Haloooo!!!!!! Semoga masih betah ya bacanyaa
Happy reading!!!
"Bagaimana tidurmu?" tanya Alaska.
"Ya, gua nyenyak. Thanks", jawab Marvin. Alaska hanya menanggapinya dengan deheman.
_______________________________________
Sekarang, Alaska dan Marvin sedang berada di meja makan.
Tak ada yang membuka percakapan ditengah makan, hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu diatas piring.
Alaska berdiri dari duduknya karena ia sudah selesai makan. Alaska hanya menatap Marvin, lalu pergi dari meja makan.
_______________________________________
"Lah, lu disini? Gua kira lu udah jalan kesekolah." Marvin yang bertanya seperti itu, karena ia melihat Alaska berdiri samping pintu.
"Ayo." Ajak Alaska yang membuat ekspresi tanda tanya dari Marvin.
"Gua ikut lu?" tanya Marvin. Alaska hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
~~~
Sekarang Marvin dan Alaska sudah sampai disekolah. Banyak yang heboh, karena melihat Alaska yang membonceng Marvin.
Marvin sudah berada didalam kelasnya. Ia langsung mendudukan diri, lalu ia menaruh kepalanya dimeja.
Reksa dan Jex datang ke Marvin, mereka ingin bertanya tentang kejadian saat Alaska membonceng Marvin.
"Vin" panggil Jex.
"Hm?"
"Lu, kok bisa dibonceng sama ketos?" Tanya Jex.
Marvin sempat diam, dia tak menjawab pertanyaan Jex. Setelah beberapa menit, Marvin membuka mulutnya "Nanti gua cerita, jangan sekarang. Gua lagi ngantuk."
Mendengar penuturan Marvin yang seperti itu, Jex dan Reksa berhenti bertanya.
(◍•ᴗ•◍)
Suara dering bel sudah berbunyi, bukan bunyi bel masuk. Tetapi bunyi bel istirahat.
Tentu para murid sangat berbahagia, karena mereka sudah selamat dari pelajaran yang sangat mengerikan.
Hahaha, memang seharusnya tidak usah selebay itu. Tapi, karena kadang aku seperti itu juga. Jadi, tidak apa apa.
Para murid keluar dari kelas mereka, begitu juga dengan geng MAX.
Reksa datang menghampiri meja Marvin, yang sangat dekat dengannya.
"Vin, bisa lu jelasin?" tanya Reksa.
"Iya, gua jelasin"
"Jadi, sebenarnya gua sama Alaska-" Belum selesai berbicara, Jex sudah datang menghampiri Marvin dengan tergesa - gesa.
"Hosh... Hosh... Hosh..." Jex benar benar seperti orang yang dikejar hantu. Nafasnya benar benar tersenggal - senggal.
Marvin yang bingung, dia pun bertanya pada Jex. Ada apa, sehingga nafasnya tersengal-sengal.
"Ituh... Hah... Sekolah... Sebelah..." Nafas Jex masih tersengal-sengal, hingga dia benar benar membutuhkan oksigen yang sangat banyak.
"Atur nafas lu", ucap Reksa.
Jex mulai mengatur nafasnya. Sekarang, nafasnya sudah kembali tak tersengal - senggal lagi.
"Jelasin", ucap Reksa.
"Sekolah sebelah, ngajak tawuran. Katanya, anak dari sekolah kita udah bikin salah satu anak dari sekolah sebelah masuk rumah sakit."
"Lah, hubungannya apa dodol?" tanya Marvin yang tak mengerti.
"Katanya, anak dari sekolah kita keroyokin anak dari sekolah sebelah. Terus, anak dari sekolah sebelah kagak terima. Makanya mereka ngajak tawuran", ucap Jex panjang lebar.
Marvin yang mendengar penuturan Jex yang panjang lebar itu, wajahnya langsung berubah menjadi datar dan terlihat sangar.
"Siapin anak² yang mau ikut tawuran", ucap Marvin.
"Tawuran dimana?" tanya Marvin.
"Di lapangan belakang sekolah", jawab Jex.
"Kita kesana sekarang", jawab Marvin.
"What?! Lu gila?!" tanya Reksa yang terkejut.
"Ga. Dan jangan sampe OSIS tau."
(。•́︿•̀。)
Sekarang Marvin sudah berada di lapangan belakang sekolah.
Marvin sudah ada dengan anak yang lebih dari 30 anak. Jex bilang, lawannya membawa anak 30-40 anak. Jadi Marvin menyiapkan 30-40 anak juga.
Diluar dugaan, lawannya ternyata membawa anak sekitar 40-50 anak
Salah satu dari mereka datang maju kedepan, dia adalah Alex Satrio. Musuh bebuyutan Marvin.
Dibelakang Alex, sudah ada 2 temannya yang membawa segerombolan anak yang 'katanya' udah keroyokin anak dari sekolah Alex.
2 temannya langsung memukul anak dari sekolah Marvin. Marvin yang melihat itu langsung geram.
"Berhenti! Maksud lo apaan?!" tanya Marvin dengan geram.
"Ayo tawuran, gua gak terima anak dari sekolah gua dikeroyok sama anak dari sekolah lu!" Geram Alex. Sorot matanya menyiratkan kebencian dan kekecewaan yang amat sangat.
"Lepasin dulu mereka", jawab Marvin.
Alex langsung menunjukan gerakan agar 2 temannya melepaskan anak anak yang mereka sekap.
Marvin langsung menyuruh beberapa temannya untuk membawa teman teman mereka yang Alex sekap.
Tanpa ba-bi-bu, Marvin mulai menyerang kelompok Alex.
Perkelahian mulai sangat sengit dan menakutkan. Anak anak dari sekolah Alex, ternyata membawa balok kayu.
.·´¯'(>▂<)´¯'·.
Marvin sedikit terkulai lemas. Saat sedikit lengah, salah satu anak dari kelompok Alex memukul Marvin melalui balok kayu.
Semoga masih betah ya bacanya.
Terimakasih, untuk vote dan yang udah mau baca.
Setuju syekali, hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...