Bab 23

3.6K 379 6
                                        

Marsha menghembuskan nafas panjang lalu mulai merenung. 

"Tapi gw ngerasa gak nyaman Del kalo ada bokap gw. Lo tau kan, semenjak dia masuk lagi ke kehidupan gw sama nyokap gw, sebenarnya gw gak begitu menginginkannya. Tapi apa mau dikata, mau gak mau gw harus tetep terima dia. Gw gak tega liatin nyokap gw yang hampir tiap hari nangis karena menginginkan kehadiran bokap gw lagi. Cinta nyokap gw ke dia gak bakalan runtuh meskipun dulu dia pernah ninggalin kita" Marsha mulai curhat.


Adel memeluk Marsha erat-erat. "Semua orang punya masa lalu yang buruk dan gw pernah mengalaminya. Sha, seburuk apapun kesalahan orang dimasa lalu, gw yakin satu waktu dia bakal berubah dan menyadarinya. Buktinya bokap Lo balik lagi kan?! Dan itu berarti, bokap Lo menyadari kesalahannya dimasa lalu. Jadi sekarang. Lo itu harus belajar kasi dia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Gw yakin kok, dia gak bakalan ninggalin nyokap Lo lagi.


"Iya sih. Gw juga berharap gitu"


"Udah gak usah pikir yang aneh-aneh, mending kita jalan. Suara Adel terdengar bersemangat.


"Hayoookkk!"


"Tapi jalan kemana ya ?"


"Hm. Gimana kalo kita nonton film di bioskop, udah lama gak nonton film horor!"


Adel memelototi wajah Marsha. "Udah lama apaan ? Hampir tiap malem Lo terpampang didepan TV liatin setan mulu ampe setannya aja capek liatin Lo" Protes Adel.


"Nonton dirumah ama bioskop itu rasanya beda sayang"


"Serah Lo deh!" Adel mengembuskan nafas berat.


~~


Di ruang bioskop suara Adel bergema kuat. Dia sempat menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya. Ini adalah yang pertama kalinya Adel menonton film horor dibioskop. Berbeda dengan Marsha, setiap kali dia menonton film horor matanya jarang berkedip. Bahkan kadang dia sampai menangis jika terbawa suasana haru dalam film horor. Ya, kalau film horornya bergenre roman juga sih.

Sampai keluar ruang bioskop, Adel menggengam erat lengan Marsha seperti orang ketakutan.


"Gw gak mau nonton film-film gituan. Sumpah GAK LAGI!"


Marsha terkekeh. "Penakut!"


"Biarin"


*Dering telpon* Marsha mengangkatnya.


"Ya Ma"


"Sayang mama udah nyampe airport"


"Iya ma. Aku kesitu sekarang!"


"Iya sayang, mama tunggu"


Seakan menyadari bahwa tak lama lagi dia akan segera berpisah ranjang dengan Sang pacar, Adel pun menghela nafas berat. Dia tak rela.

cat and chocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang