Menunggumu dalam kesabaran lebih indah bagiku daripada mengungkapkannya. Menantimu dalam doa lebih bermakna daripada menjelaskannya
~Rumah Biru~
Khaul Pendiri Pondok Darul Jannah tinggal 3 hari lagi, Khaul ke 8 Kyai Aminudin akan diselenggarakan hari Senin tanggal 1 Dzulhijjah sedangkan Ahadnya akan ada Pernikahan Putra bungsu Abah Abdurrahman dan Umi Nyai Khadijah
Yang akan menikah dengan Ning Navisha Suraya Nandra putri Gus Ahmad Anandra dan Ning Shofia Suraya Hasyim dari Pondok Pesantren Annur
Berita itu sudah tersebar ke seluruh pondok, semua kaget saat banner terpampang besar di Depan Masjid.
Biasanya memang ada 2 Banner besar yang akan dipasang di gor yaitu Baner pengumuman Acara Khaul dan Banner tempat tanda tangan Alumni
Namun kali ini ada tambahan Banner didepan masjid yaitu pengumuman Pernikahan Gus Arash dan Ning Navisha
Navi pun sudah membereskan barang di Asrama dibantu Fatim sehari sebelum Banner itu di pasang, dan sekarang dis sudah ada di Ndalem, belum tidur di kamar Gus Arash, dia tidur di kamar tamu lantai 2 ditemani Fatimah
Sejak itu batang hidungnya sama sekali tak terlihat, ya memang kalau kegiatan Ndalem jarang terlihat oleh santri diluar ndalem namun Navi memang jarang keluar kamar, dia hanya keluar kalau ingin membantu memasak, dipanggil umi maupun seperti sekarang menyambut kedatangan keluarganya
Navisha keluar dari Ndalem menuju Garasi langsung memeluk Umi dan Abahnya yang datang duluan
"Cantik banget anak Umi ini, lagi dipingit bu nyainya yah" goda Umi Shofia
"Eh ini Putrinya Ning Zahidah yah ? Pondok Al Munawar ?" Ucap Umi Shofia pada Fatimah yang ikut menyambut
"Nggeh bener ning"
"Wah MasyaAllah gimana kabar umi mu ?"
"Alhamdulillah umi baik, besok mau kesini ning, mau liat akadnya Gus Arash dan Ning Navi"
"Alhamdulillah udah lama ndak ketemu umi kamu, mas ini ada putrinya kyai Zaid nih mas" ucap umi Shofia memanggil suaminya yang tengah dipeluk putrinya
"Wah MasyaAllah, Abah sehat Ning ?"
"Alhamdulillah sehat Gus"
Keempatnya masuk ke Ndalem dengan Navi yang dirangkul Abahnya
Acara pernikahan akan dilaksanakan besok jam 8 pagi, meskipun sudah nikah secara sirih, Navi tetap belum berani berdekatan dg Gus Arash karna pernikahan sirihnya hanya diketahui orang orang terdekat
Sebenarnya Acara Penikahan ini tidak akan digelar di Pondok Darul Jannah, melainkan di Pondok Annur
Namun karna di Pondok Darul Jannah akan sekalian acara Khaul jadi di barengkan disini namun di Pondok Annur pun akan tetap dilaksanakan syukuran pada hari jumatnya
Navi duduk di ruang tamu yang sudah dikeluarkan kursinya, jadi semuanya sudah digelari karpet dan akan duduk lesehan
Beberapa ndalem terlihat tengah merangkai melati untuk besok, nantinya melati ini akan ditaruh dulu dikulkas agar tak layu
Umi Shofia dan Fatimah ikut membantu merangkai melati menjadi panjang yang akan digantungkan di setiap sisi Ndalem dan Masjid tempat acara pernikahan besok
Juga di Gor tempat Resepsi besok
Sementara Navi sedang mesra mesranya bersama sang Abah, dia menaruh kepalanya di pundak Abahnya sembari mendengarkan nasehat yang tak pernah dia bosan dengarkan walaupun setiap hari akan selalu masuk ke telinganya
"Mas gak kesini Bah ?"
"Kesini nanti siang sama mbah kung, nunggu Sahil nya pulang sekolah nduk"
"Bah, mau tanya boleh ?"
"Boleh, mau tanya apa ?"
"Kenapa abah yakin dengan Gus Arash ?"
Gus Ahmad melingkarkan tangannya ke pinggan putrinya lalu mencium puncak kepalanya sebentar
"Karna Akhlaqnya, nasabnya, adabnya, dan budi pekertinya. Waktu itu Abah gak langsung nerima Gus Arash sebagai menantu, abah minta waktu sebulan, abah cari tau benar benar siapa itu Gus Arash, Nasabnya dari siapa saja, akhlaqnya bagaimana dan semuanya sesuai dengan kriteria Abah walaupun kedepannya kita ndak tau bagaimana takdirnya nanti tapi abah yakin Gus Arash lelaki baik untuk putri Abah yang baik ini"
"Abah nanti kesepian gak kalau aku nikah ? Kan abah sama umi cuma berdua dirumah"
"Ya tinggal bikin adik kamu aja"
Navi langsung menepuk paha abahnya, selera humornya memang sangat receh abahnya ini
"Yo ndak papa kan kalo kamu punya adik lagi ? Umi dan Abah ndak sendirian lagi"
"Ndak papa bah, cuma kok lucu, Om sama Ponakan seumuran"
"Hahahaha yo ndak, tuaan omnya dong, kan udah ada diperut Ummi sekarang sedangkan ponakannya belum dibikin"
Navi mencerna kalimat abahnya tadi
Maksudnya ?
Uminya Hamil ?
"Umi Hamil ?" Tanya Navi dengan suara agak keras
"Alhamdulillah jalan 3 bulan sayang"
"Abah jangan becanda ih, serius dong bi"
"Serius nak, Umimu hamil 3 bulan, tanya aja sendiri"
Navi langsung bangkit dan mendekati uminya yang tengah mengobrol dg Fatimah dan beberapa Ndalem
"Mi"
"Loh abahnya sama siapa ?"
Navi tak menjawab dia justru duduk disamping uminya
"Umi Hamil ?"
Umi Shofia pun tersenyum lalu menaruh tangan Navi di perutnya
"Alhamdulillah adiknya sudah 3 bulan di perut umi"
"Kok gak ngasih tau sih miiiiii"
"Umi sama Abah baru tau sebulan lalu, umi sama abah saking kagetnya lupa kasih tau Navi dan mas Adzam, Ini baru keinget mau ngasih tau kamu eh abah udah ngasih tau dulu"
"Ya Allah mba Fat, judulnya adik beda 21 tahun iki mba"
"Hahahahaha gapapa toh Vi, biar umi sama Abah ada temennya dirumah"
*************************
Ustadzah Fikrinya libur dulu yah
Aku agak sebel kalo inget orang aslinya 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Biru
Fanfiction"Apa kamu tidak punya malu melamar saya ? kamu perempuan Ustadzah Fikri" "Bukankah Sayidah Khadijah istri Pertama nabi pun melamar Nabi Gus ? apa salahnya ?"