Seharian di kampus, Marsha menghabiskan waktu bersama Shani dan ketiga sahabatnya. Meskipun dalam hati dia terus memikirkan Adel tapi dia berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan segala kerisauan dari raut wajahnya.
Sore itu, Marsha memutuskan untuk pulang.
"Sha" Panggil Shani pelan.
Marsha yang hendak pergi kembali berbalik. "Ya?"
"Bisa gak kamu ikut saya, bentar aja"
"Kemana? Gw capek!"
"Gak lama kok. Bentar aja, please!"
Sebenarnya Marsha ingin menolak ajakan Shani. Sangat-sangat ingin menolaknya. Tapi karena Shani sudah terlalu baik padanya selama ini, dia tak tega untuk menolaknya.
Marsha terpaksa menganggukan kepala. Dengan perasaan berat hati, dia pun masuk kedalam mobil Shani. Selang beberapa menit, mereka tiba disebuah Cafe.
"Ngapain kesini?"
"Udah, masuk dulu. Saya mau ngenalin kamu sama seseorang!"
Cafe itu terlihat mewah dan elit. Marsha sedikit terpukau melihat keindahan Cafe yang ukurannya lumayan besar. Diambang pintu, sosok wanita paruh baya menyambut mereka.
Shani menyalami tangannya.
"Udah pulang ?" Sapa wanita itu.
"Iya ma" Sahut Shani.
Marsha sedikit kaku saat mengetahui itu adalah ibunda Shani. Dia tak menyangka Shani bisa senekat ini mempertemukan día dengan ibunya.
"Sore tante!"
"Ya. Masuk nak! Jangan sungkan"
Ratu Vienny. Itu nama ibunda Shani.
Meskipun Marsha merasa agak canggung, tapi dia berusaha untuk tetap menghargai sikap baik Viny terhadapnya.
"Sering-seringlah main kesini. Jangan sungkan" Tawar Viny.
"Oh. iya tante!" Marsha memberi jeda. "Ini pertama kalinya saya lihat Cafe sebagus ini tante!"
Viny membalas pujian Marsha dengan tersenyum hangat. "Yah begitulah. Ini semua usaha papanya Shani. Dia begitu antusias dalam menjalankan bisnisnya"
"Hebat banget tuh!" Puji Marsha sekali lagi.
Marsha menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Viny menceritakan banyak hal soal kehidupan Shani dari masa dia kecil hingga sekarang. Begitupula dengan Marsha, dia juga sempat menceritakan soal kehidupan keluarganya dan masa kecilnya.
Dari raut wajah Shani, dia benar-benar senang melihat keakraban yang tercipta antara ibunya dan juga Marsha. Dari situasi ini, dia semakin yakin dengan ketetapan hatinya terhadap Marsha.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
Любовные романыHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca