Happy reading!!!
"Sa, lu tau gak. Kenapa Alaska jadi aneh?" Tanya Marvin dengan wajah khawatir.Reksa menggelengkan kepalanya, "Gua gak tau, kan lu pacarnya"
"Iya sih, emang. Cuman, kali ini Alaska aneh"
"Hah?! Kok bisa?!" Tanya Jex dengan berteriak yang membuat para murid langsung mengalihkan pandangannya kearah mereka.
"Sstt, jangan teriak lah!" Oceh Marvin, Jex hanya menganggukkan kepalanya yang tak gatal itu.
"Hehe, sorry. Reflek, gua kaget banget" Marvin menganggukkan kepalanya.
"Gua jadi khawatir sama Alaska, terlebih lagi sama Raja" Jex dan Reksa gelagapan, mereka sudah berjanji dengan Alaska. Agar sementara ini, Marvin tidak memikirkan tentang Raja.
"H-hey, lu jangan sedih gitu! Kalo lu sedih, yang ada gua sama Jex habis ditangan Alaska" ucap Reksa yang memperingati Marvin.
Marvin kembali sedih, dia menenggelamkan wajahnya dibalik lengannya. Reksa dan Jex menghela nafas.
"Kasian gua sama Marvin" ucap Reksa pada batinnya.
Jam sekolah telah berakhir, Marvin kembali ke apartemennya dengan perasaan yang masih sedih.
Memikirkan Alaska, memikirkan Raja. Banyak sekali beban yang sudah dia pikul.
Saat dia masuk kedalam apartmentnya, dia mencium aroma masakan. Marvin terheran, tidak mungkin Alaska yang masak.
Marvin melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan dapur, terlihat disana ada seseorang yang sangat dia rindukan.
"Rajaaaaa!!!!!!!" Teriak Marvin dengan girang, setelah itu Marvin memeluk Raja dengan sangat erat.
Air mata Marvin tak tertahankan lagi, dia menangis sesenggukan dalam dekapan Raja.
"Maafin a-abang, Raja" lirih Marvin.
"Abang gak usah minta maaf lagi, ya?" Raja mencoba menghibur Marvin yang menangis, tidak tega dia melihat Marvin menangis seperti itu.
"Jangan nangis lagi, Raja gak suka." Marvin membalas dengan anggukan.
Setelah selesai drama pelukan dan menangis, Marvin membantu Raja yang tengah memasak untuk makan malam.
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Selama ini, lu tinggal dimana?" Tanya Marvin yang sesekali memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.
"Rumah bang Aska" seketika Marvin tersedak makanan yang sedang dia makan.
"Aska?! Maksud lu Alaska?!!" Tanya Marvin yang tak percaya, Raja mengangguk sebagai jawaban.
"Njir?! Terus kenapa dia gak bilang, anjing?!" Umpat Marvin yang dibalas kekehan Raja.
"Maaf ya, bang. Gua yang minta sama bang Aska, biar gak kasih tau" Marvin menepuk dahinya, lalu menghela nafas kasar.
"Lu bikin gua sedih tau, jahat banget lu sama gua"
"Maaf ya, bang. Raja gak lagi, deh. I'm promise" Raja memperlihatkan jari kelingkingnya, agar ditautkan dengan jari kelingking Marvin.
Marvin menautkan kelingkingnya ke kelingking Raja, "Awas sampe lu ingkar" ancam Marvin.
"Hahaha, gak bang. Gua janji" Marvin mengangguk, lalu kembali memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.
"Bang, lu tau? Bang Aska keliatannya tulus sayang sama lu, tau! Lu tau? Walaupun om Aksa gak setuju antara lu sama Bang Aska, tapi Bang Aska kekeh bet mau pertahanin lu." Jelas Raja panjang lebar, saat dia menceritakan kejadian saat dia berada didalam rumah Alaska.
Flashback >
"Marvin, lagi, Marvin, lagi. Gak capek apa, kamu sama si homo sialan itu?!" Ucap Aksa yang menghina Marvin.
"Papa bisa gak, jangan hina Marvin! Marvin bukan homo!" Bela Alaska, yang seketika mendapatkan tamparan keras dari Aksa.
"Kurang ajar, kamu sama orang tua! Udah berani kamu?! Kamu bisa apa, kalo tanpa saya!" Balas Aksa yang tak kalah keras suaranya.
Alaska tidak ciut seperti sebelumnya, dia benar benar akan melawan Sang papa.
"Aku emang gak bisa apa apa tanpa papa, tapi bukan berarti kelak aku akan menjadi orang susah. Untuk sekarang, mungkin aku memang tidak berbuat apa apa. Tapi, liat nanti pa!" Alaska pergi meninggalkan Aksa sendirian.
"Sampe kapanpun, aku bakal pertahanin hubungan aku sama Marvin!" Teriak Alaska yang masih dapat didengar sama Aksa.
"Kamu liat nanti, papa bakal bikin kamu sama Marvin sialan itu putus!!" Teriak Aksa yang gak kalah besar.
01 - 07 - 2023
Pada tanggal 1 Juni tahun 2023, setelah Alaska pergi dari rumah Ellora, Ellora datang kerumah Alaska dengan memohon.
"Aska, maafin gua! Gua tau, gua salah!" Mohon Ellora dengan terisak.
Bertepatan dengan Ellora yang memohon ampun dari Alaska, Aksa Sang papa juga berada disana.
Raut wajah Aksa sangat tidak mudah diartikan, terlihat seperti tersenyum puas. Namun, entahlah. Susah sekali untuk diartikan.
Alaska tak menghiraukan permohon ampunan dari Ellora, dia meninggalkan Ellora dengan Sang papa. Lalu menemui Raja, dan membujuk agar Raja mau kembali menemui Marvin.
Flashback off >
"Gitu bang, ceritanya" Marvin hanya mengangguk paham mendengar cerita dari Raja.
"Papa Alaska, keliatannya ngeri banget"
"Banget!! Gua aja sampe rada merinding!" Ucap Raja.
"Tapi, bapaknya Alaska tau lu adek gua?" Tanya Marvin.
Raja menggeleng, "Kagak, dia gak tau gua adek lu. Malah, dia sama gua baik banget. Tapi, kalo udah bahas lu. Ya, gitu bang"
Marvin mengangguk, "Lu jangan kasih tau kalo lu adek gua, ya? Kalo ada apa apa, kayak orang gak kenal aja"
"Lah, kenapa gitu bang?! Ogah, ah! Entar gua jadi adek durhaka lagi!" Tolak Raja dengan keras.
"Elah, nurut aja kali" Raja membalas dengan rolling eyes dan helaan nafas kasar.
"Serah lu dah, bang" Marvin mengangguk dengan semangat.
"Sip, itu baru adek gua" Marvin memperlihatkan jempolnya kearah Raja, yang dibalas anggukan pasrah dari Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...