37 (END)

14.6K 448 46
                                    

Happy readingg!!

"R- Raja?!" Marvin terbata bata, dia tak sanggup untuk memanggil nama adiknya itu.

Adik yang sangat ia sayangi, ia menyayangi Raja lebih dari siapapun.

"Hm?" Ekspresi Raja sangat datar, seakan dia tidak punya rasa empati. Ini seperti bukan Raja, Raja memiliki hati yang hangat.

Raja tidak seperti orang yang memiliki darah dingin. Tidak, ini bukan Raja. Marvin ingin mengelak, namun tidak bisa.

"Ini duplikat Raja kan?!" Nafas Marvin seakan tercekat, dia ingin menangis dengan kencang. Marvin benar benar tak percaya dengan Raja.

Raja yang selalu tersenyum, dan sangat enggan untuk berantem apalagi memegang senjata pistol. Kini, dia harus menerima kenyataan pahit.

"Raja, lu kenapa bawa senjata pistol?" Marvin mencoba memberikan senyuman yang hangat untuk adiknya itu.

"Untuk bunuh lu" ucapnya tanpa perasaan dan nadanya yang datar. Setelah mengatakan itu, Raja menembak bodyguard Aksa yang hendak menembakinya dengan pistol.

Keadaan semakin tegang, bahkan teman teman Marvin hanya mampu berdiam diri tanpa melakukan perlawanan.

Raja tersenyum miring, dia mendekati Marvin lalu hendak menembakinya dengan pistol. Sebelum ia menekan pelatuknya, Sudah ada seseorang yang membuat pistol itu terlepas dari tangan Raja.

Oh, penyelamat! Marvin melihat ada 1 laki laki dan 1 perempuan. Dia adalah Dimas dan Maura!

Dengan pistol yang berada jauh dari Raja, Marvin segera mengambil alih pistol tersebut. Teman teman Marvin yang lain pun dengan sigap, langsung menghajar para bodyguard dengan membabi buta.

Bodyguard Raja dengan teman teman Marvin memang kalah jauh. Dengan 20-30 orang bodyguard Raja, dan 10-15 orang. (hanya teman teman yang seangkatan, bukan 1 sekolah)

Angka memang kalah jauh, tapi solidaritas itu yang terpenting. Para bodyguard telah dikalahkan semuanya. Teman teman Marvin pergi kerumah sakit untuk diperiksa luka mereka.

Aksa telah menelfon polisi. Tidak semuanya pergi kerumah sakit, karena mereka juga harus menjaga Raja yang sedang mereka ikat di kursi.

"Bajingan! Lepasin gua, anjing!" Umpat Raja dengan sangat kasar.

Marvin cukup sedih, melihat Adiknya yang berani berkata kasar seperti itu.

Marvin mendekat kearah Raja, dibelainya rambut Raja, dielusnya pipi Raja. Mata Marvin menyiratkan kesedihan.

"Kenapa lu jahat sama gua?" Tanya Marvin dengan sendu.

"Lu mau tau alasannya?" Marvin mengangguk dengan pelan.

Flashback, masa lalu yang sebenarnya >

"Raja! Kamu ini apa-apaan?!" Suara keras milik Sang papa membuat Raja ketakutan.

"Lihat kakak kamu, dia walaupun sering bolos tapi selalu memberikan nilai yang terbaik! Kamu, selalu masuk sekolah tapi nilainya selalu jelek!" Sang papa terus membanding-bandingkan Raja dengan Marvin.

"Anak jalang kayak kamu, seharusnya tidak usah lahir!" Sang papa mulai membuka luka lama di hati Raja kembali. Raja ingin melupakan statusnya yang seorang anak jalang.

"Seharusnya kamu mati saja, Raja!" Ucapan Sang papa benar benar membuat hati Raja sakit.

Disinilah awal mula kebencian Raja akan Marvin dimulai. Marvin memang dari awal sudah sangat pintar. Namun, karena Marvin tau Raja tidak sepintar itu, maka dia dengan sengaja menutup nilai nilai bagusnya dengan kejelekan.

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang