35

7.1K 392 4
                                    

"Pah, Marvin mau tanya" Kini Marvin sudah berada dihadapan papanya. Terhalang dengan sebuah kaca, dengan pakaian papanya yang menjadi orange.

"Kenapa?" Tanya Sang papa dengan nada yang datar.

Marvin menghela nafas, "Papa yang teror Raja sama Marvin?" Tanya Marvin dengan penuh hati hati.

"Engga" Jawab Sang papa dengan singkat.

"Papa cuman teror Raja doang" lanjutnya.

Marvin sedikit terkejut, Marvin pikir ia juga diteror oleh Sang papa.

"Kenapa papa teror Raja?" Tanya Marvin lagi.

Sang papa sempat diam, namun akhirnya dia membuka mulutnya dan menjawab.

"Nanti kamu tau sendiri" jawaban yang tak puas itu, membuat Marvin sedikit kesal. Namun, apa daya? Masih untung dijawab.

"Baiklah, pah. Terimakasih ya" Sang papa hanya mengangguk, lalu berdiri dari kursinya.

"Kamu baik baik sama Alaska, papa minta maaf sama kamu" setelah mengucapkan hal itu, Sang papa pergi kedalam sel-nya.

Marvin terdiam, "Lalu, jika bukan papa, siapa?" Marvin mengucapkan pada dirinya sendiri. Pikirannya terus bergulat dengannya.







"Vin, gimana? Beneran papa lu?" Tanya Jex dengan penuh harap.

"Papa bilang, bukan papa yang teror gua. Tapi, emang papa teror Raja. Gua gak tau, kenapa Papa teror Raja"

"Tapi, pas gua tanya alesannya apa. Papa bilang, nanti kamu tau sendiri" lanjutnya.

Reksa dan Jex diam sejenak, mencoba memahami maksudnya.

"Nanti kamu tau sendiri, maksudnya apaan? Apa ada sesuatu sama Raja?" Tanya Jex yang mencoba menyelidiki.

"Kurang tau, tapi keknya lu ada benernya juga" balas Marvin.

Sendari tadi, Reksa hanya diam saja. Akhirnya, dia membuka suara. "Gua nanti suruh orang buat nyelidiki Raja, gapapa?" Tanya Reksa dengan hati hati.

"Boleh, thanks Sa" Reksa mengangguk sebagai jawaban.



~⁠>⁠'⁠)⁠~⁠~⁠~



"Lu bersekongkol sama papa?" Aura dingin dan intimidasi Alaska keluarkan, sang lawan yaitu Ellora hanya bisa menatap takut Alaska.

"Iya, tapi untuk bikin lu sama Marvin putus. Sisanya, gua gak ikut ikutan"

Ellora mencoba melawan rasa takutnya terhadap Alaska, auranya benar benar tak main main.

Ellora hanya bisa menunduk, walaupun sesekali terpaksa harus menatap Alaska.

"Bajingan" umpat Alaska.

"Lu emang gak puas sama Galen?" Itu bukan pertanyaan sederhana, terlihat sederhana tetapi membuat Sang lawan bicara tak mampu menjawab.

"Gua ...." Ellora tak mampu melanjutkan kata katanya. Ellora mencoba meyakinkan dirinya terlebih dahulu.

"Gua, gua masih sayang. Tapi, gua emang cewek yang gak bersyukur-" ucapan Ellora terpotong, ketika Alaska tiba tiba menimpali ucapannya.

"Itu lu tau, sekarang? Lu masih mau menginginkan gua? Sorry, gua cuman cinta sama Marvin. Dan SELAMANYA BEGITU" Alaska menekan kata 'selamanya begitu' membuat Ellora berpikir kembali.

"Ya, gua tau lu cinta sama Marvin. Tapi, lu gak mau balik lurus?" Pertanyaan Ellora yang seakan menghina Marvin secara halus itu, membuat Alaska menatap Ellora dengan sangat tajam.

"Tanpa lu sadari, pertanyaan lu seakan menghina Marvin" Ellora dibuat gelagapan dengan tatapan tajam dan aura dingin Alaska.

"G-gua cuman nanya, gak- gak ada maksud buat ngehina Marvin" Ellora mencoba mengelak, namun tatapan Marvin semakin tajam.

"Tanpa lu sadari, pertanyaan lu seakan berkata Marvin udah ngegoda lu, pasti lu belok karena dia"

"Engga!" Ellora mengelak kembali.

"Terserah" Alaska berdiri dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Ellora sendirian.

"Arggh, sial!" Umpat Ellora dengan keras.



1 hari sebelum pertunangan.

"Oke, gak ada yang bisa gua percaya sekarang. Let's play" ucap Alaska pada dirinya sendiri.

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Mine ♡

Babe|

|Paan?

Udh tdr?|

|Kalo gua dh tdr, trs yg bls cht lu sp?

Kkkk|

|Gjls lu -_-

Tdr, syng|

|Entr aja, blm ngantuk

Trsrh kmu aja|

|Oh iya, bsk lu tunangan kn?

Sy gk mau|

|Katanya lu sama Ellora punya rencana

Gk jadi, dia pnipu|

|Omo!

Sy bkl kabur|

|Waduh

Knp? Kmu suka liat sy sm Ellora?|

|Ofc not

Trs?|

|Cemen kalo kabur, mndng ikutin cara gua

Gmn?|

|Ntar aja disana

Baiklh|

04.00
Dipagi yang masih gelap ini, Marvin sudah bangun dengan pakaian yang sangat rapi. Dia mulai berkaca, "Ganteng banget gua" pujinya pada diri sendiri.

Dirasa sudah sangat tampan, Marvin keluar dari kamarnya. Dia melangkahkan kakinya menuju bagasi, untuk mengambil 1 mobil.

Marvin mulai menjalankan mesin mobil itu. Perjalanan itu memakan waktu yang tidak terlalu lama, sekitar 15 menit.

Sesampailah mereka disebuah rumah besar, Marvin menghentikan mesin mobil itu, lalu mematikannya.

Marvin keluar dari mobil tersebut, lalu memencet bel rumah.

Tak lama, seorang laki laki berpakaian hitam dengan kacamat hitam yang berada dimatanya.

"Widih, dah ganteng aja lu mas bro" puji Marvin yang dibalas anggukan dari laki laki itu.

"Lanjut ke rumah siapa?" Tanyanya.

"Reksa" jawab Marvin.

"Jex?" Tanyanya kembali.

"Kek lu gak tau Reksa aja. Bucin bet tuh orang, ngalah²in Alaska! Jex aja mau pulang ditahan mulu. Yodah, akhirnya Jex sering nginep ditempat Reksa" jawab Marvin panjang lebar.

"Oke"

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang