19

11.7K 642 13
                                    

Happy readingg!!

Sekarang Marvin hendak bersiap keluar untuk mencari keberadaan adiknya. Marvin tau betul sifat adiknya, jika ingin menginap pasti akan memberi tau dulu.

Saat sudah keluar dari apartemen, Marvin berpapasan dengan Adiknya.

"Anjir, lu kemana aja Ja?!" Marvin benar benar khawatir dengan adiknya.

"Hehehe, maap ya bang. Itu, gua tadi gegara keasikan pilih jajan. Sampe lupa buat pulang" ujarnya sambil memperlihatkan 2 kantong yang berukuran besar dengan isi jajan yang berada didalamnya.

"Bikin panik aja lu!" Ketus Marvin, Raja hanya memperlihatkan senyuman tengilnya.

~⁠>⁠'⁠)⁠~⁠~⁠~

"Lu tadi beneran ketemu sama papa?" Marvin mengangguk sebagai jawaban.

Raja menghela nafas, "Buat apa sih, bang? Gua kan dah bilang, gak usah lu tanggepin orang gila itu"

"Gua gak mau lu kenapa kenapa, Ja. Cuman itu yang gua khawatirin" Marvin tak berbohong, dia benar benar menghawatirkan Raja.

"Gak usah khawatir, bang. Tenang aja, gua bisa jaga diri kok. Gua bukan bayi yang baru lahir yang harus extra dijaga. Gua udah gede, bang. Gua udah berumur 15 tahun, walaupun masih dibawah umur tapi itu udah ukuran gede" jelas Raja panjang lebar. Raut wajah Marvin masih terlihat khawatir, dia enggan harus kehilangan orang yang disayang untuk kedua kalinya.

Raja yang menyadari raut wajah Marvin yang masih terlihat khawatir pun menenangkannya "Udah, bang. Udah... Jangan khawatir"

~⁠>⁠'⁠)⁠~⁠~⁠~

Suara alarm berbunyi dengan sangat kencang, menandakan telah hadir sang fajar. Marvin terbangun dari tidurnya dengan terpaksa.

Oh, ayolah. Marvin masih ingin tidur. Tapi, alarm terus berbunyi dan...

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome!

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome!

Hello i'm Jin, i'm worldwide handsome!

Suara notifikasi ponsel Marvin berbunyi, ada 3 pesan yang berada di ponsel Marvin.

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Suara dering telfon milik Marvin pun terus berbunyi. Marvin masih enggan menjawab atau membuka ponsel miliknya.

Ini hari minggu, seharusnya hari dimana bisa bersantai santai dan bagi yang kristiani, mereka pergi ke gereja.

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Hai guys! I'm your hope, your my hope, i'm Jhope! Hope right here!

Suara dering telfon milik Marvin terus berbunyi. Mau tidak mau, Marvin mengangkat telfonnya.

"Hm?"

"..."

"Hm"

"..."

"Masih ngantuk, Akaaa"

"..."

"Sendiri aja, sana!"

"..."

"Males"

"..."

"Bomat!"

"..."

"Gua masih mau lanjut tidur"

"..."

"Males!"

Marvin menutup telfon secara sepihak. Ya, yang menelfon dan memberi pesan tadi adalah Alaska.

Marvin kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terusik.

20 menit telah berlalu. Sekarang sudah jam 07.20, saat Marvin masih tidur, tiba tiba pintunya terbuka dan terlihatlah adiknya yang berkacak pinggang dan ekspresi wajahnya yang menandakan sedang marah.

"BANGGG!!!!!! WOYYYYYY!!!!! BANGUUNNNNN!!!!!!!!!! MAU SAMPE KAPAN LU TIDUR TERUS!!!!!! MAU KAYAK BERUANG LU, HIBERNASI?!!" Kesabaran Raja benar benar setipis tisu, jika sudah menyangkut Marvin yang sudah seperti kebo yang susah dibangunin.

"Berisik, Raja!!!!!"

"BABU!! BANGUN DAH LU!!" Jurus yang dipakai Raja jika benar benar sulit membangunkan Marvin. Dan benar saja, dia langsung bangun. Tapi, ekspresi yang diperlihatkan sedang kesal.

"Enak aja bilang gua babu! Gua ini abang lu, ya!"

"Lu gak inget nama gua? Raja, berarti gua raja dan lu.... Babu" Marvin semakin kesal sekarang, malas berdebat, dia pun memutuskan untuk pergi dan mandi.

"Berhasil!" Sorak Raja.

~⁠>⁠'⁠)⁠~⁠~⁠~

Marvin dan Raja sedang makan, tiba tiba terdengar suara bel apartemen berbunyi.

Marvin bergegas pergi menuju pintu dan terlihat ada Alaska disana.

"Ngapain?"

"Mau ketemu pacar"

"Oh"

"Masa gak boleh?"

"Boleh boleh aja"

"Hm"

"Ayok masuk" Alaska mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk kedalam apartment.

Saat Alaska sedang duduk, Raja dateng untuk melihat siapa yang datang.

"Siapa itu?" Marvin menyadari ada kebingungan pada Raja, dia pun menghampiri Raja.

"Itu, dia-,"

"Pacar abang?" Marvin mengangguk ragu.

Raja mendekat kearah Alaska yang terlihat agak kurang jelas (posisinya Raja ini mengintip, cuman ada yang halangin makanya kurang keliatan jelas). Raja terkejut ternyata yang datang adalah Alaska.

"Lah, abang?!"

"Lah, Raja? Kok lu ada disini?"

Marvin yang sudah berganti pakaian, kini melihat Raja yang Alaska sedang dilanda kebingungan.

"Kalian kenapa?"

"Bang, ini pacar lu yang lu maksud?" Tanya Raja kepada Alaska.

"Ya, emang... Dia itu abang lu, Ja?" Tanya Alaska balik.

Marvin yang tak paham ini, hanya menyimak saja sambil mencoba mencerna situasi ini.

"Bentar dah, kalian ini saling kenal?" Tanya Marvin kepada Raja dan Alaska.

Mereka berdua mengangguk. Marvin menerjapkan matanya sebentar, sambil terus mencoba memahami kondisi ini.

Terimakasih buat yang udah mau baca dan vote❤️❤️

Kalo semisal alurnya terlalu lambat atau mungkin muter muter, bisa kasih kritik yaa.. biar entar aku tau kesalahannya dimana. Terimakasihh❤️

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang