Adel tepar. Entah apa yang membuat makhluk langka itu terkapar tak berdaya.
"Kenapa lagi ni anak ?" batin Marsha mempertanyakan keanehan Adel yang gak jelas itu.
Adel tertidur pulas. Marsha sempat tersenyum saat melihat kepolosan wajah Adel saat tidur. Selang beberapa menit, Marsha mulai merasa gerah.
"Mending gw mandi sambil nunggu ni anak bangun!"
**
Marsha bersantai dikursi gaming sambil asik melahap beberapa semilan dan minuman soda kesukaannya.
"aaaaaaaaa" Marsha berteriak membuat Adel terbangun dari tidurnya.
Adel membuka matanya perlahan sambil mendongakkan kepalanya mengikuti arah datangnya suara teriakan itu.
"Aissshhhh" keluh Adel saat melihat sosok Marsha yang sedang asik menonton film horor.
Dengan cepat Adel bangkit lalu berjalan mendekati PCnya. Dia langsung mematikannya.
Marsha yang merasa terganggu segera berdiri dengan sorot membunuh seolah ingin memakan makhluk yang didepannya itu.
Adel pun menghadap Marsha dan hendak mengeluarkan sumpah serapah. "Eh, lo itu...." Adel berakhir tanpa kata dan langsung membuang muka.
"SIALAN NI ANAK" Batinnya menyumpahi.
Ya. Adel melihat dengan jelas sosok gadis itu berpakaian setengah bugil. Marsha hanya mengenakan kaos putih yang agak tembus pandang. Kaos itu sejajar dengan pinggangnya dan bawahannya, dia hanya mengenakan celana dalam.
"Sha, lo kira kamar gw pantai ampe lo bergaya ala bikini gitu ?" ucap Adel yang masih menutupi pandangannya menghindari pemandangan setengah bugil itu.
"PAKE CELANA LO SINTING!" Bentak Adel lagi.
"Kamar lo sih kepanasan AC lo rusak Del!" Jawab Marsha santai.
"Gimana gak mo rusak AC gw kalo lo disini terus!" Batin Adel sembari menahan dadanya. Sepertinya Adel memiliki ikatan batin dengan AC nya. Ikatan yang sama-sama gak tahan kalo kelamaan terus bareng Marsha.
Marsha sudah berpakaian sopan sekarang. Meskipun begitu, Adel masih merasa tidak tenang kalau Marsha masih berada didalam kamarnya. Jantungnya masih berdegup kencang.
"Del, lo pernah nonton film bokep gak ?"
"Uhugkh-uhhugkh" Pertanyaan Marsha membuat Adel tersedak saat dia tengah asik mengunyah coklah.
"Mampus!" Marsha memberi jeda. "Kebanyakan makan Coklat sih" Sindir Marsha sembari tertawa renyah.
"Eh, lo kira gw apaan nonton-nonton film gituan ? liat film yang ada ciuman aja gw jijik!" Bantah Adel yang kemudian memelototi Marsha tajam.
"Sama sih gw juga jijik liat yang kayak gituan" Marsha melirik Adel sambil bertopang dagu. Dari tatapannya itu seolah tersirat ada sesuatu yang membuatnya merasa ganjal.
"Tapi gw sedikit penasaran sih" lanjut Marsha.
"Penasaran apanya ?" Adel kembali tersedak untuk kedua kalinya.
"Lo, udah pernah ciuman gak ?" Marsha kembali melontarkan pertanyaan mematikan yang perlahan mulai membangkitkan sesak nafas didada Adel.
"BE..BE..BELUM PERNAH LAH" Bantah Adel gagap.
Marsha terdiam sejenak. Dia beralih melayangkan tatapan kosong ke kasur Adel dengan raut wajah yang sedikit aneh. Entahlah, gadis itu seperti sedang memikirkan sesuatu. Sementara Adel, sibuk mengambil kesempatan memelototi Marsha.
"Gimana kalo kita praktekin ?"
"Praktekin apaan ?"
"CIUMAN BEGO!"
Ternyata hal inilah yang Marsha pikirkan barusan. Bukan hanya Adel saja yang rada-rada gak wara. Marsha juga.
"UHUGGK-UHHUGKHG" Untuk yang ketiga kalinya Adel kembali tersedak. Kali ini cairan coklat itu seperti masuk ke rongga hidungnya.
"Eh, udah ya! lama-lama lo mati karena makanan keramat ini "Protes Marsha. Padahal yang membuat Adel tersedak itu Marsha, bukan coklatnya.
"Sha, lo sinting ?"
"Kok sinting sih ?"
"Lah itu, minta gw praktekin ciuman ama lo! kenapa gak sekalian aja nyosor tu satpam gw diparkiran. Mumpung masih bujang Sha !" Nafas Adel ngos-ngosan.
"Lo mah, cuman pratek doang kok. Yah, ANGGAPLAH KITA SAMA-SAMA BELAJAR!!!"
Sampe sesaraf ini ya si Marsha ?!
"OGAH!" Bantah Adel yang langsung beranjak menjauhi Marsha.
"Ayolah Del. sebentar aja, gw penasaran gimana rasanya!" Pintah Marsha sekali lagi yang mulai memajukan bibir softnya itu.
"OGAHHHH!" Adel mulai berlari diantara kursi gamingnya hendak menghidari pengejaran Marsha.
"AYOLAH!!" Marsha terus mencodongkan bibir tipisnya itu membuat Adel tersenyum semangat.
Marsha mengejar Adel. Bagi Adel sikap Marsha makin lucu dan menggemaskan. Hingga larut malam, keduanya masih sibuk main kejar-kejaran sambil tertawa terbahak-bahak.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
Roman d'amourHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca