Tumpeng

2.2K 292 69
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMentHappy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi elo." nada suara Nathan yang kelewat santai membuat Chery mengerutkan dahi dan menengok pada kakaknya itu. Ia sempat gugup saat tubuhnya ditarik kedalam pelukan Liam tanpa aba-aba. Takut jika Nathan berpikir terlalu jauh karena tindakan kekasihnya itu. Dan saat mendengar nada jengkel dari Nathan, Chery mendadak lemas.

"Surprise." balas Liam datar sambil menggenggam tangan Chery dan membawanya duduk bersebelahan dihadapan Nathan. Sementara Chery memandang bingung karena interaksi keduanya.

"Ck ini mah bukan love bombing. Emang pelakunya aja newbie. Ngga ngerti cara pacaran tuh harusnya pelan-pelan."

"Lo kenal sama Mas Liam?" Nathan langsung memandang jijik pada adiknya.

"Sopan banget lo manggil Liam." sementara Liam diam saja. Dirinya sudah menahan seharian untuk bertemu Chery. Tapi mengingat sifat Nathan, pembicaraan mereka mungkin tak akan memakan waktu yang sebentar.

"Mas kenal sama Nathan?" Liam membalas tatapan kebingungan Chery. Ia tersenyum tipis sebelum mengangguk.

"Kenal sejak 5 tahun lalu. Tapi saya ngga pernah tau kalau adiknya Nathan itu kamu sebelum akhirnya ketemu waktu audisi lalu." Chery menarik tangannya yang terus menerus dimainkan oleh tangan Liam. Mengacuhkan tatapan protes dari Liam yang kehilangan mainannya. Chery suka sih, tapi kan ia mau penjelasan dari kedua pria dihadapannya ini terlebih dulu. Biar kepalanya tidak bingung.

"Jangan sepotong-sepotong dong jelasinnya. Gimana bisa kenal? Nath?" Nathan menghela napas jengah.

"Kenal di Lombok. Papa also knows him. Waktu pertama kali buka Rumah Kain, Liam ngirim proposal kerja sama. Ke papa salah satunya. Sejak itu, kita jadi lumayan deket karna bisnis."

"We're friends, babe. Orang-orang yang kerja di bidang kuliner memang circle-nya ngga jauh-jauh." kata Liam menimpali. Ia kembali meraih tangan Chery untuk digenggam.

"Jadi, rekan bisnis atau temen?"

"Ck iya temen, elah." kata Nathan akhirnya. Berbeda dengan Nathan yang keliatan jengkel, Liam malah terlihat berseri-seri sambil terus menatap wajah Chery. Tangannya tidak bisa diam sejak tadi. Entah untuk memainkan tangan Chery, memainkan rambut Chery atau bahkan mengelus-elus pipi kekasihnya itu.

Melihat hal itu, Nathan dibuat semakin jengah dan tidak betah. Niatnya, ia akan memberi ospek pada kekasih Chery sampai gemetar. Tapi tanpa diduga, kekasih Chery adalah kenalannya sendiri. Dengan ide yang baru saja mampir diotaknya, senyum jail tiba-tiba muncul.

Cherry On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang