Hal yang sering dialami untuk setiap pasangan adalah rasa cemburu. Dan itu wajar. Sewaktu pulang kampus tadi, kedua insan itu tampak canggung. Adel berbicara seadanya begitupula dengan Marsha.
"Del, sorry tadi" Ujar Marsha hati-hati dan langsung mendapat sergahan oleh sang pacar.
"Gakpapa"
Adel pura-pura tidak mempersoalkan adegan pelukan sewaktu dikampus tadi. Padahal, dalam hati Adel ingin sekali menegur Marsha agar tidak kelepasan seperti itu. Yah, walaupun keadaannya terhimpit dan tak sengaja.
"Lo gak marah kan?" Marsha kembali memastikan.
"hmm"
"Beneran?"
"hmm" Adel kembali bergumam tanpa menoleh.
"Liat Gw dong!" Marsha menarik rahang Adel agar menatapnya.
"Iya bawel...."
Adel memang gampang luluh. Kalau sudah melihat wajah lugu milik Marsha, rasa cemburunya kembali memudar.
"Dasar gengsian!" Cibir Marsha.
"Gengsi? Maksud Lo?"
"Gw tau, Lo sebenarnya cemburu kan?" Marsha mencubit kecil pipi Adel.
"Gak!" Adel mengelak "Biasa aja Gw!"
"Ah beneran ? Keliatan banget tau dari muka Lo!"
"Sok tau Lo!"
Dia membuang muka sambil berdecih. Adel tidak ingin mengurangi nilai imagenya hanya untuk kata cemburu, meskipun kenyataannya memang begitu.
"Yaudah, kalo Gw kelepasan lagi terus gak sengaja meluk orang lain pas ada kilat sama guntur, berarti..." Marsha memberi jeda "Gakpapa dong?" Marsha mulai mempersudut kegengsian Adel.
Adel tertegun. Matanya menatap kosong ke layar handphone sambil membayangkan ucapan Marsha. "Aishh SIALAN" Batin Adel.
"Oy ?" Panggil Marsha.
Adel acuh. "Gak..gak! Gw gak bakalan biarin Marsha kelepasan lagi terus meluk siapapun." Dia terus mengandai-andai. "Kalo gitu berarti Gw harus jaga-jaga dari sekarang. Kalo awan udah mulai mendung Gw harus berada disamping Marsha!" Batin Adel.
"Oyyy! Kok bengong sih ?"
"Hah ?" Adel tersadar dari lamunan.
"Kenapa gak suka ya kalo Gw peluk orang lain lagi ?"
Marsha terkekeh.
"Lo tenang aja. Gw pastiin Lo gak bakalan dengar suara kilat ama guntur lagi"
"Yang bener aja Lo. Ngaco!" Marsha berhenti sejenak. "Emang Lo bisa silent suara kilat ama guntur gitu ?"
"Bukan kilat atau gunturnya yang gw silent. tapi telinga Lo"
"Telinga gw.. Gimana caranya coba ?" Marsha mengerutkan dahi.
"Ya GW POTONG AJA SEKALIAN, DARI PADA MELUK ORANG LAGI!" Adel mengecam Marsha. Suara penekanan sangat serius.
Dari kata-katanya terdengar jelas bahwa dia tidak akan membiarkan dirinya berada dalam kecemburuan lagi, karena dia tidak suka. Meskipun terdengar mengada-ada tapi Marsha mengerti maksudnya. Kali ini Marsha cukup peka mengartikan kata-kata Adel.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca