Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertemuan bisnis yang dilakukan Liam berjalan sangat lancar. Para pria berpakaian tak jauh berbeda dengannya terlihat sangat puas dengan hasil pembahasan mereka hari ini. Hanya menggunakan pakaian kasual sejenis kaus polos dan jeans, para pengusaha muda itu mampu memikat ketertarikan dari sebagian besar pengunjung resto yang mereka tempati saat ini.
Di sebuah restaurant yang masih berada di dalam area Marina Bay Sand, mereka memutuskan untuk melanjutkan makan siang setelah pembicaraan mereka untuk membicarakan bisnis berjalan lancar.
"Jadi tinggal eksekusi aja kan?" tanya Tria, seorang pengusaha muda dari Indonesia yang baru mau merintis usaha kuliner di negeri tempat patung Merlion itu berada.
"Lanjut lah, dapet partner yang sat set kayak Liam ngga perlu pusing. Baru pertemuan ke dua aja udah mateng banget kan tuh." sahut Steve, pria berperawakan bule yang lancar sekali berbicara Bahasa Indonesia. Sementara Liam memang lebih banyak mengamati dan menyetujui perkataan dari calon mitra nya itu. Dari pihaknya yang lebih banyak bicara adalah Sarah, sepupu sekaligus asisten yang sengaja Liam bawa untuk membuat pertemuan hari ini lebih santai dan membaur dengan mudah. Well, sepupunya itu memang lebih mudah bergaul daripada Liam.
"Oh iya bro, i'm sorry if it's too personal but i'm really curious. Are you come here with your girlfriend? I saw her with you in the hotel. Kenapa ngga diajak kesini sekalian?" kata Gustav, pria keturunan Mexico-Indonesia yang juga akan bekerja sama dengan Liam. Sementara Liam melihatnya bingung. (*Oh iya bro, gue minta maaf kalau ini terlalu pribadi tapi gue penasaran banget. Lo kesini sama pacar? Gue liat dia sama lo tadi di hotel.)
"No i'm not. Saya kesini cuma bareng Sarah, sepupu saya ini." kata Liam.
"Oh ya? Tapi tadi gue yakin kalau yang gue lihat itu lo. Lagi sama perempuan di lobby hotel" Liam masa bodo sebenarnya. Tapi ingatannya kembali pada kejadian pagi tadi di hotel.
"So sorry." seorang wanita menunduk didepan Liam sambil meraih tasnya yang terjatuh.
"It's okay." Liam memilih berlalu, karena tabrakan yang terjadi antara perempuan itu dan dirinya memang bukan salahnya jadi ia bersikap cuek saja. Tapi belum berjalan jauh, suara wanita itu kembali terdengar.
"Hei, Liam bukan sih?" Liam menengokkan kepalanya. Di sana, terlihat Sarah yang sedang tersenyum lega karena orang yang tidak sengaja adalah seseorang yang ia kenal.
"Aduh maaf banget, aku lagi buru-buru jadi ngga sengaja nabrak. Kebetulan banget kita ketemu disini."
"Oh, itu. Dia rekan kerja saya. Ngga sengaja ketemu di hotel." Gustav menganggukan kepalanya.