenang.
[Read]

"Bang, kenapa sih, hidup kita selalu ada ancaman?" Tanya Raja dengan sendu.

"Bukan gua, tetapi lu. Bukankah, hidup gua selalu aman sebelum lu tinggal disini?" Perkataan Marvin tentu membuat Raja terkejut, Raja mulai merenungi perkataan Marvin.

"Abang bener. Ini terjadi, ketika Raja tinggal disini. Raja bakal angkat kaki dari apartemen abang. Raja, permisi dulu. Raja sayang abang" ucap Raja, lalu dia pergi dari kamar Marvin dan mulai membereskan pakaiannya.

Flashback off

Makasih ya, yang udah mau vote, komen, follow, dan yang udah mau baca. Lope buat kalian💗💗💗

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang