Bab 32

3K 328 16
                                        

Setelah memberitahukan alamat rumah Adel, Marsha merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia merenung sambil menutup mata. Dia tak habis pikir melihat dan mendengar sikap Adel yang benar-benar berubah. Hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh Adel, sekarang nampak dalam kehidupannya.


"Gw menghindar biar lo bisa ngehargain perasaan orang, bukannya buat diri lo tersiksa kayak gini Del!" Batin Marsha mulai mempersoalkan kehidupan Adel sekarang. 


"Gw harus gimana biar gw tenang dan gak mikirin lo?!" Keluhnya.


"Malam itu, Marsha gelisah. Sesekali dia berjalan mondar-mandir. Berbaring di kasur, berpindah di sofa, dan mengecek keadaan diluar sambil memerhatikan arah jarum jam.


Dari kamar Marsha, dia memperhatikan rumah kediaman Adel yang belum juga ada tanda-tanda kepulangan Adel. "Kok mereka gak nongol-nongol ya?"


Berselang satu jam dia menunggu, akhirnya dia melihat kedatangan mobil yang memasuki gerbang rumah Adel. Tentu saja itu mobil asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya.


Dia menunggu sambil memperhatikan dengan seksama pergerakan mobil itu berhenti. Persis seperti yang sudah dikatakan gadis itu sewaktu ditelpon tadi, Adel mabuk. Marsha melihatnya dengan jelas. Gadis tinggi itu merangkul Adel yang berjalan sepoyongan dan mengantarnya masuk kedalam rumah.


Marsha bahkan tak berkedip sedikitpun saat melihat adegan itu. "Del, dia siapa? apa secepat itu lo ngelupain gw terus deket ama cewek lain?" Keluhnya lagi.


Apa ini bagian dari cemburu ?


Ya. Tentu saja. Sekarang bukan cuma Adel yang tau rasanya cemburu itu gimana, tapi Marsha juga. Kehidupan memang selalu impas bukan?



Keesokan harinya,

Shani menjemput Marsha berbarengan pergi ke kampus. Hati Mona dan Yospan benar-benar senang melihat kedekatan mereka. Yah, meskipun Shani belum mengungkapkan soal perasaannya tapi dengan adanya kedekatan ini, tidak menutup kemungkinan Shani bisa meluluhkan hati Marsha lewat perhatian dan kasih sayang yang dia tunjukkan.


Dalam perjalanan menuju ke kampus, Shani merasa ada yang aneh dengan Marsha. Dia hanya berdiam diri dan melamun.


"Apa aja schedule kamu hari ini?" Tanya Shani basa-basi.


"Marketing sama Finance!" Sahut Marsha datar.


"Kamu kenapa? Kayak gak semangat gitu, sakit!?"


Marsha diam. Bukannya tidak mendengar, tapi dia malas untuk mengutarakan penjelasan perihal moodnya hari ini. Melihat sikap acuh Marsha, Shani pun memberanikan diri menggenggam tangan Marsha.

"Kalo kamu punya masalah, ngomong ke saya. Barangkali saya bisa bantu!" Ujar Shani dengan nada lembut.


Marsha sedikit kaget melihat tangan Shani. Dia pun beralih menatapnya disela-sela dosen muda itu tengah menyetir. "Ci, Gw mau nanya sesuatu boleh?"


cat and chocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang