Sinar yang begitu menyilaukan menembus kelopak mata Adel sekaligus menyadarkan dirinya dari tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, tangannya mulai meraba-raba keberadaan sang pacar disisinya.
"Tumben udah bangun" Gumamnya.
*Cup* Seseorang mengecup alisnya.
Meskipun dia tidak melihat pemilik wajah itu, tapi dia mengenalinya.
"Morning kiss-nya gitu doang?" Cibir Adel.
*Cup* Marsha mengecup hidungnya.
"Ah, gak berasa!"
*Cup* Marsha beralih mengecup kedua pipinya.
"Ah, kurang manis"
*Cup* Marsha mengecup bibirnya sekilas.
"Ah, ini lagi. Gak mempan!!!" Cibir Adel sekali lagi.
Merasa diremehkan, Marsha memutar bola matanya sembari merenung. Hanya sepersekian detik, ide jahatpun merasuki pikirannya.
"Lo mau yang lebih?" Bisik Marsha pelan.
Dengan keadaan mata yang masih terpejam, Adel ngangguk-ngangguk bahagia. Sekilas dia menyeka bibirnya sendiri dengan lidahnya. Dari gelagatnya, Adel seakan tak sabar ingin menikmati santapan yang lebih nikmat.
"Yaudah, buka mulut lo?"
"Kok buka mulut sih sayang?" Adel sedikit terkekeh.
Dengan nada menggoda, Marsha kembali berbisik. "Gw mau main jilat-jilatan soalnya!"
Adel kembali terkekeh. "Ah, sayang mah. Masih pagi juga"
"Ah, kelamaan lo!"
"Iya iya, Gw buka"
Marsha meraih sesendok susu coklat yang masih hangat kemudian menumpahkannya kedalam mulut Adel.
"Uhukkgh-uhukkgh" Adel bangkit sambil tersedak.
"Lo mau bunuh gw?" Ucapnya sambil mengatur nafas.
Marsha tertawa puas. "Makanya jangan sok kegatelan gitu. Udah cium sana sini, masih aja minta lebih"
"Giliran cium lo sampe bibir gw rontok, gw dengan senang hati ngelakuinnya. Nah, elo. Cuma sekali dua kali gitu, udah main protes. Gak adil banget lo!"
"Itu kan udah jadi tanggung jawab lo. Kalo gw mah terserah. Mau nyium lo apa gak, itu urusan gw" Bantah Marsha.
"Oh jadi gitu? Oke!"
Melihat raut wajah Adel, Marsha pun kembali mengecup bibirnya.
"Aww, ngambekan!" Sindir Marsha.
Kembali mengecup. "Iiihh, jijik kali gw liat wajah kayak gitu" Sindir Marsha sekali lagi.
Wajah Adel tetap murung.
Kembali mengecup bibir Adel. "Kalo gak respond, Gw kasi bibir gw buat Shani. Mau lo?" Ancam Marsha.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomansaHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca