"Ehem...ehem" Olla berdehem kuat membuyarkan tatapan yang saling melekat itu. "Oniel, kok suasana jadi panas gini ya?" Sindirnya sambil mengipas-ngipas.
Adel menatap Olla murka.
Tuh kan, sok gengsi pake nyembunyiin segala Padahal udah ketahuan!" Sambung Oniel.
Adel bungkam. Sekarang dia tidak ingin berbantah-bantahan dengan kedua temannya disaat hatinya dalam keadaan berbunga-bunga dia kembali berpaling menatap kearah depan hendak melihat wajah kekasihnya lagi mata Adel membulat. Marsha tak lagi berdiri disana. "Pacar, mana pacar ?" Batinnya mencari-cari.
Adel menelusuri setiap sudut kantin lalu mendapati Marsha sedang berbicara dengan seorang gadis. Adel menajamkan penglihatannya hendak memastikan siapa gadis yang sedang berbicara dengannya. Dan betapa kagetnya Adel saat melihat raut wajah gadis itu. "Dia lagi!?" Pikir Adel.
Gadis itu Zee.
Tapi tunggu. Gadis yang bernama Zee itu sedang menggenggam tangan Marsha.
"Gw mau nanya, sebenarnya siapa sih yang jadi kekasih Lo ? Apa gw mengenalnya ? Apa dia kuliah disini ? " Ujar Zee.
"Lepasin gw!" Marsha sedikit meringis kesakitan dikarenakan Zee menarik tangannya kasar.
"Gw gak ada urusan sama Lo!"
"Sha. Lo harus jadi milik gw!"
"Lo gila!"
"Iya gw gila karena suka sama Lo!"
"Lepasin gw!" Marsha terus memohon Zee segera melepaskan genggamannya.
"Gw bakal cari tau siapa kekasih Lo itu." Zee semakin lancang "Kalo sampe gw tau, gw bakal bunuh tu orang. Ingat itu Sha. Pokoknya lo gak boleh dimiliki siapapun kecuali gw!" Ancam Zee.
"Bunuh?" Seseorang menyambar ucapan gadis itu. "Haha. Jijik banget otak Lo!"
Sang penyelamat datang. Siapa lagi kalau bukan pacar jijik Marsha.
"Lo siapa ?"
"Gw...Siapa ?" Adel tertawa sombong.
"Eh, Lo ngetawain gw ?" Kali ini Zee melepas tangan Marsha dan beralih memegang kerah kemeja Adel.
"Kasian banget sih Lo!" Adel makin tertawa menghina. "Punya tampang tapi kelakuannya kotor. Jijik gw liat Lo!"
"Apa Lo bilang? Ko..kot_" Seseorang menyergah ucapan Zee"
"Stop...stop!" Flora memisahkan kedua insan itu. "Dan maafin temen gw yah, dia suka kelepasan soalnya!"
"Lo ngapain ?" Adel menepis ucapan Flora. "Minggir gak!"
"Del udah! Lo gak tau dia siapa?" Bisik Flora memohon. "Dia Zee Del, anak Pak Harlan. pendiri universitas kita!"

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca