RB ~ 8

7.1K 487 4
                                    


Mungkin saja tidak adanya keinginan untuk sholat lagi di hatimu bukan karna hidayahnya yang belum kembali datang
Namun Allah yang sudah tak lagi rindu

Tamparan dari
Ustadzah Halimah Alaydrus

~Rumah Biru~

















Navi dan Fatimah berjalan dengan lututnya mendekati kursi umi diruang tamu

"Eh sudah datang, duduk aja disitu Fatimah, Navisha" perintah umi Khadijah namun keduanya tak berani karna takut Suul Adab

"Gapapa Ning Fat, Ning Nav kalian duduk disini aja" ulang Umi Khadijah yang membuat keduanya menatap ibunyai nya itu dengan tatapan cengo

"Disini saja umi"

"Mau dikursi atau mau tak umumke kalian itu anak'e Gus"

"Njeh mi duduk saja" jawab Fatimah

Keduanya langsung duduk dikursi yang tadi siang diduduki Fikri, disebrangnya ada ning Zaenab yang tadi sedang mengobrol

Sedangkan suaminya ada di lantai 2 tengah mengobrol dengan Abah

"Ini aku boleh denger ndak ?" Tanya ning Zaenab yang langsung diangguki keduanya

"Lucu yo Nab Cucunya Kyai Amrullah sama Kyai Hamid iki, ndak ono yang mau dipanggil ning" ucap Umi pada Ning Zaenab membuat Fatimah dan Navi tersenyum malu

"Iyo mi, kenopo toh ning, kok ndak mau dipanggil ning, kan sebuah gelar kehormatan itu"

"Malu ning" jawab Fatimah lirih

"Yo ndak boleh malu toh ning, harus bangga dengan gelar dari Mbahkung kalian, ndak semua ornag bisa dapet loh, kalian diistimewaken malah ngumpet"

Lagi lagi keduanya hanya tersenyum malu

"Udah udah Nab, nah sekarang kalian ada apa pengin ketemu umi"

Fatimah menyenggol Navi bermaksud agar Navi yang menceritakan namun Navi juga menyenggol Fatimah agar sebaliknya

"Lah ko malah senggol senggolan toh ning" tegur Ning Zaenab

"Niku (itu) umi, Ustadzah Fikri dari siang belum keluar kamar, beliau ndak sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Belum sholat Isya, ustadzah Ivani nya marah karna kamarnya di kunci dari dalem"

Umi Khadijah terkekeh sebentar

"Udah tau apa alesanne ?"

"Belum umi tapi niki ada Hpnya Ustadzah Ivani ada Chatnya sama Ustadzah Fikri"

Navi membuka bagian room chat itu lalu memberikannya pada Umi Khadijah

Umi Khadijah kembali terkekeh lalu memberikannya pada Ning Zaenab

"Gara gara Umi Nab katanya" ucap Umi disela kekehannya

"Ya ono ono wae arek itu (ya ada ada saja anak itu)" jawab Ning Zaenab

"Kalian mau nyuruh umi buat mbujuk gitu ning ?" Tanya Ning Zaenab

"Nggeh ning soalnya takut kena dosa karna ada temen yang ndak sholat"

"Yang penting kan sudah diingatkan, itu ndak masuk dosa kok Ning" jawab Ning Zaenab

"Gini, umi tak telfon aja Fikrinya, kaki umi lagi agak sakit kalo buat naik ke lantai 2"

"Nggeh mi"

Umi Khadijah mengambil hpnya di saku gamis lalu menelfon nomor Ustadzah Fikri dan langsung diangkat

Fikri kamu belum sholat yoo ?

Tanya umi setelah menjawab salam dari Ustadzah Fikri

Belum umi, ini baru mau sholat Isya

Terdengar suara isakan yang menurut Umi Khadijah seakan di buat buat, Fatimah dan Navi juga Zaenab pun merasakan demikian karna umi Khadijah menloudspeker hpnya jadi 3 orang lainnya bisa dengar

Yo jangan hanya Isya, Dzuhur Ashar sama Mahribnya gimana ? Besok kamu kesini terima ta'ziran

Usia mengatakan itu Umi Khadijah langsung menutup hpnya lalu menyuruh Fatimah dan Navi kembali ke Asrama

Keduanya mengangguki namun belum keluar pintu dapur umi kembali memanggil lalu mengambil beberapa makanan di kulkas untuk dibawa

Keduanya pun menerima lalu keluar dari dapur melewati Gus Arash yang masih mengobrol dengan Ning Auliya yang mengoceh tak jelas

"Sampun ning ?" Ledek Gus Arash yang langsung mendapat tatapan tajam dari Fatimah dan Navisha

"Sampun Gus" jawab kesal keduanya lalu dihadiahi kekehan okeh Arash

Keduanya berjalan lalu naik 1 tangga menuju kamarnya disana Ustadzah Ivani masih berada didepan kamar 1 yaitu kamar Navi dan Fatimah sembari memakan jajanan milik Navi

"Gimana Nav ?"

"Loh belum keluar Ustadzah ?"

"Ya kalo udah keluar aku udah masuk kamar Nav, belum keluar sama sekali"

"Tadi umi udah telfon suruh sholat, terus besok disuruh ke ndalem ada ta'ziran"

"Hmmmm rasain"

"Eh itu apa Vi ?" Tanya Raisa

"Oh ini jajan dari Umi, yuk Ustadzah makan lagi sembari nunggu"

Dibuka kresek itu ternyata isinya 2 tepak besar Stup roti dan 1 tepak salad

Kelima orang itu kembali makan makanan umi yang penuh barokah itu

Disaat tengah memakannya, pintu kamar 3 dibuka terlihat Fikri dengan mata sembabnya keluar membawa gayung berisi peralatan mandi dan handuk di lehernya

Ustadzah Ivani menatap sinis wanita sekamarnya itu

Lalu kembali memakan makanan pemeberian umi begitupun Ustadzah yang lain

Fikri mandi di malam hari lalu mengambil Air wudlu dan sholat Isya munfarid

Setelah itu dia langsung tidur di kasurnya

Ustadzah Ivani yang baru masuk pun tidur membelakangi Fikri, terdengar isakan dari Fikri yang membuat Ivani terganggu

"Brisik Fikri, kalo mau nangis sana di kamar mandi sama Tante*"

Fikri langsung berhenti mengisak lalu tidur begitupula Ivani

































********************

*Tante =  Mbah kunti

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang