Marsha pingsan.
Adel mondar-mandir didepan ranjang sembari menggigit jari. Sesekali dia menyentuh tangan Marsha hendak memastikan apa ada tanda-tanda siuman.
"Olla!" Batin Adel mulai mempersalahkan.
Beberapa menit kemudian, Adel melihat Marsha menggerakkan tangannya. Si korban obat perangsang itu siuman.
"Del ?"
"Iya!" Raut wajah Adel terlihat begitu gelisah dan panik.
"Lo gak kenapa-napa kan?"
"Gw pengen......."Marsha melontarkan kalimat itu lagi, membuat Adel mendesis.
"Pengen ?"
"Gw pengen......." Sahut Marsha pelan "Pengen makan Mie!"
"Mie ?" Adel menelan ludah. Marsha menganggukan kepala seraya memasang raut wajah manja.
"Oke bentar"
Marsha melahap mie hanya dalam beberapa kali suapan. Adel ternganga sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Selang beberapa menit setelahnya, Marsha kembali meminta sesuatu.
"Del, Gw pengen!"
"Pengen apa ?"
"Pengen makan Soup!"
"Makan ?" Adel memberi jeda, "Soup ?" Marsha mengangguk manja.
"Yaudah bentar"
Marsha kembali melahap Soup seperti sedang mengikuti lomba makan.
Dia menyeka mulutnya lalu bersendawa merdu. Adel sempat menyorotinya dengan tatapan jijik.
"Del... pengen....." Untuk ketiga kalinya Marsha melontarkan kata itu membuat Adel menyeringai.
"Pengen ?" Adel menghela nafas berat. "Lagi ?" Marsha kembali mengangguk manja.
"Pengen apa lagi Sha ?" Keluh Adel.
Kali ini Marsha menunjuk bibirnya. Adel mulai menerka-nerka maksud dari gerakan jari Marsha yang seolah mengartikan Marsha ingin sesuatu di bibirnya. Adel pun asal menebak.
"Lipstik ?" Adel melongo.
"Jangan bilang......... Lo mau makan lipstik ?" Suara Adel melengking tinggi.
Entah mengapa tebakan konyol itulah yang terbesit di kepala Adel. Marsha memukul kepala Adel dan kembali menunjuk bibirnya tanpa menyebutkan maksudnya.
Si Marsha mau main tebak-tebakan kali ya. Ribet juga tuh anak!
"Apa sih Sha, gak jelas deh!"
"GUE PENGEN......."
*Huuueeeeeeeeeeeeeeeghk*
Marsha memuntahkan isi perutnya. Ohhhh jadi maksudnya Marsha menunjuk bibir itu karena dia sedang menahan muntahan. Kirain, minta dicium Adel!
Rasanya Adel ingin membelah kepala Marsha saat itu juga. Sikap Marsha benar-benar membuat Adel gemas.
Segala sumpah serapah kini memenuhi ruang batin Adel.
"OBAT SIALAN" Adel khilaf.
Keesokan harinya, Adel mencari biang keladi pemberi obat perangsang palsu. Dia meneliti setiap sudut kampus. Tidak ada sosok Olla disekitar sana.
Kemana perginya Olla ? Tentulah dia sedang mencari pertolongan demi menghindari ajal yang sekarang sedang mendekat kearahnya. Marsha. Ya, Marsha satu-satunya tempat penghindaran yang ampuh bagi Olla.
"Sha!" Nafas Olla ngos-ngosan. "Bantu Gw!"
"Bantu kenapa ?" Marsha memasang wajah panik.
"Kok lo ketakutan gitu? Lo dimarahin dosen ?" Tanya Marsha serius. Olla menggeleng.
"Gw mau dibunuh Sha. Bantu Gw please!"
"Bu..bunuh ?" Suara Marsha melengking tinggi memenuhi sudut kantin. Olla ngangguk-ngangguk.
"Siapa yang mau ngebunuh lo ?" Baru saja Marsha menanyakan siapa pelakunya, angin murka seakan membawa Adel muncul tepat dibelakang Marsha.
Dan apalagi yang hendak dilakukan Adel selain memulai keributan dengan sahabatnya itu perkara kejadian semalam.
"Lo mainin Gw ?"
"Sorry Del, Gw gak sengaja beneran!" Olla meremas pergelangan tangan Adel seraya memohon pengampunan.
"Gw gak tau kalo itu obat perangsang nafsu makan! " Kata Olla jujur.
Adel ingin sekali mendaratkan pukulan indah diwajah Olla, namun Oniel yang selalu menjadi jembatan perdamaian, berusaha menghalau kedua sahabatnya itu agar tidak terjadi pertumpahan darah.
"Udahlah Del. Lagian Marsha gak kenapa-napa kan sekarang !?" Bela Oniel.
"Oke. Kali ini Gw maafin, tapi kalo sampe tu anak beneran kenapa-napa semalam, Sumpah...... Gw cungkil mata Lo!" Ancam Adel.
Entahlah, saat itu Adel sedang terbawa emosi. Dia mungkin lupa atau tidak peduli kalau objek yang mereka pertengkarkan itu ada didepannya.
Marsha terdiam seraya merenungkan kejadian semalam dan tak menunggu jeda lagi,
*Bukkkkk*
Marsha memukul bahu Adel yang membuatnya meringis kesakitan.
"Jadi lo beneran mau ngeracunin gw ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca