Maap ya guys, sebenernya dah pernah up. Cuman, ini aku up lagi, tapi alurnya tetep sama kok.
Maap yah, author kalian yang satu ini. Emang otaknya rada rada, baru kepikiran sekarang buat hapus yang lama, terus up yang baru lagi.
Kenapa begitu? Soalnya, kalo aku liat, bab 26 malah kek double. Jadi, yang seharusnya 31/32 bab, malah jadi 33 bab. Jadi kek kelebihan 1, dan jujur aku gak nyaman banget.
Makanya, baru kepikiran sekarang buat up ulang, terus yang bab 26 itu aku hapus.
Sekian, terimakasih💗
Raja, Jex, dan Alaska semakin khawatir. Raja sudah menangis sekarang, karena Marvin yang hilang entah kemana.
Teman teman Marvin yang sempat berada digedung itu, sudah mendapatkan perawatan medis.
Kakak Reksa mencoba untuk melacak keberadaan Marvin. Rasa khawatir terus menyelimuti Alaska, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri, jika Marvin terjadi sesuatu.
"Marvin, please jangan begini" Alaska benar benar menahan tangis, ia benar benar tidak ingin kehilangan orang yang dia cintai itu.
Tak berselang lama, kakak Reksa atau yang bernama Deon. Deon sudah menemukan dimana letak Marvin berada.
"Gua udah ketemu!" Sorak Raja, Jex, Reksa, dan Alaska terdengar. Rasa syukur mereka tak henti hentinya mereka ucapkan.
"Dimana Marvin?!"
"Di jl. Susah buka hati, itu jalannya" Alaska mengangguk, lalu bergegas untuk pergi ke jalan itu.
"Eh Alaska!" Alaska menoleh, menaikkan sebelah alisnya seakan sedang bertanya.
"Itu jalannya rada berbahaya, goblok!"
"Biarin, asal Marvin saya ketemu" Reksa menggelengkan kepalanya, Jex menepuk dahinya.
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
"Ini sebenarnya jalan apaan sih, bang?" Tanya Raja.
"Ini jalannya tuh berbahaya, karena apa? Disini suka terjadi pembegalan, kalo lu gak hati hati ya dibegal dengan mudah." Raja mengangguk.
"Lihat aja tuh, lampu lampunya. Agak remang remang, kan? Nah, hal ini semakin mempermudah para pembegal untuk membegal orang. Makanya, kalo lewat sini harus hati hati banget" Jex menjelaskan secara rinci, dan Raja mengangguk sebagai jawaban mengerti.
"Kok Marvin bisa dibawa kesini?" Tanya Deon, Alaska mengendikkan bahu.
"Bro, bro. Liat tuh, ada segerombolan orang!" Pekik Jex.
"Jangan jangan kita dibegal." Alaska sudah bersiap siap, Deon juga bersiap untuk menghadapi segerombolan orang yang berada didepannya.
Salah satu dari segerombolan orang itu maju, mereka mengetuk kaca jendela mobil.
Alaska tidak membuka, dia hanya memperlihatkan tulisan yang sudah dia tulis di kertasnya 'ada apa?' itu adalah isi tulisannya.
Mereka menanggapi dengan teriakan yang kencang.
"Woy! Lu bisu, apa?!"
Alaska menggeleng, lalu menulis kembali 'tidak'. Memang terihat absurd, tapi ya mau gimana lagi. Biar mereka aman juga.
(Rada aneh ya, imajinasi author kalian satu ini, hahaha)
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Raja, ayo bangun" Raja menerjapkan matanya bingung.
"Lah, kita dimana, bang?" Tanya Raja.
"Kita, lagi di jl. Ngakak dulu gak sih" jelas Jex.
"Lah, kita bukannya di jl. Susah buka hati?" Tanya Raja untuk memastikan.
"Engga, Raja. Abangmu itu ada di jl. Ngakak dulu gak sih" jelas Jex lagi. Raja mengangguk kepalanya.
