Happy readingg!!
09.00
Marvin and the geng sudah berada di lokasi pertunangan Alaska dan Ellora. Disana juga terdapat Galen yang menatap marah kepada Ellora.Acara sebentar lagi akan dimulai, disinilah saatnya Marvin dan kawan kawan memulai aksi mereka.
Pertama tama, para undangan dibuat kacau dengan berita bahwa pertunangan Ellora dan Alaska dibatalkan.
Kedua, dikacaukannya acara pertunangan Ellora dan Alaska dengan brutal. Pokoknya sampe gak bisa dipake buat tunangan.
Ketiga, pasti horkay atau horang kaya bisa aja booking tempat lain. Makanya, dengan jurus sat set sat set, Marvin dan kawan kawan membooking semua hotel atau tempat yang bisa dijadikan acara. (Orang kaya mah bebas)
Keempat, yang paling seru adalah bawa kabur Alaska.
Plan demi plan sudah mereka rancang, tinggal dilaksanakan saja aksi heroik menyelamatkan pangeran Alaska dari nenek sihir Ellora.
Plan pertama sampai ketiga sudah terlaksana dengan baik. (Jangan pake logika, karena ini karangan saya yang gak akan masuk diakal)
Saat Marvin akan membawa kabur Alaska, tiba tiba dari arah depan sudah ada para bodyguard Aksa yang kapan saja siap menangkap mereka berdua.
"Waduh!" Marvin sudah panik sekarang, namun dia mencoba membawa Alaska apapun yang terjadi.
"Marvin! Bawa anak saya kepada saya!" Suara yang sangat lantang dan terdengar seperti bapak bapak mengarah ke kakek kakek ini. Membuat Marvin dengan terpaksa menghadap arah belakang.
Terlihat Aksa yang memakai jas dengan postur yang tegap dan wajahnya yang tak kalah tampan dari Alaska.
Ya walaupun Alaska tetap tampan. Aksa melangkahkan kakinya menuju arah Marvin dan Alaska.
Saat sudah berada sampai didepan Marvin, tangan Aksa tiba tiba menarik telinga Marvin yang mendapatkan ringisan dari Sang pemilik.
"Kamu ini, ya! Ngapain pake dibatalin, hadeh!" Omel Aksa.
"Sssshhh, sakit om!! Ampun, elah!!" Ringisan Marvin tak dihiraukan oleh Aksa, yang ada dia mendapatkan lebih sakit lagi.
"Udah, pah! Kasian Marvin, jangan dijewer lagi!" Alaska mencoba menolong Marvin yang kupingnya dijewer sama Aksa.
"Biarin aja! Lagian, ngapain sih bikin acaranya berantakan!" Ketus Aksa.
"Lagian, anaknya kan gak mau sama Ellora!" Balas Alaska.
"Ini juga demi kebaikan kalian berdua, hadeh! Dasar anak muda!" Aksa semakin menjewer telinga Marvin yang mendapatkan pekikan keras dari sang pemilik.
"Oom!!! Sakitt!!! Udah, ampun om!!"
Karena tak tega, Aksa mulai melepaskan jewerannya. Dan terlihat, warna kuping Marvin menjadi sangat merah.
"Maaf" Marvin tak terlalu mendengar ucapan permintaan maaf dari Aksa, karena ia sibuk mengusap pelan kupingnya.
"Marvin, papa minta maaf ya?" Aksa memegang bahu Marvin, yang mendapat tatapan terkejut dari Marvin.
"Hah? Gimana, om? Maaf, tiba tiba saya gak paham" Marvin menerjapkan matanya berkali kali, sangking terkejutnya. Otaknya tiba tiba tidak bisa berfungsi dengan baik.
"Papa minta maaf, karena udah jewer telinga kamu" Marvin hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
"Sini, papa jelasin semuanya." Seketika Marvin dan Alaska memasang kuping mereka dengan sebaik mungkin untuk mendengarkan cerita dari Aksa.
Flashback >
"Om mau, kita ngeprank Alaska dan Marvin" ucap Aksa pada Ellora.
"Wah, boleh tuh om!" Ucap Ellora dengan girang.
"Begini rencananya. Nanti, kita bilang saja pada mereka. Agar, pertunangan kamu sama Alaska tetap berjalan"
"Lalu, nanti kita libatkan tunanganmu a.k.a Galen untuk berpura pura memasang wajah kesal dan suram" lanjutnya.
"Wah, boleh deh om. Nanti, saya ajak Galen" ucapnya dengan antusias.
"Baik"
Flashback off >
"Gitulah ceritanya" ucap Aksa.
Marvin dan Alaska hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
(Makin gak jelas nih cerita😔💔)
"Oke, jadi bisa disimpulkan jika om Aksa menyetujui hubungan Aksa sama Marvin. Sial!" Ucap seseorang dibalik masker hitam dan pakaian hitam yang menutupi tubuhnya.
"Gak bisa dibiarin, Marvin gak boleh bahagia!" Ucapnya dengan penuh tekanan dan dendam.
Sekarang Marvin, Alaska, Reksa, Jex, Deon, Julian, dan anak anak lainnya sudah berada didalam rumah Alaska.
Kegiatan yang mereka lakukan adalah, pemasangan cincin untuk pertunangan. Setelah cincin keduanya telah terpasang dengan sempurna.
Terdengar suara tembakan dengan sangat keras. Marvin, Alaska, Reksa, Jex, Deon, Julian, Aksa, dan anak anak lainnya pun terkejut.
Teman teman Marvin seketika memasang badan untuk melindungi Sang ketua geng itu dan Sang ketua OSIS mereka.
Para bodyguard Aksa pun dikerahkan untuk melihat apa yang terjadi. Satu persatu terlihat para bodyguard Aksa jatuh dengan penuh darah. Mereka tertembak!
Teman teman ingin Marvin menyembunyikan Marvin dengan Alaska, namun ditolak mentah-mentah oleh Marvin.
Tidak adil bukan, jika seandainya mereka mati tertembak, namun Marvin selamat karena melarikan diri.
Bukan setia kawan namanya. Setia kawan, adalah pertemanan yang benar benar selalu bersama disaat susah ataupun senang.
Marvin maju digarda terdepan, dibari kedua ada Alaska, Jex, Reksa, Deon, dan Julian. Di baris ke 3 dan sisanya, terdapat anak anak yang lain. (Udah kek mau tawuran aja 😔)
Derap kaki terdengar memenuhi ruang tamu. Terlihat seseorang laki laki yang tidak asing. Ah, bahkan dia adalah laki laki yang sangat Marvin sayangi.
Dia tidak sendiri, dibelakangnya terdapat banyak sekali laki laki berperawakan menyeramkan. Dengan otot otot yang sangat menonjol, berkumis, dan ekspresi wajah yang terlihat seperti siap akan menghabisi siapa saja.
Marvin terkejut, sangat terkejut. Jantungnya seakan berhenti berdetak, sangking terkejutnya. Hatinya ingin menangis. Tidak, dia tidak mengenal laki laki yang berada didepannya.
Tidak hanya Marvin. Jex, Reksa, Alaska, dan orang orang yang mengenal laki laki yang didepannya pun terkejut.
Maaf ya, makin jelek aja😔💔 doakan semoga cepet tamat. Biar gak muter muter.
Sekitar 1 - 2 chapter lagi selesai.
Kira kira, siapa ya? Ada yang bisa nebak?
Makasih ya, yang udah mau vote, komen, follow ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen FictionAlaska seorang OSIS yang harus berhadapan dengan geng berandalan disekolahnya. Disuatu kesempatan, ia akan merubah ketua geng berandalan itu. Suatu taruhan, ya taruhan. Tapi taruhan apa? Entah, baca aja oke??? "Kau nakal sekali" "Ck! Lo lagi!" "Aku...