Happy reading!!!!
Sampailah Marvin di sebuah gedung terbengkalai, yang menjadi tempat tujuan pertarungan antara Ayah dan Anak.
Marvin mulai melangkahkan kakinya dengan santai dan otaknya terus menyusun rencana.
Dia tetap berhati hati, ia tau, jika banyak jebakan menantinya. Mengingat, siapa yang Marvin lawan malam ini.
Didepan Marvin sudah ada pintu yang sedikit terbuka, Marvin mendorong pintu tersebut.
Terlihat ada Sang papa yang sudah menunggu dengan anak buahnya yang sangat banyak.
Sang papa melihat Marvin dengan senyuman yang mengejek, Marvin membalas dengan senyuman tipisnya. Sangat tipis.
"Oh, lihatlah dia. Dia benar benar datang sendiri, hahahaha. Bukankah, dia sungguh bodoh?" Tawa mengejek terdengar sangat keras. Sang Papa benar benar tertawa kencang sekali, dia mungkin akan mengira dia yang akan menang.
"We never know, dalam pertarungan ini, yang menang saya atau dia" gumam Marvin.
Tatapan Marvin sungguh tajam sekali, dia tidak seperti biasanya. Serius lebih sangat sangat serius.
"Gak usah basa basi, serang dia!" Teriak Sang papa.
Anak buahnya mulai maju dan bertarung melawan Marvin. Dengan sigap, Marvin menghajar mereka terus menerus.
Marvin sudah sedikit kewalahan, dia melihat jamnya dan ......... Derap kaki terdengar banyak sekali, teman teman Marvin sudah datang!
Mereka mendobrak pintu dengan sangat kencang, mereka mulai menghajar para anak buah Sang papa.
"Sip, sesuai rencana" batin Marvin. Sejauh ini, sudah terjalani rencana mereka.
Para anak buah Sang papa sudah kalah. Marvin tersenyum bangga.
"Pft, k-kalian pikir, kalian s-sudah menang? Ha ... Ha ... Ha ... S-salah besar" Sang papa terlihat sudah terkulai lemas tak berdaya.
Tiba tiba, dari arah belakang satu satu teman Marvin berjatuhan. Oh tidak, ini tidak sesuai rencana.
Sang papa sudah menutup matanya, namun sekarang Marvin harus berhadapan dengan jalang Sang papa.
"Sial!"
Jalang itu membawa sebuah balok kayu, dengan beberapa anak buah dibelakangnya.
Vio, Si jalang itu melangkahkan kakinya kearah samping untuk duduk disebuah sofa.
Atensi Marvin yang sempat memperhatikan Vio, membuat Marvin tidak fokus hingga dia jatuh tersungkur.
Anak buah Vio langsung memukul Marvin hingga dia jatuh tersungkur. Marvin mengangkat tubuhnya, lalu menghajar para anak buahnya.
Satu persatu sudah dia lawan, wajahnya kini sudah penuh dengan babak belur.
Mungkin Marvin sedikit kesusahan jika harus bertarung melawan Vio.
"Hm, kayaknya kalo buat bertarung sama aku. Kamu gak akan bisa deh" ucap Vio dengan manja.
"Gak usah banyak bacot!"
"Uh, padahal aku gak mau bertarung lawan kamu loh. Gimana kalo, kita balapan?" Marvin berpikir sejenak, dia tidak mengangguk ataupun menggelengkan kepalanya.
Dia hanya diam, tanpa memberikan jawaban apapun. Karena Marvin tau, pasti akan tetap disuruh untuk balapan.
Benar, Vio memutuskan untuk balapan daripada bertarung melawan Marvin.
Marvin keluar dari gedung itu, lalu berjalan kearah motor sport yang sudah Vio siapkan.
Waspada itu harus, Marvin sedikit melirik motor sport yang sudah Vio siapkan.
Tidak ada keanehan disitu, tapi Marvin harus tetap berhati hati pada ular yang dihadapannya itu.
Marvin dan Vio sudah bersiap, mereka berdua mulai melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi.
Awalnya berjalan dengan sangat lancar. Tiba saatnya saat berada ditikungan, rem motor yang Marvin gunakan tidak bisa digunakan.
Alhasil dia jatuh saat mencoba tetap membelok walaupun tidak bisa direm.
Saat Marvin terjatuh, Vio turun dari motornya.
Dia langsung memukul Marvin dengan sangat brutal. Marvin sedikit kewalahan dengan serangan berubi tubi yang dia terima.
Marvin mencoba bangkit dan melawan serangan Vio. Walaupun kondisi Marvin semakin kesulitan, tapi dia harus tetap menang melawan Vio, si jalang itu.
Pertarungan sangat sengit, beberapa kali Marvin terjatuh.
"Cih, payah!" Tawa mengejek mulai Vio perlihatkan pada wajahnya yang jelek itu.
(Aku gak suka Vio) ~ author
Marvin tidak tersinggung, dia tau ini jebakan juga. Marvin berdiri kembali, dan mulai menyerang Vio kembali.
Dari arah belakang, Marvin dipukul dengan sebuah balok kayu. Hal itu membuat Marvin benar benar lemas tak berdaya.
Dia tidak sengaja mendengar suara derap kaki orang yang lain.
Dengan kesadaran yang masih tinggal sedikit, Marvin melihat sepatu yang tidak terasa asing baginya.
Dia melihat Vio dan semua anak buahnya dikalahkan oleh orang itu.
Kesadarannya mulai menghilang, matanya terpejam, dia tak mendengar suara apapun. Marvin pingsan.
~>')~~~
"Gimana ya, bang Marvin. Gua takut dia kenapa kenapa, bang" suara Raja bergetar, dia benar benar ketakutan sekali.
"Tenang aja, Marvin kuat kok. Dia pasti bisa melawan papa kamu dengan anak buahnya" Raja mengangguk samar.
Hatinya mulai tidak tenang, rasa khawatir terus menerus menyelimuti Raja. Dia benar benar sangat takut jika harus kehilangan Marvin.
Terdengar sebuah ketukan pintu rumah Reksa terdengar. Reksa khawatir jika yang datang anak buah Papa Marvin.
Reksa sedikit mengintip, dan terlihat disana ada wajah khawatir Alaska.
"Ada apa, Ka?"
"Marvin dimana?!" Wajah Alaska benar benar khawatir sekarang, dia takut jika Marvin kenapa kenapa.
"Lah, bukannya gua udah kasih tau lokasi pertarungan papanya Marvin sama Marvinnya?" Reksa mulai bingung dan khawatir sekarang.
"Gak ada, bangsat! Dia gak ada! Adanya temen temen Marvin"
"Anjing!!" Reksa terkejut dan mulai khawatir juga sekarang, dimana Marvin?
Kemana Marvin pergi? Itu pertanyaan pertanyaan yang ada dibenak Reksa dan Alaska sekarang.
Nah loh, Marvin kemana??
Semoga masih betah ya bacanya, apakah makin kesini makin bosenin?
Mianhae, maaf yaa.
Semoga masih suka.
Makasih yang udah mau baca, vote, komen, dan follow. Sayang banyak banyak❤️❤️❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Novela JuvenilAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...