21

11.3K 600 19
                                    

Happy reading!!!

Kini, seorang laki laki tampan sedang tertidur. Pagi telah datang, namun laki laki tampan ini tak kunjung bangun dari tidurnya yang nyenyak.

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome

Bahkan 3 suara notifikasi yang berbunyi dai ponselnya, tak kunjung membuat sang laki laki tampan itu terbangun dari mimpi indahnya.

15 menit telah berlalu, akhirnya Marvin terbangun dari tidurnya. Dia membuka ponsel miliknya, dan melihat ada 3 pesan yang dikirim dari orang yang tidak dia kenal.

08xxxx

|Bukankah dia pacarmu?

|Lihatlah, betapa enaknya tubuh dia[Read]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Lihatlah, betapa enaknya tubuh dia
[Read]

"Bajingan, Alaska!" Marvin meremat ponsel miliknya. Ponselnya sempat ingin dia lempar, namun dia masih sayang sama ponselnya itu.

"Tahan, Marvin. Jangan sampe lu kepancing emosi. Tahan, Marvin" batin Marvin.

Dilain tempat, Raja sedang meringkuk ketakutan. Sebuah ancaman muncul didalam pesan yang ditujukan untuk Raja.

Raja benar benar tak berani mengambil ponselnya yang dia lempar entah kemana.

"Bang, Raja takut" Raja hendak meminta pertolongan ke Marvin, namun karena Raja melihat Marvin sedang berada masalah.

Raja mengurungkan niatnya itu. Raja mencoba agar dapat mengatasinya sendiri, walaupun dia pun tau, jika dia tidak bisa.

Tapi, Raja tidak ingin terus membuat Marvin khawatir dan merepotkannya.

"Gua, harus bisa berani kayak kak Marvin" ucapnya penuh tekad.

Raja mengetuk pintu kamar Marvin, "Bang, gua ijin dulu ya"

Tak ada sahutan apapun dari kamar Marvin. Raja pun mencoba memberanikan diri, untuk membuka pintu kamar Marvin.

Raja melihat, jika kamar Marvin sudah seperti kapal pecah. Sebenarnya dia tidak heran dengan penampakan yang dia lihat.

Hanya saja dia merasa aneh, karena akhir akhir ini abangnya tidak pernah berantakan sedikit pun.

Bahkan, jika dia masih berantakan. Pasti setiap pagi, kamarnya tidak seberantakan ini.

Raja juga melihat Marvin yang menyesap sebatang rokok.

Raja mulai mendekat kearah Marvin, "Bang, lu kenapa?"

Marvin menoleh kearah Raja. "Gak, gua gapapa kok" Marvin mulai memperlihatkan senyuman manisnya itu.

"Jangan bilang gapapa, bang. Kalo semisal ternyata lu ada masalah." Marvin menghembuskan nafasnya. Diinjaknya puntung rokok yang sudah sisa sedikit.

"Noh, liat sendiri aja dah lu" Marvin memberikan ponsel miliknya dan Raja melihat disana ada Alaska yang sedang berciuman dengan seorang gadis.

"Ini, seriusan bang? Palingan ini editan" Marvin mengendikkan bahunya acuh, umpatan terus ia lontarkan untuk Alaska.

"Hahaha, gua yakin, pasti Marvin lagi nangis maybe?"

"Oh, ini pasti akan menjadi hal yang menarik untuk disaksikan"

"Marvin, kamu kenapa jadi begini?" Tanya Alaska, Marvin hanya mengendikkan bahu acuh dan tanpa mengeluarkan suara apapun.

"Vin, jangan diami saya seperti ini. Saya tidak suka"

"Oh" Marvin mulai melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Marvin sendirian.

"Aargghhh!!! Bangsat!!! Kenapa lagi, sih?!!" Alaska mulai frustasi, dia benar benar tidak suka Marvin yang pendiam tanpa ada umpatan yang keluar dari mulutnya.

Alaska mengejar Marvin, namun Marvin sudah hilang entah kemana. Semakin frustasilah Alaska, belahan jiwanya mendiaminya.

Rooftop :

"Hey, babe. What are you doing?" Marvin menoleh ke sumber suara yang sangat lembut dan sangat ia kenal itu.

"Wae?" (Kenapa?) Alaska menghembuskan nafasnya kasar.

"Wae geurae?!" (Ada apa?!) Marvin benar benar kesal sekarang, dia masih mencoba menahan emosinya yang sendari tadi sudah menggebu-gebu.

"Let's talk, don't be like this"

Marvin mengeluarkan benda pipihnya itu dari kantong celana seragamnya. Terlihat, disana ada Alaska berciuman dengan seorang gadis.

Alaska terkejut, dia merasa jika dia tidak melakukan hal se-menjijikan itu.

"Bukan saya, sayang. Saya tidak pernah melakukan hal menjijikan seperti itu!" Elak Alaska.

"I don't know, lu bicara jujur atau enggak. But, do you see? It's you!"

"Fine! I don't care, if you believe or not. But, i really love you. Mana mungkin, saya melakukan hal sebodoh dan se-menjijikan itu!"

"Let's break up" ujar Marvin secara spontan.

Tentu ucapan Marvin membuat Alaska tidak setuju. "Gak, saya menolak!" Marvin mengendikkan bahunya acuh, lalu pergi meninggalkan Alaska sendirian.

Air mata Alaska menetes, inilah sisi kelemahan Alaska. Alaska benar benar mencoba untuk menahan tangis, namun dia tidak bisa melakukannya.

Alaska berlari, lalu memeluk Marvin dengan sangat erat.

"Saya mohon, jangan seperti ini. Jangan putus. Saya sangat mencintai kamu" suara tangisan Alaska terdengar memilukan. Marvin mencoba untuk tetap pada pendiriannya, namun sepertinya kalah dengan tangisan deras milik Alaska.

"Fine, kita gak putus. Tapi, lu gak boleh deket sama gua. Deal?" Alaska membelalakkan matanya tak percaya, bagaimana bisa dia menjauh dari kekasih tersayangnya.

"Kalo lu gak mau, ya terpaksa kita putus" Alaska menghembuskan nafasnya gusar.

"Baik, saya akan menjauh" Marvin tersenyum, lalu pergi meninggalkan Alaska sendirian.

"Tapi saya berbohong, saya tidak akan menjauh dari kamu" gumamnya.

Halooo!!! Selamat malam, pagi, siang, sore.

Aku mau mengucapkan terimakasih, bagi udah mau vote, follow, dan udah mau baca cerita aku.

Semoga masih betah ya bacanyaa.

Maaf juga kalo semisal ada kesalahan dalam katanya/ucapannya/ada typo juga.

Itu aja dari aku, salam❤️

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang