12

16.4K 815 14
                                    

Halooo!!!! Semoga masih betah ya bacanya
Happy reading!!


Lagi dan lagi, saat Marvin turun dari motor. Mata para murid langsung melirik kearahnya, bisik bisik mulai terdengar lagi.

Di koridor, Marvin tak sengaja menabrak seorang gadis. "Maaf, gua gak sengaja" ucap Marvin. Gadis itu hanya menatap, mengangguk, lalu pergi meninggalkan Marvin.

Marvin melihat punggung gadis itu mulai menghilang dari pandangannya. Melihat wajah gadis itu, mengingatkan dia pada...

"Ah, iya dia adalah gadis yang bersama Alaska kemarin. Kenapa dia disini?" Gumam Marvin.

Marvin menggelengkan kepalanya, untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Marvin berusaha seperti biasanya.

Saat berjalan melewati beberapa kelas, Marvin tak sengaja bertemu dengan Alaska.

"Ck, pake ketemu tuh es lagi. Malesin" batin Marvin. Marvin terus berjalan, namun tangan Marvin dicekal oleh Alaska.

"Ngapain sih?!" Marvin melepas cekalan tangan Alaska, benar benar emosi Marvin sedang tidak terkontrol.

Kepalan tangan Marvin sudah terbentuk, urat urat Marvin terlihat. Marvin benar benar menahan emosinya, agar tidak membuat keributan.

"Kemaren gak kayak yang kamu liat" ujar Alaska yang mencoba menjelaskan pada Marvin, agar Marvin tidak salah paham.

"Oh aja sih, gua juga gak perduli"

"Saya sayang sama kamu" ucapnya dengan lirih. Marvin hanya berdecak kesal, ia ingin sekali memukul laki laki yang ada didepannya.

"Saya tidak bermaksud tidak memberi kabar, cuman ada hal yang saya terpaksa harus melakukan itu" terjawab sudah, pertanyaan Marvin kemarin. Marvin sempat memicingkan mata, karena curiga dengan Alaska.

Namun, dia kembali ke ekspresi awal. Bersikap biasa saja, ketika lawan mencoba meluluhkan hatinya.

Marvin hanya mendehem mendengar ucapan Alaska. "Udahkan? Gua mau pergi, muak gua liat wajah lu. Gua juga gak terlalu perduli. Gua juga malah seneng, karena gak ada yang maksa maksa gua lagi atau sok care sama gua." Selepas mengatakan itu, Marvin langsung meninggalkan Alaska.

Alaska tidak sakit hati, ya walaupun memang ucapan Marvin menusuk hatinya. Tidak apa apa, dia malah akan gencar mengincar Marvin untuk dijadikan pacarnya.

"Baiklah, saya kalah? Saya akan benar benar membuat kamu jatuh cinta. Tanpa penolakan" gumam laki laki itu, yang melihat punggung sang pujaan hatinya lama lama menghilang dari hadapannya.

*~~~*

"Aska!! Ayok pulang" ucap gadis itu, yang sekarang berada diruang pribadi milik Alaska.

Alaska hanya menatap datar gadis itu, lalu kembali mengerjakan tugasnya dilaptop.

"Aska mahh, ayok ihh" Alaska kali ini memberikan tatapan yang tajam, agar gadis itu berhenti merusak pendengarannya.

Tak takut, dia tetap membuat Alaska mau membuka suaranya. "DIAM ATAU SAYA TINGGAL KAMU." Sambil memberikan penekanan pada setiap kata.

Gadis itu langsung mengulum bibirnya, dia juga membuat wajahnya seimut mungkin dan semelas mungkin. Mungkin yang dipikiran gadis itu, jika dia terlihat imut.

Padahal, yang dilihat Alaska hanyalah katak yang mencoba menjadi cantik dan imut.

Alaska benar benar ingin membuat dia tau, jika hanya Marvin yang cantik dan imut dimatanya. Bukan katak yang mencoba cantik alias si gadis itu.

_______________________________________

Alaska membereskan barang barangnya, ia bersiap untuk pulang. Gadis itu terlihat bersemangat, "kita udah mau pulang?!"

"Hm." Alaska hanya mendehem saja, dia tidak minat untuk membalas ucapan si katak cantik itu.

"Ish... Alaska mah jawabannya hm, iya, mulu" ucapnya dengan berkacak pinggang dan membuat wajah marah tapi masih terlihat imut.

Alaska menatap tak minat, ia langsung pergi meninggalkan si katak cantik itu. Merasa dirinya akan ditinggal, katak cantik ini langsung berjalan mengikuti Alaska lagi.

"Serius lu bang, tuh cewek nempel sama lu terus?!" Tanya sang pemuda, yang memperlihatkan ekspresi kagetnya kepada seseorang yang dipanggil abang itu.

"Ya, gua risih sama tuh cewek"

"Bang Al, bang Al. Kasian amat lu" tepuk pundak laki laki yang disebut Al itu.

"Btw bang, panggilan lu ada berapa dah selain Al?" Tanya pemuda yang lebih muda itu.

"Alaska, Al, Aska, sama Aka" sang pemuda yang lebih muda itu bingung, dengan ucapan yang terakhir.

"Siapa yang manggil lu aka?" Tanya pemuda itu. Alaska hanya tersenyum tampan saja, mengingat dimana kekasihnya memanggil sebutan Aka.

"Lu beneran lagi dimabok cinta, bang." Ujar pemuda itu sambil menggelengkan kepalanya. Alaska hanya terkekeh saja, mendengar ucapan pemuda yang lebih muda itu.

"Pacar lu siapa sih, bang. Tiap gua tanya, lu mesti gak mau jawab. Kan penasaran gua" Alaska hanya terkekeh melihat pemuda yang lebih muda dihadapannya, menunjukan ekspresi kesal.

"Udah, kapan kapan gua cerita" ujarnya, sambil mengusap pucuk kepala pemuda itu.

Pemuda itu hanya berdehem saja, udah biasa jika Alaska tidak mau memberi tau siapa pacarnya.

"Oh iya, lu udah ketemu sama kakak lu?" Tanya Alaska pada pemuda itu.

Pemuda itu mengangguk, namun wajahnya seakan berbinar-binar "Gua bahkan seneng bang, gua bisa ketemu lagi dan bisa tinggal sama dia"

Alaska tersenyum, wajahnya ikut berbahagia saat melihat pemuda yang 2 tahun lebih muda darinya, bertemu dengan kakak kandungnya.

Alaska dan pemuda itu, tak sengaja bertemu disuatu tempat. Saat kejadian itulah, Alaska dan pemuda itu menjadi sangat akrab.

Walaupun Alaska dan pemuda itu bukan saudara kandung, tapi Alaska sudah menganggap pemuda itu seperti adiknya sendiri.

Alaska memang menginginkan adik, namun seribu sayang. Orang tuanya hanya ingin memiliki satu anak, dan ya.. Alaska anak tunggal.

Alaska dan pemuda itu, memang kurang tau satu sama lain jika sudah berhubungan dengan keluarga asli mereka.

Walaupun begitu, mereka tetap menjaga privasi privasi yang memang sebaiknya 'orang luar' tidak tau.


Semoga masih betah ya bacanya

Semoga masih betah ya bacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ai lop you poreper❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ai lop you poreper❤️

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang