RB ~26

6.5K 451 33
                                    


Jangan melukai hatimu demi menjaga hati yang lain. Fikiran mereka tak sama sepertimu.
Jangan buat hatimu sakit.
Kamu berhak bahagia

~Rumah Biru~











Gus Arash sudah menelfon umi Khadijah dan beliau pun mengatakan dari kemarin ayahnya Fikri memang memaksa bertemu Arash

Entah apa yang dibicarakan

Umi Khadijah membolehkan membicarakan ini di Ndalem dan Umi Khadijah juga Abah tak akan ikut duduk disana

Tepat jam 2 Gus Arash dan Ning Navi menggunakan motor menuju Ndalem, meskipun Firasat Navi sudah tak enak namun sebisa mungkin dia berfikiran positif

Navi melingkarkan tangannya di pinggang suaminya. Keduanya melewati Asrama Putra agar lebih cepat menuju Ndalem

Sepanjang perjalanan, Ning Navi menunduk tak berani menatap sekeliling karna sudah dipastikan santri putra banyak disekitarnya

Hingga sampai di Ndalem ternyata Fikri dan orang tuanya sudah menunggu

Melihat kedatangan Gus Arash dan Ning Navi, ketiganya langsung berdiri dan menghampiri keduanya

"Assalamualaikum Gus" ucap Ayah Fikri menyalami Gus Arash

"Waalaikumussalam, monggoh masuk" ucap Arash

Arash menggenggam tangan Navi masuk ke Ndalem lalu duduk di kursi Ruang tamu sementara Umi dan Abah di Lantai 2 karna tak mau mengganggu

"Monggoh apa yang ingin disampaikkan ke saya" ucap Gus Arash mengawali pembicaraan

Belum Ayahnya Arash menjawab, mba Nadia datang membawa minuman

Baru setelah mba Nadia pergi, Ayahnya Fikri berani ngomong

"Begini Gus, Ning mungkin njenengan berdua sudah tau dengan sakitnya Fikri ini, Fikri dirawat dirumah sakit itu 5 hari Gus, Ning. Dia demam tinggi dan bukan hanya saya namun banyak santri juga yang ngomong kalau penyebabnya adalah kalian berdua"

Mendengar itu Spontan Navi dan Arash langsung saling menatap, apa hubungannya ?

"Dan selama di rumah sakit anak saya ini sering linglung gus bahkan sampai sekarang, kadang sadar kadang kaya orang linglung lagi, saya cuma takut nanti saraf otaknya kena"

"Lalu maksudnya bagaimana ?"

"Saya bermaksud mengulang permintaan Fikri kala itu, melamar Gus Arash untuk Fikri dan menjadikan Fikri istri keduanya Gus Arash"

Navi mendengar itu langsung mengepalkan tangannya. Wajahnya yang tadi ramah kini berubah, entah apa yang ada difikiran ayahnya Fikri sampai tak ada malu ingin anaknya menjadi istri ke 2 bahkan pada pasangan yang belum 1 bulan menikah

"Saya tidak bisa pak, saya sudah berjanji pada Allah untuk menjadikan Dia satu satunya istri saya" ucap Arash lalu menggenggam tangan Navi yang mengepal

"Bukankan sunnah nabi untuk berpoligami Gus ? Ning Navi juga pasti sudah faham ilmunya, surga dijanjikan untuk Ning Navi jika menyetujui"

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang