RB ~ 33

6.3K 436 8
                                    


Jangan menjadi Pelangi untuk orang yg suka hitam

~Rumah Biru~



















T

epat jam 3 pagi setelah sholat Tahajud, Navi membuka kulkas didapur namun makanan yg dia inginkan dari semalam tak ada

Dia menatap isi kulkasnya yg berisikan bahan makanan saja, tak ada buah yg dia inginkan

Mungkin kalau kata orang ini namanya Ngidam

"Mau masak apa jam segini Suraya ? Mau puasa ?"

"Enggak mas" jawabnya Lesu

Navi masih berjongkok didepan kulkas membayangkan buah yg semalam ingin sekali dia makan

"Kenapa ? Kok jongkok didepan kulkas begini ? Ada yg pengin dimakan ?" Tanya Arash yg diangguki Navi

"Mau makan apa Suraya ?"

"Semangka Kuning mas"

"Ya sudah nanti siang kita beli yah"

"Penginnya sekarang, pengin metik langsung kalau bisa"

"Hah ? Sekarang ?" Tanya Arash dengan nada kaget

"Iya tapi gak usah wes, siang aja" ucapnya lalu bangkit dan menutup pintu kulkas agak keras lalu masuk kedalam kamar

Arash mengusap wajahnya, ini Ngidam ke 2 yg menurutnya agak aneh

Ngidam pertamanya Navi itu pengin Arash potong Rambut di jam 10 malam, saat itu Arash tak mengabulkannya dan alhasil dia didiamkan selama 2hari dan kembali diajak ngobrol setelah diajak ke Barber di Pesantren setelah Isya dan Navi kembali dengan Mood yg bagus setelahnya

Arash mengambil hpnya di kamar, terlihat istrinya tengah duduk bersila dan masih memakai mukenahnya sembari murojaah

Arash menghubungi nomor salah satu wali santri yg rumahnya tak jauh dari Pesantren dan dia sering melihat bahwa Walisantri itu punya kebun buah

Barangkali ada buah semangka Kuning

Meskipun ragu akan diangkat karna ini masih jam 3 namun ternyata telfon itu diangkat

Sempat terdengar suara khawatir dari sana di jam sebelum subuh seorang Gus Pesantren putranya menelfon , takut ada hal yg tak mengenakkan dari putranya

Namun gus Arash mencoba menenangkannya dan mengatakan yg sejujurnya ingin membeli semangka itu namun memetiknya sekarang

Wali Santri bernama Kartono itupun membolehkan dan sangat senang akan kedatangan anak Kyai itu

Namun pak Kartono memberi saran untuk memetiknya setelah Sholat Subuh saja karna kalau sekarang keadaan kebun sangat Gelap dan susah mencari buahnya

Arash mematikkan telfonnya setelah berterima kasih dan mrnghampiri istrinya yg tengah murojaah surat Al Qalam

Arash rebahan disamping istrinya sembari beberapa kali membenarkan hafalan istrinya

فَاَ قْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَلَاوَمُوْنَ

قَا لُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا   ۜ  هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

"Itu Yasin Suraya, sambungan yg benar itu
قَا لُوْا يٰوَيْلَنَاۤ اِنَّا كُنَّا طٰغِيْنَ "

Dan terus berlangsung sampai subuh

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang