Happy readingg!!
Aksa sudah selesai menelfon dengan seseorang, yang Alaska duga adalah Ellora.Alaska buru buru kembali ke kamarnya, dengan mencoba menyusun rencana agar terlepas dari jerat Aksa.
Karena sudah terlalu malam, Alaska menutup matanya dan memasuki alam mimpi.
Pagi telah tiba, Alaska memakai seragam sekolahnya, lalu berangkat menuju sekolahnya.
Sesampainya disekolah, dia tidak menemukan Marvin maupun Reksa dan Jex.
Alaska tetap menunggu hingga bel masuk berbunyi. Mau tidak mau, Alaska masuk kedalam kelasnya.
Sudah 1 jam berlalu, sekarang Alaska berada di belakang sekolah. Alaska melihat banyak sekali anak anak yang bandel.
Merokok diarea sekolah, memakai baju dengan tidak rapi, dan masih banyak lagi.
Mereka Alaska hukum dengan cara menyuruh anak anak nakal itu untuk membersihkan WC.
Saat Alaska akan kembali ke ruang OSIS, terdengar suara ringisan yang berasal dari 3 orang anak yang tentu Alaska tau siapa mereka.
"Bocah nakal! Nakal sekali kalian ini! Sudah merusak tanaman, terlambat sekolah, dan mencoret coret tembok sekolah!! Nakal sekali kalian ini!!" Bentak seorang guru yang gundul.
"Aakkhh, ampun pak!! Kami emang ngerusak tanaman, tapi gak coret coret tembok!!" Elak laki laki yang tingginya 176 cm itu.
Alaska menghampiri mereka berempat, "ada apa ya pak? Mereka buat onar lagi?"
"Ehh, ada nak Alaska. Alaska, tolong kamu kasih hukuman sama 3 bocah bandel ini, ya. Capek saya, ngurusin mereka bertiga."
"Oh, boleh pak. Nanti saya akan memberi hukuman untuk mereka bertiga"
"Makasih, nak Alaska" Alaska mengangguk, lalu pak gundul itu pergi dengan helaan nafas yang kasar.
"Kalian gak capek, dihukum terus?!"
"Engga, santai aja gak sih?" Jawab Marvin dengan santai.
"Astaga, kamu ini!" Alaska menatap tajam Marvin, namun Marvin tidak memperdulikannya.
Begitu juga dengan Jex dan Reksa yang terlihat santai saja. Alaska menepuk pelan dahinya, lalu menggelengkan kepalanya lelah.
Marvin, Jex, dan Reksa sekarang telah berada di lapangan sekolah. Mereka harus hormat kepada bendera merah putih, setelah mereka menyelesaikan tugasnya untuk membersihkan WC sekolah.
Keringat bercucuran pada dahi dan leher mereka. Mereka bertiga mulai lelah, namun hukuman masih harus terus berlanjut.
Bel bunyi istirahat yang kedua telah habis, mereka akhirnya menuju kelas untuk mengikuti pelajaran.
Sementara itu, Alaska masih terus berlanjut untuk mengurus tugas tugasnya dan mengurus rumor dan ancaman untuk Marvin.
Suara ketukan pintu terdengar, Alaska yang sedang menenggelamkan wajahnya dibalik lengannya itu, terpaksa harus mengangkat wajahnya dan menyuruh si pengetuk pintu itu masuk.
"Kesian amat, lu. Istirahat aja dulu, tugas tugas sama rumor dan ancaman buat pacar lu, ditinggalin bentar aja. Kesian gua, ngeliat sepupu gua kek gini"
"Gapapa, gua kuat kok. Lu ngapain kesini? Udah ketemu pelakunya?" Tanya Alaska pada sepupunya.
"Kalo gua liat, ada kemungkinan yang perlu dicurigai kalo gak om Aksa sama Ellora, ya, Papanya Marvin" Alaska diam termenung.
"Bener juga, lu. Thanks Mau" perempuan yang bernama Mau atau Maura itu menganggukan kepalanya. Lalu dia keluar dari ruangan OSIS meninggalkan Alaska sendirian.
_________
"Bagus, gua pasti gak bakal dicurigai" seringai menyeramkan terukir pada wajahnya itu. Senyum kemenangan karena pandai memainkan drama ini.
_________"Rajaaaa!!!" Raja yang sedang menonton tv pun harus terusik karena suara Marvin.
"Paan sih, bang?!" Teriak Raja yang tak kalah kencang.
"Gua dapet nilai baguss!!!" Marvin menunjukkan nilai ulangannya yang mendapatkan nilai 90. Raja yang melihat langsung bertepuk tangan dengan riuh.
"Widihhhh!!! Selamat ya, bang!!!"
"Yoii, makasihh!! Nanti gua traktir, sebagai ucapan syukur karena dah dapet nilai bagus"
"Oke, bang! Thanks"
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Widihh, kalo perlu dapet nilai yang bagus terus ya, Vin. Entar biar bisa traktir kita terus" ucap Jex dengan semangat.
Marvin pun langsung menggeplak kepala Marvin, yang mendapatkan ringisan dari Jex.
"Sakit, anjir!"
"Biarin!" Mata Marvin tak sengaja menangkap tatapan Reksa yang sangat mengerikan. Bulu kuduk Marvin pun seketika berdiri, tak kalah menyeramkan dari Alaska.
"Hehe, maap maap" tangan Marvin mengelus kepala Jex dengan cengiran.
Disini, hanya ada Reksa, Jex, Marvin, Raja, dan Dimas. Kemana Alaska? Dia sedang tidak bisa ikut, karena 'katanya' dia ada urusan yang sangat mendesak.
Skip >
Sementara itu.
"Jawab, pah! Papa yang teror Marvin dan Raja kan?!" Teriak seorang laki laki gagah yang kalian pasti tau. Ya, dia adalah Alaska.
"Engga! Papa gak teror!" Elak Aksa yang tak kalah kencang suaranya.
"Papa emang pengen kamu sama Marvin itu putus, tapi bukan papa yang meneror mereka. Mungkin, papa Marvin yang meneror. Who know's?" Alaska termenung sebentar, dia sedikit tidak percaya dengan ucapan Aksa. Namun, apa yang Aksa ucapkan ada benarnya.
Maap ya guys, muter muter kek kereta api😔 mau dibikin cepet, tapi entar malah bingung dan gak nyambung.
Semoga bisa cepet dan gak muter muter kek kereta api😔
Makasih yang udah mau follow, vote, komen, dan baca yaa. Sayang banyak banyakk💗💗💗

KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...