Sementara Adel memperhatikan Marsha dari kejauhan, nampaklah dua pasang mata yang sedang memelototi Adel.
"Lulu, kejiwaan Adel makin parah deh!"
"Iya nih. Kasihan gw liat dia. Kadang marah-marah gak jelas, kadang juga senyum-senyum gak jelas!"
"Gimana ya kalo suatu saat nanti.......... dia gak ngeliat Marsha lagi" Lulu membayangkan.
"Maksud Lo, kalo Marsha udah dipangkuan yang diatas gitu?"
Oniel melirik Lulu seraya menarik nafas panjang.
"Bukan bego! Maksud gw, kalo suatu saat mereka berpisah gitu" Oniel memberi jeda.
"Untung cuma kita berdua aja, kalo sampe Si Kucing denger Lo nyebut-nyebut Marsha kembali ke pangkuan yang diatas. Mateee Lol"
"OOHHHH" Lulu memberi jeda. "Ya pastilah Si Adel bakal obrak abrik isi dunia kalo dia pisah sama Marsha"
Seseorang meniup telinga Lulu dari belakang.
"Apaan sih Oniel niup-niup telinga gw. Geli tau!"
"Siapa yang niup-niup telinga Lo!"
"Oniel. Kiamat lagi kita!!!"
"Maksud Lo?"
"Hmm. kayaknya... kita deh yang bakalan ke pangkuan yang diatas!" Lulu pasrah dan perlahan menengok kearah belakang.
Wajah murka menyinari bola mata kedua insan ini layaknya sedang melihat malaikat. Ya, malaikat pencabut nyawa.
"Mampus" Umpat Lulu.
"Siapa yang mau kepangkuan yang diatas ?" Tanya Adel asal.
"Ohhh... Itu Del, tadi ada cicak jatuh dari atap terus meninggal"
Adel ngangguk-ngangguk.
"Mau gak nyusul cicaknya ?" Adel memberi jeda. "Ntar gw anterin deh!"
"Oalahhh Del. Gak usah! kita bisa pergi sendiri kok. Iyakan Nil!?"
"Iya Del. Lo itu udah baik banget ama kita, gak usah repot-repot Del!" Sambung Oniel.
Adel menghela nafas panjang.
"Beneran nih ? Gak mau gw anterin ?"
Adel makin mendekat seraya membunyikan Jari-jarinya. Oniel dan Lulu siap tumbang.
"Kabuuurrrr!"
Kedua insan itu langsung berlari meninggalkan ruang kelas. Adel hendak mengejarnya tapi saat dia keluar pintu, dia berpapasan dengan Si gadis anime.
Oniel dan Lulu terselamatkan.
Adel berhenti seraya melayangkan senyum. hangat.
"Sha.."
Marsha ngos-ngosan. Dia langsung bersembunyi dibelakang Adel sembari mengintip-ngintip ketiga temannya.
"Kenapa Lo?
Tak puas hanya bersembunyi dibelakang Adel. Dia pun menarik Adel masuk ke sebuah lemari barang di bagian belakang kelas. Lemari itu kosong dan sepertinya muat untuk mereka berdua.
"Lo ngapain sih Sha ?"
Marsha menangkup kepala Adel dan menyandarkan didadanya. Wajah Adel tenggelam sempurna, diapit oleh dua gunung milik Marsha. Uhiy, menang banyak Si Kucing.
"Udah berisik Lo!"
Marsha masih sibuk meneliti keadaan dari dalam kaca. Dia hendak memastikan apa sahabatnya yang rada-rada gak waras itu masih mengejarnya.
Adel sesak nafas. Didalam sana, jantungnya serasa mulai meluncur layaknya flying fox. Ditambah aroma parfume Marsha yang begitu memabukkan, benar-benar membuat Adel ingin lepas kendali.
"Sha. Lepasin gw!" Adel memohon lemah.
"Iya bentar"
"Sha..."
"Ishh, diem dulu napa!"
Adel makin mengendus-ngendus aroma wangi dari tubuh Marsha. Adel tak tahan lagi. Bersandar diantara ketebalan milik Marsha itu benar-benar menyiksanya.
"BENTAR PULANG RUMAH..... GW PERKOSA BENERAN NI ANAK! JANJI...." Batin Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomansaHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca