Pertemuan kelas Budgeting selesai.
Marsha keluar sembari memeluk bukunya. Diluar kelas Ashel, Indah dan Katrina terlihat sedang menunggu.
Bukan menunggu Marsha, tapi Si Cici. Shani Indira.
"Sha, gimana keadaan My Cici ? udah sehat dia ?" Ashel bertanya tapi matanya sedang melirik kedalam kelas.
Marsha merenung sejenak dan mengingat aktifitas dikelas tadi.
"Sebentar saya akan posting di google clasroom list perusahaan manufacture. Nanti kalian pelajari Financial Statementnya, terus kalian analisa perencanaan laba untuk short term and long termnya sama evaluasi juga dari segi capital expenditurenya. Masukan assignment kalian pada next meeting dalam bentuk hardcopy. Nanti saya akan panggil beberapa orang kedepan untuk memprensentasikan hasil analisa kalian" Marsha mulai mengeluh dalam hati.
"Sehat badan sih iya, tapi jiwanya sakit" Gw sumpahin dia sakit lagi!!!" Sahut Marsha malas. Tanpa aba-aba Katrina menjitak kepalanya.
"Shel, ngajak branten ni anak! Udah lancang dia nyumpahin Si My Cici kita"
"Bentar kita urusin dia. Si My Cici udah mo keluar nih... Senyum senyummm!" Semangat juang ke tiga sahabatnya itu sangat diacungin jempol.
Mereka selalu menunjukan rasa hormat dan kagum jika hendak berpapasan dengan dosen muda itu. Berbeda dengan Marsha. Jangankan rasa hormat, rasa kagum saja tidak pernah terlintas dibenaknya. Dosen muda itu keluar.
Berjalan sembari tersenyum hangat kepada para mahasiswa yang sempat berpapasan dengannya. Begitupula saat Si dosen muda itu melewati mereka.
Tak pernah memalingkan wajahnya. Dia selalu menyapa mereka dan seperti biasa Indah, Ashel dan Katrina selalu sesak nafas senang.
Sementara Marsha hanya memasang wajah datar. Dosen muda itu nyaris pergi tapi entah kenapa dia kembali berbalik lalu menatap Marsha.
"Marsha ?"
"Iya Buk !"
"Kamu anaknya Mr. Lenathean kan ?" Marsha angguk-angguk malas.
"Sampaikan salam ku padanya"
"Salam?" Marsha berpikir sejenak.
"Salam apa ya buk ?" Marsha memang suka blak-blakkan.
Dimana-dimana kalo ada yang ngucapin kalimat itu sudah pasti mereka saling mengenal tentunya.
Dosen muda itu tertawa. Marsha juga ikut tertawa meski Dia tidak tau apa yang sedang ditertawakan oleh dosen muda itu.
"Aku pernah bekerja diperusahaan ayahmu sewaktu aku di Jepang. Dia pasti mengenalku"
"OOOHHH!"
"Beliau apa kabar ?"
"Siapa ayahku ?" Ampun deh Si Marsha. Pake nanya lagi siapa.
"Iya masa ayah temanmu!" Dosen itu memberi jeda. "Kamu lucu ya!"
"Oh, baik kok buk"
ketiga sahabatnya terdiam. Mereka melirik Si My Cici mereka dan Marsha bergantian. Setelah bercakap cukup lama dosen muda itu pamit pergi.
Yah mungkin dia sedikit menebak-nebak gelagat Marsha yang terlihat gelisah karena ditanyain terus soal ayahnya. Berkali-kali dia melayangkan senyum paksa agar dosen itu berhenti mewawancarainya.
"Yah kok pergi sih! Gw masih pengen liat mukanya" Indah menahan dadanya sambil membayangkan wajah cantik Si dosen muda yang masih melekat diingatannya.
"Shel, hati gw meleleh...matanya, hidungnya, bibirnya...Ohhhh pengen deh gw!" Kegilaan mereka emang udah akut, plus komplikasi.
Marsha menatap jijik "Huweeee" Marsha menyeringai.
"Gw sumpahin mukanya bentol-bentol digigit lebah!"
Diwaktu yang bersamaan, Shani masuk ke ruang dosen dan langsung disambut oleh se ekor binatang mirip lebah yang entah dari mana datangnya hinggap dipipinya. Binatang itu langsung menancapkan suntikan racun bersamaan saat Marsha mengucapkan kata digigit lebah, dosen itu meringis kesakitan. Kok bersamaan ya?!
Entahlah, kenyataannya memang kayak gitu.
"Sumpah ni anak udah dua kali nyumpahin kesayangan kita Kat. Hajar yukkk!"
"Hayookkk!" Marsha berlari.
Dia tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah ganas dari ke tiga temannya itu.
Dari kejauhan Sang penguntit sedang memperhatikan gadis anime yang sedang dikejar-kejar oleh temannya. Siapa lagi kalau bukan Si kucing kalem. Dia cengar-cengir sambil geleng-geleng.
"Sha..Sha...Dari kejauhan aja, Lo udah bikin gw gemes! Huhh..."

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
Storie d'amoreHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca