Adel mengantar Marsha kekampus. Berjalan saling bergandengan tangan tanpa peduli beberapa pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Diambang pintu. Olla dan Oniel ternganga.
"Olla. Itu" Oniel kehabisan kata-kata.
"Itu baru Dedel Gw" Olla tersenyum bangga melihat sahabatnya bersikap gentle hari ini.
Disisi lain,
"Del, anak-anak pada gak curiga kan kita gandengan gini ?" Marsha sedikit gugup.
"Kayaknya gak deh! Yah, kecuali sahabat sotoy Gw." Ujar Adel.
Hari ini dua insan itu mulai menujukkan kedekatan mereka layaknya orang pacaran. Meskipun ada beberapa orang yang beranggapan aneh, tapi sebagian besar dari mereka menganggapnya itu adalah hal yang biasa. Toh mereka taunya Marsha dan Adel itu hanyalah sahabatan. Jadi, tak heran jika mereka saling bergandengan tangan. Indah, Ashel dan Katrina pun beranggapan begitu. Terkecuali empat sahabat Adel. Meskipun Adel tidak menceritakan soal hubungan mereka tapi empat orang itu tau jelas bahwa sekarang mereka sedang menjalin hubungan.
"Pokoknya Lo harus jaga jarak ama Ci Shani. Gw gak mau Lo deket ama dia!" Adel mulai memperingati Marsha.
"Iya pacar"
"Zee juga. Hati-hati sama dia!"
"Iya sayang"
"Satu lagi. Kalo suasana kelihatan mulai mendung, lo harus jauh-jauh sama siapa pun. Jangan sampe kelepasan lagi"
"Aduh protect banget sih sayang" Marsha tersenyum sumringah. "Iya..iya!"
Adel mengambil sesuatu dari sakunya lalu menyodorkannya pada Marsha. "Pake ini."
Marsha memelototi benda yang disodorkan Adel. "Ini buat apa ?"
"Ya buat dipakelah masa buat makan!" Adel berekspresi serius bermaksud memberi saran.
"Kalo udah kelihatan mendung putar lagu kuat-kuat biar pas ada kilat sama guntur, lo gak terlalu kaget."
Marsha menatap earphone berwarna pink dengan rasa haru. Matanya berbinar-binar. "Del..."
"Tapi selebihnya sih, Gw akan tetap ngawasin Lo. Itu cuma bagian dari pencegahan aja kalo Gw kebetulan gak ada didekat Lo!"
Sampe segitunya perhatian Adel! Mantap sekali.
Marsha beralih menatap sang pacar dengan sorot tak menyangka. Hatinya merasa sangat tersentuh melihat perlakukan manis Adel terhadapnya. Hal itu semakin membuat perasaan Marsha nyaman menjalin hubungan dengan Adel.
"Del, cium Gw please!" Marsha memohon dengan raut wajah ingin menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
cat and chocolate
RomanceHanya fiksi dan tidak untuk dibawa ke dunia nyata, terimakasih. Tolong bijak dalam membaca