Bab 38

3.1K 313 18
                                    

Flashback


Mona mengingat kembali ucapannya waktu itu. Dia mulai gelisah. Disatu sisi dia menganggap bahwa tindakannya ini adalah pilihan yang tepat, tapi disisi lain dia seakan merasa bersalah dengan kepergian Adel.


Setelah merenung beberapa menit, pikirannya mulai menyaring satu rencana. Kali ini Mona berniat memperbaiki situasi agar tidak terlalu dibayang-bayangi oleh perasaan bersalah.


"Marsha sayang, mama harap kamu tidak akan salah paham!" Batinnya.


Detik itu juga, Mona langsung menghubungi seseorang dan memintanya bertemu secara private.


Disebuah restoran, datanglah sosok wanita yang ditunggu-tunggu itu. "Maaf tante, nunggu kelamaan ya?"

"Ah, gakpapa."

"Ada apa ya tan, kok tiba-tiba minta ketemu?"

"Oh ini. Ada yang mau tante omongin sama kamu"


Shani menyuguhkan senyum. "Ngomong apa tan?" 

"Tapi ini rahasia. Tante mohon jangan kasi tau siapapun termasuk Om Yospan ataupun Marsha!"


Shani mengerutkan dahi sambil menganggukan kepala, pertanda dia paham dengan maksud Mona.


"Sebenarnya..." Mona berhenti sejenak sambil mengendus pelan. "Marsha dan Adel sedang menjalin hubungan"


Mata Shani terbelalak. "Menjalin hubungan? Maksud tante mereka pac-" Sahutnya.


"Iya" Mona langsung menyergahnya dengan suara lantang. Dia menceritakan alur kebenarannya mulai dari waktu dia mencurigainya sampai dia benar benar mengetahuinya dengan jelas.


Mendengar penjelasan Mona, nafas Shani mulai lengah. Baginya ini adalah hal yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Marsha menjalin hubungan dengan Adel tanpa ada tanda-tanda kecurigaan sedikitpun. Tentu saja Shani tidak pernah menduganya karena yang dia tau mereka hanyalah sebatas teman. Tidak lebih.


"Shani, tante mohon sama kamu satu hal."


Shani menatap Mona lekat. Tatapannya mulai kehilangan semangat. "Mohon satu hal? apa itu tan?"


Mona menarik nafas panjang. Setelah melewati perenungan yang cukup sengit, Mona pun mulai menjelaskan dan mengutarakan pendapatnya dalam menghadapi situasi yang menyulitkan ini.


"Tante mohon sama kamu nak Shani!"

Shani memijat pelipisnya sembari menelan ludah. "Tapi tan-"

"Tante mohon!" Bujuk Mona lagi.


Mona meraih tangan Shani sebagaimana dia meraih tangan Adel beberapa waktu yang lalu. Nada suaranya juga terdengar sama.


Dengan segala keterpaksaan yang mendalam, Shani pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah tante, saya akan melakukannya.... Dia berhenti sejenak. "Tapi ada syaratnya!"

cat and chocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang