Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepanjang hari Minggu kemarin, Chery merasa lesu karena bayang-bayang wajah kecewa Liam terus menerus menghantuinya. Ia juga beberapa kali mencoba untuk menghubungi kekasihnya itu tapi tidak juga mendapat jawaban. Mental Chery tidak setebal mental Liam. Ia hanya berani mencoba hingga panggilan ke 10. Setelahnya, ia tidak lagi berani menelepon ataupun sekedar mengirimkan chat pada kekasihnya itu.
Nathan melihat adiknya yang sedang galau itu dengan serba salah. Ia bahkan sampai membatalkan penerbangannya pulang ke Bali sore itu hanya untuk memastikan kalau Chery tidak sendirian hingga nantinya Chery kembali ke Kalingga.
Nathan akhirnya baru bisa pulang ke Bali Senin subuh tadi dengan penerbangan paling pagi untuk mengejar janji temu yang sudah ia buat sejak minggu lalu. Di saat yang lain, Chery juga mau tidak mau harus kembali menjalani harinya sebagai salah satu kontestan kompetisi masak terbesar di Indonesia. Ia terlihat tidak bersemangat sejak bangun tidur pagi ini. Bunga bahkan berulangkali memperingati Chery untuk fokus dan mulai bersiap.
Selebgram terkenal itu mau tidak mau harus ikut mengurus Chery. Bagaimana tidak, Bunga sudah terlanjur membuat janji. Pesan dari calon masa depannya itu terus terpatri rekat di dalam ingatannya. Kemarin sore, Chery kembali ke Kalingga dengan diantar oleh sosok tampan pujaan hati Bunga. Kakak dari calon adik iparnya itu menitip pesan pada Bunga agar menjaga Chery karena kondisi adiknya itu katanya sedang kurang sehat.
"Kamu Bunga kan?" baru saja membuka pintu, Bunga langsung disuguhkan dengan wajah tampan dari sosok yang menjadi pujaannya sejak beberapa minggu terakhir. Ia yang masih speechles dan terkagum dengan wajah Nathan hanya bisa mengangguk dengan wajah yang terlihat konyol.
"Hmmm ini Chery nya lagi kurang sehat. Saya boleh minta tolong untuk bantu jagain? Cukup pastiin dia makan sama istirahat aja sih."
"B-boleh. Boleh banget dong! Kenapa ngga boleh? Boleh boleh. Kebetulan aku temen sekamarnya. Tenang aja, nanti aku bantu jagain Chery. Kalo perlu aku suapin dan kelonin kalo anaknya bandel." Nathan mengulum senyumnya saat melihat Bunga yang sudah mengangguk ribut kelewat semangat padanya.
"Oke makasih ya."
"No need." kata Bunga tersipu.
"Oh boleh sekalian minta nomor telfon? Buat jaga-jaga aja kalo Chery ngga bisa dihubungin."
Saat itu juga Bunga langsung mengiyakan dengan cara yang paling manis. Siapa juga yang mau menolak jika yang meminta tolong adalah pria tampan.
"Cher, yang semangat dikit dong. Jangan klemar klemer begitu. Kita udah ditunggu di bawah buat sarapan tau."