"Emang kenapa Raja?"
"Tadi, Raja mimpi kalo kita ada di jl. Susah buka hati, terus ada para pembegal. Terus, dibagian ngakaknya, Bang Alaska bukannya jawab pake mulut, tapi pake kertas" Jelas Raka panjang lebar, yang diselipi tawanya.
"Hahahaha, ada ada aja mimpi kamu itu" balas Deon.
Alaska dan Reksa hanya tertawa kecil saja, mendengar mimpi yang Raja ceritakan.
"Bang Marvin, gapapa kan, bang?" Tanya Raja, Jex sempat berpikir sebentar lalu terukir senyuman manis diwajahnya.
"Dia membaik, untung saja." Senyuman manis diwajah Jex masih belum hilang, Raja menjadi semakin tenang sekarang.
•
•
Mereka sudah sampai dirumah yang megah, terlihat seperti manssion.
Masuklah mobil yang Deon kendarai kedalam manssion tersebut.
Mobil berhenti, mereka semua turun dan masuk kedalam.
Mereka duduk di sofa yang panjang, lalu keluarlah laki laki paruh baya, namun terlihat tetap berwibawa.
"Kalian, orang yang ingin bertemu dengan anak muda itu?" Tanya pria tersebut.
Alaska mengangguk lalu bertanya, "iya pak, dimana dia?"
"Ada, didalam kamar. Jika kamu ingin bertemu, silahkan datang ke kamar tamu yang berada tidak jauh dari sini. Nanti, maid saya yang akan menunjukkan kamarnya ke kamu"
Alaska mengangguk, "baik pak, terimakasih" pria tersebut membalas dengan anggukan.
"Kalian, temannya?" Tanya pria tersebut.
"Iya, pak. Kami teman teman Marvin"
"Ooh, nama laki laki tersebut Marvin. Terlihat tidak asing, ditelinga saya"
Laki laki paruh baya itu berpikir sejenak, entah apa yang dia pikirkan.
Tak berselang lama, suaranya terdengar kembali.
"Oh iya! Marvin! Saya tau!" Deon, Jex, Reksa, dan Raja hanya membalas dengan anggukan dan senyuman manis saja.
•
Ditempat Marvin dan Alaska.
"Sayang, kapan bangun? I miss you" suara tangisan Alaska terdengar kembali, air matanya mengalir begitu saja, isakan isakan terdengar begitu memilukan.
Telapak tangan Alaska menggenggam telapak tangan milik Marvin, Alaska mengangkat tangan Marvin lalu dikecupnya berkali kali.
Air matanya masih lolos, hatinya benar benar sakit dan ter-iris.
Alaska benar benar akan membuat perhitungan, bagi orang yang sudah membuat Marvin menjadi seperti ini.
•
Kembali lagi pada Jex, Reksa, Deon, dan Raja.
"Hey, Shaka, bagaimana kondisi cucuku?" Suara pria asing yang terdengar sedikit melemah namun tetap berwibawa pun terdengar dari arah belakang.
Deon, Jex, Reksa, dan Raja menoleh kearah belakang. Pria yang sekitar umur 70 tahun itu langsung terkejut melihat Raja.
"Raja?"
"Grandpa?!" Raja tak kalah terkejut, dia dan sang kakek bertemu.
"Raja, cucuku!!" Raja berlari ke arah kakeknya, Raja memeluk dengan erat laki laki yang sudah lanjut usia tersebut.
"Grandpa, papa udah jahat sama bang Marvin" suara isakan terdengar dari Raja, Raja benar benar menangis dalam pelukan sang kakek.
"Keterlaluan papa kalian. Jangan takut, ya. Ada grandpa, grandpa bakal jagain cucu-cucu grandpa" Raja mengangguk sebagai jawaban.
•
•
![](https://img.wattpad.com/cover/342829402-288-k20870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...