Definisi dari kata kuat itu bukan berarti tidak pernah dan tidak boleh menangis. Tetapi, orang yang kuat itu adalah orang yang terus beristikamah di jalan Allah ketika menghadapi segala ujian dan godaan~Rumah Biru~
Selesai membeli semua perlengkapannya, Navi mulai menuangkan yang tadi dia beli ke botol yang memang dibawakan oleh Uminya, botol khusus sabun, sampo, deterjen dan lain lain agar lebih rapi kalau kata uminya
"Vi kita nanti sholat Dzuhur berjamaah terus langsung rapat yah tadi Ustadzah Lili kasih salam buat kamu" ucap Ustadzah Fatimah
"Oh nggeh mba, siap waalaikumussalam"
Navi menaruh semua botolnya di lemari bagian bawah, disitu juga ada sendal khusus ngaji, khusus mandi, dan Sendal bersih atau sendal yg hanya digunakan untuk keluar pondok
Kenapa dibedakan ?
Sebenarnya tidak wajib namun Navi selalu diajarkan Uminya agar membedakan sandal di kamar mandi maupun sendal sehari hari, agar lebih terjaga juga kesuciannya
Sendal khusus kamar mandi biasanya hanya sendal swalaw murah yang harganya 10 ribuan beda dengan sendal keluar pondok yg biasanya paling mahal
Sedangkan sandal yg biasanya untuk ngaji itu sandal yang harus super duper ekstra dijaga karna kalau lalai pasti akan dighozob
"Mba Fat doyan jajanan pedes gini gak ?"
"Waduh ini mah kesukaan aku Vi, duh tapi sekarang aku gak boleh kebangakan Vi, udah types soalnya hehehhee"
"Hehhehe sama mba aku kalau ketauan Umi makan banyak juga pasti dimarahin"
Tak terasa keduanya mengobrol lagi sembari memakan jajanan yg dibawa Navi, Adzan Dhuhur berkumandang di Masjid Al Hidayah Banat
Navi dan Fatimah langsung membereskan makanannya, mencuci tangan di keran dekat tangga lalu membawa mukenahnya menuju masjid
Sampai di Masjid Navi dan Fatimah menaruh mukenahnya didalam sedangkan keduanya berjalan menuju kamar mandi masjid
Kamar mandi yang biasanya full jemuran karna ini juga ada jemuran umum sekarang hanya ada beberapa baju saja, kamar mandinya pun masih bersih, tak ada tumpukan pembalut, sampah makanan maupun sampah deterjen
Navi dan Fatimah langsung mengambil air wudlu, sensasi dingin kembali terasa ditubuh Navi
Saat pulang ke Jakarta jujur ini salah satu yang dia rindukan, diJakarta panas sedangkan di sini dingin karna didaerah pegunungan
Selesai Wudlu keduanya kembali ke masjid dan memakai mukenahnya, jilbab yang tadi masih dikepala dilepas setelah memakai mukenah karna basah lalu dijemur di pagar jalan menuju komplek Banat yang biasanya dijadikan tempat kitab ketika mau wudlu atau sekedar menjemur jilbab seperti yg dilakukan Navi dan Fatimah
Banyak pengurus Putra maupun Putri yang sudah mulai berdatangan,walaupun Pengurus, Abdi Dalem dan Asatidz diperbolehkan membawa hp namun tidak untuk saat menunggu iqomah di masjid, semuanya diwajibkan untuk membaca AlQuran
10 menit hampir semuanya sudah ada dimasjid, yang haid duduk di serambi
Namun masih belum ada Imam Sholat, biasanya di Masjid Banat yg mengimami pasti abah Yai kalau tidak nanti dibadali Kang Ndalem namun berbeda dengan hari ini
Kang Alwan yang biasa membadali tidak berani karna ternyata Putra abah yai sendirilah yang akan mengimami karna tahun ini beliau diberi amanah menjadi kedua oreantasi putra putri jadi yang akan membuka rapat hari ini pun beliau
Tak lama lelaki yang ditunggu pun datang, Gus Arash Hilman Al Naqib putra ke dua dari kyai Abdurrahman Al Naqib
Lelaki itu datang dengan gagahnya memakai baju koko Putih, sarung hitam dan peci hitamnya masuk ke Masjid membuat semua mata tertuju padanya
Sebelum mengimami Gus Arash terlebih dahulu menunaikan sholat Tahyatul Masjid dan Sholat Qobliyah Dzuhur barulah dia menyuruh kang Alwan untuk Iqomah
Semua jamaah berdiri menyimpan Al Qurannya di rak yang disediakan
Selesai Sholat, Gus Arash terlebih memimpin Wirid yang biasa dibacakan, meskipun hanya Pengurus dan Asatidz Abah Yai selalu mewajibkan untuk tetap membaca Wirid begitupun jika santri pulang pasti abah Yai mengamanahi untuk tidak tinggal wirid
Setiap pondok pasti punya amalan yang berbeda namun setiap pondok pasti mewajibkan istiqhomah dalam membaca Wirid
Wirid itu ibarat penopang kata abah yai
Selesai membaca Wirid, Gus Aras berdiri memegang Mic, dia memberikan arahan untuk oreantasi tahun ini
Jika di tahun sebelumnya ketuanya adalah pengurus tahun ini Anak Abah yai sendiri karna dia cukup geram dengan beberapa peraturan yang menurutnya kurang
Seperti saat oreantasi luar menggunakan baju olahraga saat disekolah sebelumnya dan bawahannya sarung
Beliau kasihan dengan yang tidak bawa maupun yang sudah kekecilan, itu akan membuat lekuk tubuhnya kelihatan
Orenatasi pun digelar lebih cepat, hanya dari jam 8 sampai jam 11 saja karna santri baru perlu penyesuaian jika terlalu lelah di oreantasi pasti malamnya saat belajar Pegon akan tidak fokus
Panitia Oreantasi di pisah putra dan putri meskipun gedungnya nanti akan jadi satu namun jika oreantasi luar putra akan dilapangan sementara putri di depan masjid Banat
Setiap panitia diisi 6 orang dari Asatidz dan Pengurus
Navi kali ini 1 Panitia dengan Fatimah dan Fikri yang dari Asatidz dan 3 lainnya dari Pengurus dan ke enamnya mendapat tugas dibagian hafalan surat pendek
Selesai rapat, Gus Arash pergi terlebih dahulu dari Masjid baru para pengurus dan Asatidz keluar
Santri baru akan datang 2 hari lagi sedangkan santri lama 5 hari lagi
Kenapa lebih cepat santri baru ?
Ya karna ada masa oreantasinya, sengaja dibuat lebih cepat dari santri lama karna kalaupun santri lama datang, mau melakukan kegiatan apa saat santri baru oreantasi ? Yang ada hanya duduk duduk saja jadilah abah yai memberi kelonggaran
************
Yg pernah mondok spill keseruannya dong dan dari pondok mana
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Biru
Fanfiction"Apa kamu tidak punya malu melamar saya ? kamu perempuan Ustadzah Fikri" "Bukankah Sayidah Khadijah istri Pertama nabi pun melamar Nabi Gus ? apa salahnya ?"