Dalam perjalanan pulang.
*Dering telpon*
MY LEGENDARY memanggil....
Marsha sempat mendesis kesal saat melihat nama panggilan telpon itu.
"Ya ?" jawab Marsha malas.
"Kamu dimana sayang ?" Suara kalem bertanya dari seberang sana.
"Jalan pulang!"
"Sama siapa nak ?"
"Sama Aderu Ma!"
"Kebetulan kalo gitu!"
"Kebetulan ?...maksud Mama ?"
"Coba Mama mau bicara sama Adel"
Dari dulu Mama Marsha sudah cukup dekat dengan Adel. Adel yang tengah sibuk menyetir langsung ditempelkan layar hp ditelinganya oleh si Marsha.
"Adel ?"
"Ya Tante ?"
"TITIP JAGAIN MARSHA YA DEL, Tante lagi sibuk soalnya"
"Ja...jagain ?" Sahut Adel gagap.
"Iya Del. Ini Tante lagi sibuk buka kantor cabang baru soalnya, jadi mungkin agak lama urusannya. Yah, palingan sebulan atau dua bulan lah" Jelas Mama Marsha.
"Se...sebulan ?" Adel masih tetap gugup.
"Iya Del. Titip ya jagain bunga kesayangan Tante. Makasih"
"Ya Tante!" Sahut Adel ramah.
Adel makin lengah setelah mendapat wejangan dari Mama Marsha.
"SIAL" Batin Adel.
Begitulah yang selalu terjadi. Dari dulu, setiap kali dia sibuk dengan pekerjaan di luar kantor selalu menitip bunga kesayangannya itu kepada Adel. Mama Marsha sudah menggap Adel bagian dari keluarganya jadi dia yakin kalau Adel bisa menjaga Marsha.
Adel menghela nafas berat dan kembali menyetir.
"Del, singgah dirumah gw bentar dong!"
"Ngapain ?" Tanya Adel datar.
"Ambil bajulah"
"Kelamaan Sha, gw capek"
"Yaudah, berarti gw bugil lagi dirumah lo" Ucap Marsha seraya menunjukkan senyum liciknya.
Adel membeo sambil membayangkan Marsha bugil selama sebulan.
"NO!!!!!" Gumam Adel yang tiba-tiba saja merinding geli membuat Marsha heran.
"Nape lo ?"
"G...gak" Adel memberi jeda. "Yaudah ambil baju lo, tapi cepat jangan lama!" Jelas Adel.
*Rumah Marsha*
"Biasa aja kali ngomongnya, gak usah ngebut gitu" Sahut Marsha yang langsung beranjak masuk kerumahnya dengan senyum kemenangan.
"Kalo kelamaan gw tinggal!" Peringat Adel sekali lagi.
"Iya bawel"
**
Sejam berlalu. Adel yang sedari tadi mengunyah coklat didalam mobil tampak gelisah menunggu kemunculan Marsha yang tak kunjung keluar dari rumah.
"Tu anak lama banget sih" Keluh Adel
Selang beberapa menit Marsha pun keluar dan betapa shocknya Adel saat melihat Marsha di depan pintu.
"Kalo kelamaan gini, pasti tu anak bawa bajunya SEKARUNG" Rengek Adel dalam hati.
Marsha keluar dengan membawa dua koper besar. Dari luar dia memberi kode agar Adel membuka bagasi mobilnya.
Adel menurunkan kaca mobil.
"Sha, sekalian aja lo pindahin kamar lo biar puas" Protes Adel.
"Iya ntar. DOING ON PROCESS!" Cibir Marsha.
Adel memperhatikan Marsha yang bergerak begitu telaten saat sedang memasukan kedua kopernya kedalam bagasi mobil.
"Mungkin ini yang disebut KIAMAT SEDANG MENDEKATI HIDUP GW" Adel mulai mengeluarkan sumpah serapah.
Dengan berat hati tapi sebenarnya suka, Adel pun kembali menyetir lagi menuju ke rumahnya.
"Gw itu cuma diminta titip jagain lo, bukan nampung lo" Adel mulai bernegosiasi.
"Anggap aja gw barang titipan yang ditaruh dirumah lo" Bantah Marsha.
"Hmm..." Adel memberi jeda "Kalo gini, mampus beneran gw mah" Adel kebablasan.
"Kok mampus sih ?"
"Hah" Adel melongo. "Gak"
"lo itu harus bersyukur gw numpang dirumah lo"
"Bersyukur pala lo"
"iyalah. Biar lo gak lumutan tiap hari"
Ya. Berati maksud Marsha itu biar bisa bantu menghandle kemalasan Adel yang sudah dilevel tingkat dewa. Boleh juga.
"Iya Sha, LUMUTANNYA GAK BAKAL ILANG TAPI PINDAH...." Adel memberi jeda dan terdiam.
"Pidah ? Maksud lo ? Tanya Marsha sambil mengerutkan dahi.
"Ya, PINDAH DIHATI GW LAH" Batin Adel.
"Hah ?" Adel behenti sejenak. "Gak"
"Hah, Gak....Hah, Gak terus lo dari tadi. Kebiasaan deh" Protes Marsha.
Adel terkekeh pelan saat menatap ekspresi Marsha yang tampak lugu dan lucu.
"Lo ya, emang beneran macing gw biar LEPAS KENDALI" Gumam Adel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca