Bab 9

3.8K 351 4
                                    

Marsha dan ketiga temannya menghampiri Adel yang masih sibuk beradu mulut. Adel tertegun seraya menatap Marsha heran.

"Ngapain lo disini ?"
"Gabung ya! boleh kan ?" ucap Marsha sopan seraya menatap Olla dan yang lainnya"
"Oh iya silahkan Sha.." Sahut mereka serentak.

Memang sewaktu kuliah Marsha tidak terlalu akrab dengan sahabat Adel tapi entah kenapa sekarang Marsha seolah tak merasa sungkan untuk mulai mengakrabkan diri dengan mereka.

Sementara Adel masih mematung dan terheran-heran akan sikap Marsha yang kali pertama ini setelah sekian lama berada di satu kampus dia berani menyapa Adel dan teman-temannya.

"Beneran nih ?" Marsha kembali memastikan.

"Iya, santai aja kali Mae..." Olla memberi jeda saat dia hampir keceplosan memanggil Marsha dengan sebutan Maeng. "Marsha" Olla mengakhiri kata dengan hembusan nafas panjang.

Adel memelototi Olla dengan senyum murka.

Tak menunggu waktu yang lama, Marsha sudah bisa mengakrabkan diri dengan keempat teman Adel itu. Begitu pula dengan Indah, Ashel dan Katrina, mereka juga tampak berhura-ria saat sedang bergurau soal kegiatan kampus dan semua kelucuan dari setiap dosen mata kuliah mereka.

Adel seperti disuntik obat penenang. Saat mereka tengah asik bergurau, Adel hanya melongo dan fokus menatap wajah Marsha datar.

"Nape lo?" Marsha yang menyadari ada seseorang yang sedang fokus menatapnya membuat Adel tersentak dan salah tingkah.

"Liatin gw gitu banget!"
"Hah ?" Adel pura-pura melirik kearah lain dan kembali melirik kearahnya. 

"Gak!" sahut Adel asal.

"sementara Flora dan Lulu mulai terkekeh.

"Guys, gw balik duluan ya!"

"loh Del, kok balik sih ?" tanya Oniel.
"cape gw pengen pulang rumah!"
"Masih ada satu mata kuliah bego! Flora memperingati.

Adel sempat menghentikan langkahnya lalu kembali berbalik menatap teman-temannya itu. "Yah, mampus si botak!" Keluh Adel saat menyadari masih ada pertemuan kelas dengan satu dosen terkiller.

Dia pun kembali duduk sambil berpangku tangan."RUSAK RENCANA GW!" Batin Adel.

Entahlah kekonyolan apa lagi yang ingin dia lakukan saat hendak pulang ke rumah nanti. Dari gelagatnya tersirat keanehan di raut wajahnya itu. Adel mengalah. Dia mengikuti kelas hingga usai.

Ya, meskipun selama kelas berlangsung Adel hanya berpura-pura saja mendengar penjelasan Sang Dosen yang nyatanya dia sibuk melamun.

"APA GW GEMBOK AJA YA KAMAR GW!?"
ya inilah rencana konyol yang sedari tadi dipikirkan Adel.
"hmmm....."
"Gak...gak...nanti gw gak bisa ada kesempatan berdua lagi ama tu anak!"
"Tapi kalo gak, prinsip gw lama-lama runtuh!"
"Gimana ya ?"
"Ntar kalo dia kedapatan bugil lagi dikamar gw, mampus!"

Terjadi pergulatan sengit dipikiran Adel sampai tak sadar kelas telah usai. Konyol kan si Adel!?

"Adel ?" Teriak Marsha.

Adel menoleh mencari arah datangnya suara. Marsha menghampirinya dengan nafas ngos-ngosan.

"Nape lo ?"
"Yuk!"
"Yuk kemana ?" Adel mengerutkan dahi.
"Pulanglah!"
"Lo ?" Adel memberi jeda dengan sorot mata membulat.
"Mau pulang ama gw ?"
"Gak Del, sama Asep!"
"Pulang ?......sama Asep botak ?"

Ya, Asep botak. Dosen killer yang tadi melangsungkan kelas.
"YA, SAMA LO LAH BEGO!" Marsha menghembuskan nafas berat.
"Ngapain coba pulang sama si Botak!"
"Udah ah, bawel lo!" kata Marsha sambil menarik lengan Adel paksa.

Dari tampak luar, Adel berpura-pura memasang wajah kusut tak suka dengan ajakan Marsha, tapi dalam hati dia sedang berhura-ria.

cat and chocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang