Setelah mengantar Marsha didepan kelas, Adel berbisik.. "Kalo Shani ngajar, gak usah fokus ya. Ntar lo kemakan kata-kata bijaknya"
Adel mulai mengarahkan Marsha ke jalan yang sesat. Memang sih, akhir-akhir ini Si dosen muda itu jadi saingannya Adel. Tapi kan Marsha lagi menuntut ilmu sekarang. Masa sang pacar disuru gak fokus ngikutina pelajaran? Kesintingan Adel kambuh lagi.
"Emang iblis lo! heh, kalo gw gak fokus yang ada gw jadi bego dimatakuliah ini?"
Adel melamun sejenak. "Iya juga sih."
"Nah makanya. Gak usah mikir yang aneh-aneh napa!"
Adel mengendus kasar. "Iya..iya"
"Ciu-"
"Gak bosen lo minta cium mulu?" Adel menangkup bibir Marsha dengan tangannya. "ini depan kelas Sha, bukan kamar"
Marsha tertawa malu. "Oh iya. Lupa!"
"Udah ah, Gw cabut." Sambil mengedipkan mata, Adel melayangkan kedua jarinya seraya memberi hormat.
"Kissbay kek, ini malah hormat. Lo kira gw presiden?"
"Eitsss, jangan salah." Adel berbisik. "Ini tuh melambangkan jati diri gw"
"Jati diri apaan. Gak jelas lo!"
"Heh, dua jari ini punya kekuatan sakti tau! Kalo gw sabit lo pake ini....." Adel merapatkan jari tengah dan jari telunjuknya sembari mengelus kedua pipi Marsha. "Lo bakalan sekarat" Bisiknya lagi sambil terkekeh.
Marsha menatapnya dengan ekspresi jijik. "Sorry ya, kalo cuma dua jari mah... Gw gak puas! Baterai gw gak bakalan full" Marsha pun balas berbisik.
"Oh, jadi lo gak ngerasa puas?" Adel menaikan setengah alisnya. "Oke, berarti gw bakal naiikin tegangan listrik gw, biar lo mampus sekalian!"
Ini maksudnya apa coba?
Dua jari - sabit - sekarat - gak puas - gak full- naikin tegangan.
Mau adu Psycho?!
Marsha terkekeh. "Eh..Dosennya dateng tuh, gw masuk ya.
"Bayyy!" Dengan cepat Adel langsung melirik kearah kanan kiri. Koridor itu kosong. Tidak ada sosok Shani disana.
Sadar karena telah dikelabui, Adel lalu menatap Marsha sinis. "Awas lo ya!"
Dari dalam kelas, Marsha juga berpose ala Adel. Dia melayangkan kissbay dengan kedua jarinya sembari mengedipan mata. Melihat kecentilan Marsha, Adel berekspresi geli seolah dia ingin muntah disaat itu juga..
Dua orang ini memang tergolong pasangan yang langka. Gaya pacaran mereka kelihatan vulgar, tapi nyatanya enggak. Sering adu mulut, kecentilan gak jelas, kadang sweet, kadang gak romantis. Kadang saling hina, kadang juga saling puji. Entah sebutan apa yang cocok untuk pasangan ini. Mau dibilang pasangan sejalan bukan, pasangan berlainan arah pun bukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomantikHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca