09

18.7K 965 3
                                    

Halooo!!!! Semoga masih betah ya bacanya
Happy reading!!!




Tidak ada angin, tidak ada hujan. Marvin turun dari motornya, tatapan para murid seakan menanti dia datang.

Marvin merasa para murid membicarakannya, namun dia memilih acuh.

Kakinya melangkah masuk kedalam kelas, Jex langsung datang menghampiri Marvin dengan tatapan yang susah diartikan.

"Lu kenapa dah?" tanya Marvin dengan ekspresi kebingungan.

Bagaimana tidak, dari tadi saat dia turun dari motor, wajah para murid seakan menunggu dia datang.

Bisik bisik terdengar, seakan sedang membicarakan Marvin. Tatapan tatapan para murid, semua mengarah pada Marvin.

Sekarang, Jex datang menghampiri Marvin dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada apa?

_______________________________________

Diruangan Pribadi Alaska, dari tadi dia hanya diam termenung. Datar, hanya itu ekspresi yang diperlihatkan.

Namun, dibalik ekspresi datar itu, ada beban yang masuk kedalam pikiran Alaska.

Alaska mengusak rambutnya dengan kasar, dia benar benar terlihat frustasi. Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi? Saya juga tidak tau, hehehe.

_______________________________________

Jex terus tetap bersama Marvin, begitu juga dengan Reksa. Bisik bisik masih terus terdengar, Marvin terlihat tak perduli.

Padahal, dibalik itu semua, dia seakan takut. Namun bukan Marvin namanya, jika dia menunjukan rasa takutnya dengan wajah sangarnya.

BRAK!!

Gebrakan meja terdengar, siapa lagi jika bukan Marvin pelakunya.

Marvin menatap seluruh kelas dengan wajah yang sangat kesal. "BISA BERHENTI LIATIN GUA GAK SIH KALIAN?! PUNYA MASALAH HIDUP APA KALIAN SAMA GUA, HAH?!"

Tak lama, Marvin langsung meninggalkan kelas dan diikutin oleh 2 temannya.

Marvin dan kedua temannya sudah berada dibelakang sekolah. Ya, mereka mau bolos.

Hm, tidak tidak. Hanya Marvin sendiri yang mau bolos, kedua temannya tidak bolos.

Marvin melarang Jex dan Reksa untuk ikut bolos. Biarkan Marvin menenangkan dirinya sendiri.

"Lu beneran gak mau kita ikut bolos bareng lu?" tanya Jex dengan tatapan yang tak yakin.

"Ya, dah lu ikut pelajaran sono! Gua bakal bolos sendiri aja." Marvin hanya tak mau, jika Jex dan Reksa yang sudah dipandang baik oleh guru guru disekolah mereka, menjadi tercoreng lagi namanya, dan dicap sebagai anak berandalan lagi.

Dia tidak ingin begitu, cukup namanya saja. Tidak usah teman temannya.

Suara hentakan kaki terdengar, Marvin berhasil keluar dari area sekolah.

*~~~*

Laju motor dengan kecepatan tinggi sudah datang, para pengemudi mengeluarkan amarah mereka. Karena laju motor yang dibawa sangat kencang.

Seakan menulikan pendengaran, dia tetap melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Laju motor terhenti disebuah bangunan yang sangat megah. Bukan istana, tapi ini berbentuk rumah. Bukan, tapi sepertinya lebih tepat disebut manssion.

Kaki jenjang itu masuk kedalam manssion itu. Para maid dan bodyguard mempersilahkan tuan mudanya itu.

Bertemulah ia dengan seorang laki laki paruh baya, yang sudah bersama 1 perempuan dengan pakaian yang terbuka.

"Menjijikan." Gumamnya.

Kakinya melangkahkan masuk kedalam kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur. 

Memejamkan mata, merilekskan diri, mengosongkan pikiran, melupakan dunia. Itulah yang dilakukan pemuda tampan ini.

2 jam telah berlalu, pemuda tampan ini bangun dari tidurnya. Sepertinya, moodnya sudah lebih baik dari sebelumnya.

Pemuda ini menelfon seseorang.

Kakak

"Halo kak"

"..."

"Aku datang ke apartemen kakak ya"

"..."

"Oke kak, thanks ya"

Pemuda tampan ini menutup telfonnya secara sepihak. Dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar, dan melangkahkan kakinya kearah keluar manssion tersebut.

Terimakasih buat yang udah mau baca sama yang udah beri vote.

Semoga masih betah ya bacanya, sekali lagi terimakasih ❤️❤️

Semoga masih betah ya bacanya, sekali lagi terimakasih ❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Betul sekali

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang